Asumsi Pertumbuhan Tak Akan Diubah

Sabtu, 25 April 2015 - 11:55 WIB
Asumsi Pertumbuhan Tak...
Asumsi Pertumbuhan Tak Akan Diubah
A A A
JAKARTA - Pemerintah menilai belum perlu mengubah asumsi pertumbuhan ekonomi yang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 ditetapkan sebesar 5,7%.

”Targetnya itu sampai sekarang masih sesuai APBN. Selama APBN tidak diubah, itu target pemerintah dan menjadi acuan,” kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian SofyanDjalildiJakartakemarin. Sofyan juga mengaku tak khawatir bila pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama masih berada pada kisaran angka 5%.

Masih ada waktu untuk melakukan pembenahan pada kuartal-kuartal berikutnya. Sofyan pun menilai, jika ada asumsi makro yang meleset sedikit, tidak menjadi masalah sehingga pemerintah harus mengajukan lagi revisi APBN. ”Yang penting angka setahunan yang kita lihat. Target APBN kan setahun, bukan kuartal. Tapi, semester pertama mungkin tidak tercapai, akan dikejar di semester kedua,” tandasnya.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2015 hanya berada pada kisaran 5%, dipengaruhi kondisi perekonomian global yang masih mengalami kelesuan. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, di kuartal I dan II pertumbuhan ekonomi masih ada pada kisaran 5% atau sedikit di atasnya.

Agus menilai kondisi ekonomi secara keseluruhan pada 2015 tidak jauh berbeda dengan 2014, yang terpengaruh kondisi perekonomian di Amerika Serikat serta melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. ”Secara umum kita melihat kondisi 2015, kurang lebih sama dengan 2014, atau belum menunjukkan perbaikan yang berarti. Pertumbuhan di negara lain tidak terlalu menggembirakan dan itu tercermin di harga komoditas yang melemah,” paparnya.

Sebelumnya BI juga menilai ada risiko pertumbuhan ekonomi tahun ini mengarah ke batas bawah dari proyeksi di kisaran 5,4-5,8%. Pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi tahun ini akan dipengaruhi seberapa besar dan cepat realisasi berbagai proyek infrastruktur yang direncanakan pemerintah.

Selain itu, pertumbuhan juga akan sangat dipengaruhi tingkat konsumsi dan kinerja ekspor yang diharapkan secara gradual akan membaik. ”Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I diperkirakan masih moderat. Pertumbuhan diperkirakan baru kembali meningkat pada kuartal II,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara belum lama ini.

Menurut dia, konsumsi diperkirakan masih cukup kuat pada kuartal I/2015. Pengeluaran pemerintah diperkirakan masih tumbuh terbatas sesuai pola realisasinya awal tahun dan baru akan meningkat mulai kuartal II/2015 dan seterusnya. Sedangkan perkembangan ekspor dan investasi mengindikasikan ada kecenderungan melambat.

Ekspor diperkirakan masih terkontraksi meski mulai mengalami perbaikan, sejalan masih lemahnya harga komoditas dan melambatnya permintaan dunia, khususnya untuk produk manufaktur. ”Pertumbuhan investasi juga diperkirakan masih tertahan meski akan meningkat pada kuartal II dan kuartal berikutnya seiring semakin meningkatnya belanja modal pemerintah pada proyek-proyek infrastruktur,” tuturnya.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2015 memang masih dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga. Sektor itu justru yang bisa memberikan kontribusi dalam perekonomian ketika kondisi global sedang melemah.

”Mungkin lebih banyak pada konsumsi rumah tangga, tapi pokoknya kita mesti memahami secara global bahwa sedang terjadi perlemahan sekarang ini,” katanya. Pemerintah berharap pada percepatan penyerapan belanja infrastruktur, peningkatan investasi, serta membaiknya kinerja ekspor sehingga pertumbuhan ekonomi bisa memenuhi ekspektasi 5,7%.

Rabia edra
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8096 seconds (0.1#10.140)