2014, Uni Eropa Kucurkan Rp8,5 Triliun ke Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Uni Eropa (UE) dan negara-negara anggotanya telah mengucurkan dana bantuan senilai lebih dari 570 juta euro atau setara Rp8,5 triliun untuk pembangunan di Indonesia pada 2014.
Dana tersebut dicairkan untuk bantuan pembangunan di bidang lingkungan dan perubahan iklim (341 juta euro); pendidikan (36 juta euro); kerja sama perekonomian (65 juta euro); tata kelola pememerintahan yang baik (31 juta euro); kesehatan, air dan sanitasi (16 juta euro); dan bidang-bidang lainnya, termasuk infrastruktur, kesiapsiagaan bencana dan ketahanan pangan (81 juta euro).
”Merujuk kepada Blue Book 2015 , UE dan Indonesia terus bekerja sama secara erat di berbagai sektor termasuk pendidikan, lingkungan, tata kelola pemerintahan yang baik dan perekonomian,” ujar Kuasa Usaha Delegasi Uni Eropa Colin Crooks di sela-sela peluncuran Blue Book 2015 di Jakarta kemarin. Terkait besaran dana bantuan untuk Indonesia di 2015, Colin enggan menyebut nilainya.
Menurutnya, dukungan dari UE bagi Indonesia akan terus berlanjut, hanya kemungkinan ada perubahan peta atau area yang dikerjasamakan. Di lain pihak, Indonesia sendiri telah menjadi anggota G-20 sehingga dengan sendirinya juga menjadi donor bagi negara lain. ”Jadi, ke depan mungkin ada perubahan-perubahan dalam hubungan UE-Indonesia.
Misalnya, area kerja sama yang akan kita masuki seperti kerja sama selatan-selatan dan kerja sama segi tiga untuk mendukung pengembangan di area lain,” tuturnya. Deputi Menteri bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas Wismana Adi Suryabrata menambahkan, dukungan pendanaan bagi Indonesia selama ini ada yang disalurkan melalui Uni Eropa ataupun secara bilateral seperti yang dilakukan Jerman dan Prancis.
Menurut Adi, program kerja sama pembangunan Uni Eropa (UE) dan Indonesia masih berlanjut hingga 2016-2017. Blue Book merupakan laporan tahunan mengenai kerja sama pembangunan UE dan Indonesia. Tema dari laporan kerja sama pembanguan UE-Indonesia 2015 ini adalah ”Putting People First”. Hal ini menandakan tujuan UE untuk mendukung perubahan transformasional bagi masyarakat.
Inda susanti
Dana tersebut dicairkan untuk bantuan pembangunan di bidang lingkungan dan perubahan iklim (341 juta euro); pendidikan (36 juta euro); kerja sama perekonomian (65 juta euro); tata kelola pememerintahan yang baik (31 juta euro); kesehatan, air dan sanitasi (16 juta euro); dan bidang-bidang lainnya, termasuk infrastruktur, kesiapsiagaan bencana dan ketahanan pangan (81 juta euro).
”Merujuk kepada Blue Book 2015 , UE dan Indonesia terus bekerja sama secara erat di berbagai sektor termasuk pendidikan, lingkungan, tata kelola pemerintahan yang baik dan perekonomian,” ujar Kuasa Usaha Delegasi Uni Eropa Colin Crooks di sela-sela peluncuran Blue Book 2015 di Jakarta kemarin. Terkait besaran dana bantuan untuk Indonesia di 2015, Colin enggan menyebut nilainya.
Menurutnya, dukungan dari UE bagi Indonesia akan terus berlanjut, hanya kemungkinan ada perubahan peta atau area yang dikerjasamakan. Di lain pihak, Indonesia sendiri telah menjadi anggota G-20 sehingga dengan sendirinya juga menjadi donor bagi negara lain. ”Jadi, ke depan mungkin ada perubahan-perubahan dalam hubungan UE-Indonesia.
Misalnya, area kerja sama yang akan kita masuki seperti kerja sama selatan-selatan dan kerja sama segi tiga untuk mendukung pengembangan di area lain,” tuturnya. Deputi Menteri bidang Pendanaan Pembangunan Bappenas Wismana Adi Suryabrata menambahkan, dukungan pendanaan bagi Indonesia selama ini ada yang disalurkan melalui Uni Eropa ataupun secara bilateral seperti yang dilakukan Jerman dan Prancis.
Menurut Adi, program kerja sama pembangunan Uni Eropa (UE) dan Indonesia masih berlanjut hingga 2016-2017. Blue Book merupakan laporan tahunan mengenai kerja sama pembangunan UE dan Indonesia. Tema dari laporan kerja sama pembanguan UE-Indonesia 2015 ini adalah ”Putting People First”. Hal ini menandakan tujuan UE untuk mendukung perubahan transformasional bagi masyarakat.
Inda susanti
(bbg)