Waspada! Rupiah Masih Berpotensi Melemah
A
A
A
JAKARTA - Rupiah pada hari ini diperkirakan masih memiliki potensi melemah karena masih adanya imbas dari melambatnya pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun ini.
"Tetap cermati sentimen-sentimen yang ada dan potensi pelemahan lanjutan jika ada," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (6/5/2015).
Koreksi mungkin saja terjadi, dia mengatakan, meski laju USD sedang mengalami pelemahan seiring dengan rilis data-data AS yang cenderung kurang baik.
Di sisi lain, kembali melemahnya laju euro seiring dengan munculnya kembali kekhawatiran akan deadlock penyelesaian utang Yunani dengan para kreditor menambah sentimen negatif bagi investor, sehingga meski laju USD terlihat melemah, namun pelemahan tersebut tidak membuat posisi USD di bawah laju euro. Dengan demikian, laju Rupiah pun terkena imbas pelemahan tersebut.
"Apalagi laju rupiah juga masih terimbas rilis data pertumbuhan PDB Indonesia yang melambat, di mana hanya sebesar 4,71% dibandingkan kuartalan sebelumnya 5,01% dan di bawah konsensus 4,95% dan perkiraan kami 4,75%," tutur dia.
Reza memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp13.000-Rp13.065/USD. Sementara posisi rupiah kemarin berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.040/USD, memburuk 47 poin dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp12.993/USD.
"Tetap cermati sentimen-sentimen yang ada dan potensi pelemahan lanjutan jika ada," ujar Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (6/5/2015).
Koreksi mungkin saja terjadi, dia mengatakan, meski laju USD sedang mengalami pelemahan seiring dengan rilis data-data AS yang cenderung kurang baik.
Di sisi lain, kembali melemahnya laju euro seiring dengan munculnya kembali kekhawatiran akan deadlock penyelesaian utang Yunani dengan para kreditor menambah sentimen negatif bagi investor, sehingga meski laju USD terlihat melemah, namun pelemahan tersebut tidak membuat posisi USD di bawah laju euro. Dengan demikian, laju Rupiah pun terkena imbas pelemahan tersebut.
"Apalagi laju rupiah juga masih terimbas rilis data pertumbuhan PDB Indonesia yang melambat, di mana hanya sebesar 4,71% dibandingkan kuartalan sebelumnya 5,01% dan di bawah konsensus 4,95% dan perkiraan kami 4,75%," tutur dia.
Reza memprediksi rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia akan berada pada rentang Rp13.000-Rp13.065/USD. Sementara posisi rupiah kemarin berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.040/USD, memburuk 47 poin dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp12.993/USD.
(rna)