IHSG Berpotensi Rebound Setelah Jatuh
A
A
A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan pekan depan berpotensi balik arah menguat (rebound) setelah sempat jatuh ke level terendah sepanjang tahun ini.
Kepala Riset NH Korindo Securitie Reza Priyambada mengatakan, laju IHSG pada akhir pekan ini terlempar jauh di bawah area target support 5.378-5.395 dan gagal mendekati area target resisten 5.455-5.478. (Baca: IHSG Tutup Pekan Perpanjang Koreksi)
Dia menjelaskan, maraknya aksi jual jauhkan IHSG dari zona hijaunya. Meski banyak pelaku pasar yang khawatir sekaligus kecewa dengan laju IHSG, namun posisi IHSG kali ini menawarkan posisi yang menarik untuk masuk dengan memanfaatkan pelemahan yang ada.
"Meski secara tren masih dalam pelemahannya, namun dengan asumsi dan harapan aksi jual akan mereda maka kami berharap agar IHSG dapat mengalami rebound meski tipis," kata dia, Minggu (3/5/2015).
Dia berharap, adanya rils data-data global yang dapat positif, setidaknya dapat membuat pelemahan menjadi tertahan. Dia memprediksi, IHSG pekan depan akan berada pada rentang support 4.989-4.995 dan resisten 5.178-5.200.
Adapun sejumlah saham yang layak dicermati, yakni SMDR, SILO, INCO, TAXI, PNLF, SDRA, ERAA, BBRI, SCMA, BBCA dan MEDC.
Sementara data-data ekonomi, yang patut diperhatikan dari dalam negeri, yakni Foreign Direct Investment; Korea Selatan, berupa business confidence, industrial production, manufacturing production, retail sales.
Data Jepang, yakni retail sales, industrial production, BoJ interest rate, construction orders, housing starts; Jerman, yaitu import price index, inflation rate, retail sales, unemployment change; dan Prancis, data unemployment benefit claims, consumer confidence.
Sedangkan Spanyol, berupa retail sales, GDP growth rate, inflation rate, business confidence; Inggris, ada data CBI business optimism index, GDP growth rate, housing price, Gfk consumer confidence; Italia, data business confidence, unemployment rate.
Dari zona Eropa, data loan growth, business confidence, consumer confidence, economic sentiment, industrial sentiment, inflation rate, unemployment rate.
Data dari Amerika Serikat, markit composite PMI, markit services PMI, Dallaas Fed manufacturing index, redbook, home price index, CB consumer confidence, Richmond Fed manufacturing index, MBA mortgage applications, GDP growth rate, pending home sales, Fed interest rate decisions, personal income, personal spending dan initial jobless claims.
(Baca: April, IHSG Cetak Posisi Tertinggi Sekaligus Terendah)
Kepala Riset NH Korindo Securitie Reza Priyambada mengatakan, laju IHSG pada akhir pekan ini terlempar jauh di bawah area target support 5.378-5.395 dan gagal mendekati area target resisten 5.455-5.478. (Baca: IHSG Tutup Pekan Perpanjang Koreksi)
Dia menjelaskan, maraknya aksi jual jauhkan IHSG dari zona hijaunya. Meski banyak pelaku pasar yang khawatir sekaligus kecewa dengan laju IHSG, namun posisi IHSG kali ini menawarkan posisi yang menarik untuk masuk dengan memanfaatkan pelemahan yang ada.
"Meski secara tren masih dalam pelemahannya, namun dengan asumsi dan harapan aksi jual akan mereda maka kami berharap agar IHSG dapat mengalami rebound meski tipis," kata dia, Minggu (3/5/2015).
Dia berharap, adanya rils data-data global yang dapat positif, setidaknya dapat membuat pelemahan menjadi tertahan. Dia memprediksi, IHSG pekan depan akan berada pada rentang support 4.989-4.995 dan resisten 5.178-5.200.
Adapun sejumlah saham yang layak dicermati, yakni SMDR, SILO, INCO, TAXI, PNLF, SDRA, ERAA, BBRI, SCMA, BBCA dan MEDC.
Sementara data-data ekonomi, yang patut diperhatikan dari dalam negeri, yakni Foreign Direct Investment; Korea Selatan, berupa business confidence, industrial production, manufacturing production, retail sales.
Data Jepang, yakni retail sales, industrial production, BoJ interest rate, construction orders, housing starts; Jerman, yaitu import price index, inflation rate, retail sales, unemployment change; dan Prancis, data unemployment benefit claims, consumer confidence.
Sedangkan Spanyol, berupa retail sales, GDP growth rate, inflation rate, business confidence; Inggris, ada data CBI business optimism index, GDP growth rate, housing price, Gfk consumer confidence; Italia, data business confidence, unemployment rate.
Dari zona Eropa, data loan growth, business confidence, consumer confidence, economic sentiment, industrial sentiment, inflation rate, unemployment rate.
Data dari Amerika Serikat, markit composite PMI, markit services PMI, Dallaas Fed manufacturing index, redbook, home price index, CB consumer confidence, Richmond Fed manufacturing index, MBA mortgage applications, GDP growth rate, pending home sales, Fed interest rate decisions, personal income, personal spending dan initial jobless claims.
(Baca: April, IHSG Cetak Posisi Tertinggi Sekaligus Terendah)
(rna)