Gunnebo Indonesia Ekspansi Bisnis

Minggu, 26 April 2015 - 11:09 WIB
Gunnebo Indonesia Ekspansi Bisnis
Gunnebo Indonesia Ekspansi Bisnis
A A A
SINGAPURA - Perusahaan penyedia peranti keamanan, Gunnebo Indonesia, tiap tahun melakukan investasi rata-rata dua juta euro. Investasi tersebut dalam rangka melakukan ekspansi bisnis, terutama untuk penambahan kapasitas produksi pabriknya yang berlokasi di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

“Bisnis kami di Indonesia tiap tahun selalu tumbuh. Karena itu, tiap tahun kami tambah investasirata- rataduajutaeuro. Ituhanya untuk ekspansi pabrik saja,” kata Sacha de La Noe, senior vice president Asia-Pacific Region Gunnebo Security, di sela Retail World Asia 2015 di Suntec Convention & Exhibition Centre Singapura, Rabu (22/4) lalu. Sacha mengungkapkan, Indonesia merupakan pasar yang prospektif sehingga tak mengherankan apabila pertumbuhan bisnis Gunnebo Indonesia tiap tahun rerata bisa mencapai 18%.

Apalagi, pabrik yang di Indonesia di bawah payung hukum PT Chubb Safes Indonesia ini selain melayani pasar domestik, juga pasar ekspor. “Pabrik Gunnebo didesain tidak hanya (melayani) local market , tapi juga ekspor,” imbuh Sacha. Di tempat yang sama, Country Manager Gunnebo Indonesia Hindra Kurniawan mengatakan bahwa dalam pameran tersebut Gunnebo Security Group fokus pada produk cash handling, yaitu solusi penanganan uang tunai secara terpadu dan sistematis.

“Kami optimistis pasar cash handling didalamnegeri kedepan sangat prospektif, seiring kebijakan pemerintah yang tengah menggiatkan sistem pembayaran digital pada masyarakat,” ujar Hindra. Apalagi, beberapa tahun ke belakang, Bank Indonesia (BI) juga telah berinisiatif membangun masyarakat Less Cash Society (LCS), yaitu seminim mungkin melakukan transaksi tunai dan lebih banyak menggunakan uang nontunai melalui instrumen cek, bilyet, giro, kartu debet, dan kartu kredit.

Seiring bertumbuhnya sistem pembayaran digital, lanjut Hindra, ternyata tren pertumbuhan sistem pembayaran tunai di dunia, termasuk Indonesia, juga semakin meningkat. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), peredaran uang kartal di Indonesia selama tahun 2013-2014 cenderung meningkat signifikan. Sebagai contoh, uang kartal yang beredar pada Agustus 2013 sebesar Rp359.417 miliar, meningkat 11% pada Agustus 2014 menjadi Rp399.452 miliar.

Dari perbandingan bulan yang sama di periode 2013-2014, rerata peningkatan peredaran uang kartal mencapai 14%. Dari sisi uang giral, memang secara volume lebih besar yaitu Rp496.557 miliar (Agustus 2014). Namun jika dibandingkan bulan yang sama pada periode 2013-2014, pergerakan uang giral hanya meningkat rerata sebesar 1,5%.

Konsep penanganan uang tunai termasuk berbiaya tinggi (high-cost) karena inefisiensi dalam sistem dan keamanannya. Berbagai pihak mulai BI, bank pemerintah maupun swasta, hingga ritel memahami adanya sejumlah tantangan dalam pengelolaan uang tunai, antara lain dari segi produksi, distribusi, uang tidak layak, pemusnahan, pengawasan, penyimpanan, dan tentunya pengamanan.

Keunggulan dari solusi cash handling, kata Sacha, meliputi efisiensi waktu, validasi uang palsu, penghitungan yang akurat dan terperinci, penyimpanan yang aman, rekonsiliasi secara real time, end of shift, dan end of day reporting.

Sudarsono
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3141 seconds (0.1#10.140)