Inflasi Ukraina Diproyeksikan 36% Tahun Ini
A
A
A
KIEV - Inflasi di Ukraina akan meningkat tahun ini di level tercepat sejak 1996 akibat melemahnya nilai mata uang hryvnia dan naiknya harga kebutuhan pokok.
Sejumlah analis dari 14 perbankan dan broker Ukraina dalam survei bulanan Reuters menyatakan, inflasi mencapai 36% pada 2015 dari 24,9% pada tahun lalu. Pada 1996 harga konsumen naik 39,7% dan produk domestik bruto (PDB) menyusut 10% saat Ukraina mengalami satu dekade krisis ekonomi setelah Uni Soviet runtuh dan negara itu merdeka.
Ekonomi Ukraina menyusut 6,8% tahun lalu saat terjadi konflik politik dengan Rusia. ”Kebijakan moneter ketat yang diterapkan bank sentral dan kenaikan harga-harga akan membatasi kemampuan ekonomi Ukraina tumbuh pada 2015,” ungkap para analis Ukraina yang disurvei Reuters . Analis bulan lalu memproyeksikan inflasi tahunan sebesar 31,8%, tapi perkiraan itu memburuk setelah indeks harga konsumen naik menjadi 45,8% pada Maret year on year (yoy) dari 34,5% pada Februari dan 28,5% pada Januari.
”Harga-harga akan terus naik, tapi mungkin tidak secepat pada Maret. Para produsen dan importir ingin mendapatkan keuntungan lebih baik dan mereka memasukkan risiko depresiasi mata uang dalam harga,” papar analis DaVinci dalam pernyataan tertulis. Pada Februari hryvnia kehilangan sekitar 50% nilainya terhadap dolar. Pada April hryvnia menguat menjadi 22-23/USD1 setelah bank sentral menerapkan kontrol lebih kuat terhadap berbagai kesepakatan impor dan memperketat kebijakan moneter.
Meski nilai hryvnia yang lebih stabil, para analis meragukan otoritas akan mampu menjinakkan inflasi 30,1% sesuai proyeksi bank sentral, menjadi 26,7% seperti diharapkan pemerintah dalam anggaran 2015. ”Peningkatan lebih lanjut pada tarif barang kebutuhan akan memperkuat inflasi,” kata Oleksander Zholud dari Centre for Policy Studies.
Maret lalu Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui program reformasi Ukraina senilai USD17,5 miliar. Peningkatan tarif secara bertahap dan pemangkasan subsidi dalam anggaran pemerintah menjadi komitmen utama pemerintah Ukraina sesuai program reformasi tersebut. Pada April harga gas naik dua kali lipat dan tarif listrik naik 50%. Rumah tangga akan mengalami kenaikan lebih lanjut di masa depan.
Untuk mengendalikan inflasi, bank sentral meningkatkan kembali pendanaan hingga 30% dari 19,5% pada Maret. Analis menyatakan, biaya pendanaan kembali yang mahal, naiknya inflasi, dan kerugian dalam sistem perbankan Ukraina semakin membebani ekonomi, menghapus harapan bagi pemulihan ekonomi.
Syarifudin
Sejumlah analis dari 14 perbankan dan broker Ukraina dalam survei bulanan Reuters menyatakan, inflasi mencapai 36% pada 2015 dari 24,9% pada tahun lalu. Pada 1996 harga konsumen naik 39,7% dan produk domestik bruto (PDB) menyusut 10% saat Ukraina mengalami satu dekade krisis ekonomi setelah Uni Soviet runtuh dan negara itu merdeka.
Ekonomi Ukraina menyusut 6,8% tahun lalu saat terjadi konflik politik dengan Rusia. ”Kebijakan moneter ketat yang diterapkan bank sentral dan kenaikan harga-harga akan membatasi kemampuan ekonomi Ukraina tumbuh pada 2015,” ungkap para analis Ukraina yang disurvei Reuters . Analis bulan lalu memproyeksikan inflasi tahunan sebesar 31,8%, tapi perkiraan itu memburuk setelah indeks harga konsumen naik menjadi 45,8% pada Maret year on year (yoy) dari 34,5% pada Februari dan 28,5% pada Januari.
”Harga-harga akan terus naik, tapi mungkin tidak secepat pada Maret. Para produsen dan importir ingin mendapatkan keuntungan lebih baik dan mereka memasukkan risiko depresiasi mata uang dalam harga,” papar analis DaVinci dalam pernyataan tertulis. Pada Februari hryvnia kehilangan sekitar 50% nilainya terhadap dolar. Pada April hryvnia menguat menjadi 22-23/USD1 setelah bank sentral menerapkan kontrol lebih kuat terhadap berbagai kesepakatan impor dan memperketat kebijakan moneter.
Meski nilai hryvnia yang lebih stabil, para analis meragukan otoritas akan mampu menjinakkan inflasi 30,1% sesuai proyeksi bank sentral, menjadi 26,7% seperti diharapkan pemerintah dalam anggaran 2015. ”Peningkatan lebih lanjut pada tarif barang kebutuhan akan memperkuat inflasi,” kata Oleksander Zholud dari Centre for Policy Studies.
Maret lalu Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui program reformasi Ukraina senilai USD17,5 miliar. Peningkatan tarif secara bertahap dan pemangkasan subsidi dalam anggaran pemerintah menjadi komitmen utama pemerintah Ukraina sesuai program reformasi tersebut. Pada April harga gas naik dua kali lipat dan tarif listrik naik 50%. Rumah tangga akan mengalami kenaikan lebih lanjut di masa depan.
Untuk mengendalikan inflasi, bank sentral meningkatkan kembali pendanaan hingga 30% dari 19,5% pada Maret. Analis menyatakan, biaya pendanaan kembali yang mahal, naiknya inflasi, dan kerugian dalam sistem perbankan Ukraina semakin membebani ekonomi, menghapus harapan bagi pemulihan ekonomi.
Syarifudin
(bbg)