PLTB Bantul Jadi Proyek Perdana Listrik 35 Ribu MW

Senin, 04 Mei 2015 - 21:08 WIB
PLTB Bantul Jadi Proyek...
PLTB Bantul Jadi Proyek Perdana Listrik 35 Ribu MW
A A A
YOGYAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Bantul, dengan kekuatan 50 megawatt (MW) merupakan bagian dari 1.000 MW pertama program kelistrikan 35 ribu MW.

Dia mengklaim, proyek kelistrikan 35 MW bukan angka tendensius. Sebab pemerintah telah menghitungnya berdasarkan angka pertumbuhan ekonomi.

"Listrik harus tumbuh 8,7% per tahun, di mana setiap tahun membangun pembangkit tambahan 7 ribu watt atau jaringan tambahan minimal 9.300 km per tahun," ujarnya di Yogyakarta, Senin (4/5/2015).

Dia mengungkapkan, pembangunan listrik 35 ribu MW bukan sekadar membangun pembangkit listrik semata. Sebab, pembangunan ini nantinya membutuhkan setidaknya 75.000 set tower transmisi di 210 lokasi, jaringan sepanjang 301 ribu km, butuh 2.600 set travo, dan menghabiskan baja 3,5 juta ton. Sehingga pembangunan proyek ini dapat menjalankan kegiatan ekonomi,

"Energi mendorong kegiatan ekonomi 660 ribu tenaga kerja langsung. Dan tenaga tidak langsung atau kontrak 3 juta orang," imbuh dia.

Menurutnya, proyek 35 ribu MW ini membutuhkan investasi Rp1.100 Triliun. Anggaran fantastis ini didapatkan dari kesempatan pinjaman sebesar Rp770 triliun dan sisanya modal dari pemerintah.

Dipilihnya Yogyakarta sebagai lokasi perdana pencanangan proyek 35 ribu MW ini lantaran Kota Pelajar tersebut memiliki nilai sejarah, dengan harapan program-program energi kelistrikan selanjutnya dapat berhasil. Karena Yogyakarta merupakan kota bersejarah dan mampu menjadi bagian dari pembangunan bangsa Indonesia.

"Yogyakarta itu istimewa, dan dimulai Yogyakarta harapannya. Ini sangat bersejarah," jelas dia.

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bantul Tri Saktiyana mengatakan, kawasan pantai Bantul sebelumnya sudah ada embrio pembangkit listrik tenaga angin. Setidaknya ada 30-40 titik kincir ukuran kecil dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dengan masing-masing titik mampu menghasilkan listrik sebesar 1.500 watt.

"Dan itu dimanfaatkan untuk memproduksi es batu bagi nelayan," tandas Tri.

Bantul memang ideal untuk pembangunan kincir listrik tenaga bayu karena kondisi anginya ideal. Angin di Bantul memiliki kecepatan 6-7 knot per detik dengan hembusan yang cukup stabil. Oleh karena itu, proyek ini diharapkan mampu memberi edukasi kepada masyarakat sekitar bahwa tenaga angin bisa dimanfaatkan untuk ekonomi.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0780 seconds (0.1#10.140)