Keyakinan Konsumen Bulan April Melemah
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengindikasi keyakinan konsumen pada bulan April 2015 melemah dibandingkan bulan sebelumnya meski masih berada pada level optimistis.
Pelemahan ini terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2015 yang turun 9,5 poin, menjadi 107,4. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, pelemahan tersebut disebabkan oleh penurunan kedua komponen pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Indeks Kondisi Ekonomi saat ini menunjukkan bahwa keyakinan responden terhadap kondisi ekonomi April 2015 melemah dibandingkan bulan sebelumnya. ”Hal ini terindikasi dari Indeks Kondisi Ekonomi saat ini pada April 2015 sebesar 98,9, menurun 8,6 poin dari bulan sebelumnya. Pelemahan itu didorong oleh penurunan seluruh indeks pembentuknya.
Penurunan terbesar terjadi pada indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama,” ujar Tirta di Jakarta kemarin. Sedangkan, pelambatan kenaikan penghasilan konsumen dan penurunan ketersediaan lapangan kerja pada April 2015 ditengarai mendorong konsumen untuk menahan pembelian barang tahan lama.
Sementara, Indeks Ekspektasi Konsumen yang menunjukkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang juga melemah dari bulan sebelumnya. Indikasi tersebut tecermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen April yang turun 10,3 poin dari bulan sebelumnya menjadi 115,9.
Menurutnya, pelemahan ini didorong oleh penurunan seluruh indeks pembentuknya, dengan penurunan terbesar terjadi pada indeks ekspektasi kegiatan usaha enam bulan mendatang, diikuti oleh indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan enam bulan mendatang. ”Tetapi, faktor utama yang menyebabkan pelemahan optimisme responden terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang adalah perkiraan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi pada enam bulan mendatang.
Kemudian, meningkatnya potensi tekanan kenaikan harga dan semakin ketatnya penyaluran kredit perbankan,” paparnya. Ekonom BII Juniman mengatakan, penurunan IKK dikarenakan adanya ekspektasi naiknya inflasi menjelang bulan puasa dan Lebaran. Selain itu, kemungkinan adanya kenaikan harga BBM lanjutan seiring naiknya harga minyak dunia.
”Itu yang membuat tekanan inflasi naik dan berdampak negatif terhadap konsumen karena begitu inflasi naik membuat daya beli konsumen turun,” kata Juniman kepada KORAN SINDO . Faktor kedua yakni adanya ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang belum meningkat. Dia menambahkan, apabila pemerintah tidak hati-hati terhadap kebijakan ekonomi dan tidak bisa memberikan stimulus serta meningkatkan kredibilitas kebijakan ekonomi, maka keyakinan konsumen masih akan terus melemah.
Kunthi fahmar sandy
Pelemahan ini terindikasi dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2015 yang turun 9,5 poin, menjadi 107,4. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, pelemahan tersebut disebabkan oleh penurunan kedua komponen pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Indeks Kondisi Ekonomi saat ini menunjukkan bahwa keyakinan responden terhadap kondisi ekonomi April 2015 melemah dibandingkan bulan sebelumnya. ”Hal ini terindikasi dari Indeks Kondisi Ekonomi saat ini pada April 2015 sebesar 98,9, menurun 8,6 poin dari bulan sebelumnya. Pelemahan itu didorong oleh penurunan seluruh indeks pembentuknya.
Penurunan terbesar terjadi pada indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama,” ujar Tirta di Jakarta kemarin. Sedangkan, pelambatan kenaikan penghasilan konsumen dan penurunan ketersediaan lapangan kerja pada April 2015 ditengarai mendorong konsumen untuk menahan pembelian barang tahan lama.
Sementara, Indeks Ekspektasi Konsumen yang menunjukkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang juga melemah dari bulan sebelumnya. Indikasi tersebut tecermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen April yang turun 10,3 poin dari bulan sebelumnya menjadi 115,9.
Menurutnya, pelemahan ini didorong oleh penurunan seluruh indeks pembentuknya, dengan penurunan terbesar terjadi pada indeks ekspektasi kegiatan usaha enam bulan mendatang, diikuti oleh indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan enam bulan mendatang. ”Tetapi, faktor utama yang menyebabkan pelemahan optimisme responden terhadap kondisi ekonomi enam bulan mendatang adalah perkiraan masih melambatnya pertumbuhan ekonomi pada enam bulan mendatang.
Kemudian, meningkatnya potensi tekanan kenaikan harga dan semakin ketatnya penyaluran kredit perbankan,” paparnya. Ekonom BII Juniman mengatakan, penurunan IKK dikarenakan adanya ekspektasi naiknya inflasi menjelang bulan puasa dan Lebaran. Selain itu, kemungkinan adanya kenaikan harga BBM lanjutan seiring naiknya harga minyak dunia.
”Itu yang membuat tekanan inflasi naik dan berdampak negatif terhadap konsumen karena begitu inflasi naik membuat daya beli konsumen turun,” kata Juniman kepada KORAN SINDO . Faktor kedua yakni adanya ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang belum meningkat. Dia menambahkan, apabila pemerintah tidak hati-hati terhadap kebijakan ekonomi dan tidak bisa memberikan stimulus serta meningkatkan kredibilitas kebijakan ekonomi, maka keyakinan konsumen masih akan terus melemah.
Kunthi fahmar sandy
(bbg)