Saka Energi Temukan Cadangan Gas 500 Bcf
A
A
A
JAKARTA - PT Saka Energi Indonesia menemukan cadangan gas sebesar 500 miliar kaki kubik (billion cubic feet /bcf) di wilayah kerja (WK) South Selulu, Kalimantan Timur.
Penemuan cadangan gas ini diperoleh anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk tersebut dari pemboran sumur eksplorasi pertamanya di kedalaman 2.880 meter pada 23 Februari 2015. ”Sebagai tindak lanjut dari pemboran di sumur eksplorasi pertama itu kami akan bor sumur-sumur berikutnya,” kata Direktur Utama Saka Energi Indonesia Firman Ardini Yaman di Jakarta kemarin. Menurut dia, hasil pemboran sumur berikutnya akan menjadi data untuk memastikan kemungkinan adanya cadangan baru gas maupun minyak di Blok South Selulu.
Adapun, Direktur Operasi dan Komersial Saka Energi Indonesia Tumbur Pangarimbunan mengatakan, Blok South Selulu, Kaltim, diproyeksikan baru berproduksi pada 2018. Saat ini perusahaan baru mengumpulkan data dan menghitung seluruh biaya untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi di lapangan migas tersebut. ”Ini baru awal rencana tapi saat kita hitung 2018 paling cepat dapat berproduksi. Investasi sedang kita hitung, sekarang kita pelajari cost -nya,” jelas dia.
Lebih lanjut Firman mengatakan bahwa Saka Energi telah memproduksi migas bumi dari sejumlah lapangan, yang jika ditotal jumlahnya mencapai 23.000 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalen per day /boepd). Produksi tersebut antara lain berasal dari Blok Pangkah Madura, Jawa Timur dan Blok South East Sumatera. Di Blok Pangkah Madura, Saka Energi menguasai 100% saham dan di Blok East Sumatera perusahaan menguasai 8,9% saham. Saka Energi juga memiliki saham sebanyak 36% di Fasken, Texas, Amerika Serikat.
Terkait lapangan di Texas tersebut, Saka Energi yang masuk pada Juli 2014 kini berhasil memproduksi gas rata-rata sebanyak 120 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Di luar lapangan-lapangan migas tadi, Saka Energi juga mempunyai saham partisipasi (participating interest /PI) di beberapa wilayah migas lain di Indonesia.
Di antaranya, 20% di Blok Ketapang, Madura; 30% di Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah; 11,66% di Blok Muara Bakau; 30% di Blok West Bangkanai dan 20% di Blok Muriah, Madura. Dari blok-blok tersebut, tahun ini perusahaan menargetkan produksi mencapai 190 mmscfd.
Nanang wijayanto
Penemuan cadangan gas ini diperoleh anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk tersebut dari pemboran sumur eksplorasi pertamanya di kedalaman 2.880 meter pada 23 Februari 2015. ”Sebagai tindak lanjut dari pemboran di sumur eksplorasi pertama itu kami akan bor sumur-sumur berikutnya,” kata Direktur Utama Saka Energi Indonesia Firman Ardini Yaman di Jakarta kemarin. Menurut dia, hasil pemboran sumur berikutnya akan menjadi data untuk memastikan kemungkinan adanya cadangan baru gas maupun minyak di Blok South Selulu.
Adapun, Direktur Operasi dan Komersial Saka Energi Indonesia Tumbur Pangarimbunan mengatakan, Blok South Selulu, Kaltim, diproyeksikan baru berproduksi pada 2018. Saat ini perusahaan baru mengumpulkan data dan menghitung seluruh biaya untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi di lapangan migas tersebut. ”Ini baru awal rencana tapi saat kita hitung 2018 paling cepat dapat berproduksi. Investasi sedang kita hitung, sekarang kita pelajari cost -nya,” jelas dia.
Lebih lanjut Firman mengatakan bahwa Saka Energi telah memproduksi migas bumi dari sejumlah lapangan, yang jika ditotal jumlahnya mencapai 23.000 barel setara minyak per hari (barrel oil equivalen per day /boepd). Produksi tersebut antara lain berasal dari Blok Pangkah Madura, Jawa Timur dan Blok South East Sumatera. Di Blok Pangkah Madura, Saka Energi menguasai 100% saham dan di Blok East Sumatera perusahaan menguasai 8,9% saham. Saka Energi juga memiliki saham sebanyak 36% di Fasken, Texas, Amerika Serikat.
Terkait lapangan di Texas tersebut, Saka Energi yang masuk pada Juli 2014 kini berhasil memproduksi gas rata-rata sebanyak 120 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Di luar lapangan-lapangan migas tadi, Saka Energi juga mempunyai saham partisipasi (participating interest /PI) di beberapa wilayah migas lain di Indonesia.
Di antaranya, 20% di Blok Ketapang, Madura; 30% di Blok Bangkanai, Kalimantan Tengah; 11,66% di Blok Muara Bakau; 30% di Blok West Bangkanai dan 20% di Blok Muriah, Madura. Dari blok-blok tersebut, tahun ini perusahaan menargetkan produksi mencapai 190 mmscfd.
Nanang wijayanto
(ars)