Uang Beredar Tumbuh 16,3%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan uang beredar luas (M2) pada Maret 2015 meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. “Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh operasi keuangan pemerintah pusat,” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan, kegiatan operasi keuangan pemerintah pusat mencatat ekspansi yang tercermin pada tagihan bersih yang tumbuh 38,2% (year on year/yoy ) dari 20,1% (yoy ) pada bulan sebelumnya. Ekspansi pemerintah pusat tersebut antara lain berupa belanja subsidi dan pembayaran dana bagi hasil yang terealisasi pada Maret 2015.
Dia melanjutkan, posisi uang beredar tercatat sebesar Rp4.246,3triliun, tumbuh16,3% (yoy). Menurut dia, pertumbuhan tersebut bersumber dari komponen uang beredar sempit (M1) yang tercatat sebesar Rp957,6 triliun, atau tumbuh 12,2% (yoy ) dari 11,2% (yoy) pada Februari 2015. ”Uang kuasi tercatat sebesar Rp3.275,4 triliun pada akhir Maret 2015, tumbuh relatif stabil pada 17,6% (yoy ),” paparnya.
Sementara, simpanan masyarakat di bank atau dana pihak ketiga (DPK) pada Maret 2015 tercatat sebesar Rp4.105,2 triliun, atau tumbuh meningkat dari 15,4% (yoy) menjadi 16,3% (yoy). Di sisi lain, kredit yang disalurkan perbankan tercatat sebesar Rp3.713,7 triliun atau tumbuh 11,1% (yoy), melambat dibandingkan Februari 2015 (12 %).
Tirta menjelaskan, perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terutama terjadi pada kredit modal kerja yang ditengarai terkait dengan masih lambatnya kinerja bisnis dan industri nasional. Ekonom Lana Soelistianingsih memandang kenaikan pertumbuhan uang beredar dipengaruhi oleh peningkatan dana pihak ketiga perbankan.
Sementara itu, penurunan kredit yang terjadi pada bulan Maret disebabkan oleh terlihatnya tanda-tanda banyak penjualan yang mengalami penurunan. ”Karena, banyak penjualan yang turun sehingga mereka melambatkan kredit. Karena, mereka tidak mau kreditnya mengalami kesulitan bayar,” kata Lana kepada KORAN SINDO . Menurut dia, sebaiknya tahun ini perbankan menggenjot kredit. Selama tidak berlebihan, kredit ini akan membantu perekonomian Indonesia.
Kunthi fahmar sandy
Dia mengatakan, kegiatan operasi keuangan pemerintah pusat mencatat ekspansi yang tercermin pada tagihan bersih yang tumbuh 38,2% (year on year/yoy ) dari 20,1% (yoy ) pada bulan sebelumnya. Ekspansi pemerintah pusat tersebut antara lain berupa belanja subsidi dan pembayaran dana bagi hasil yang terealisasi pada Maret 2015.
Dia melanjutkan, posisi uang beredar tercatat sebesar Rp4.246,3triliun, tumbuh16,3% (yoy). Menurut dia, pertumbuhan tersebut bersumber dari komponen uang beredar sempit (M1) yang tercatat sebesar Rp957,6 triliun, atau tumbuh 12,2% (yoy ) dari 11,2% (yoy) pada Februari 2015. ”Uang kuasi tercatat sebesar Rp3.275,4 triliun pada akhir Maret 2015, tumbuh relatif stabil pada 17,6% (yoy ),” paparnya.
Sementara, simpanan masyarakat di bank atau dana pihak ketiga (DPK) pada Maret 2015 tercatat sebesar Rp4.105,2 triliun, atau tumbuh meningkat dari 15,4% (yoy) menjadi 16,3% (yoy). Di sisi lain, kredit yang disalurkan perbankan tercatat sebesar Rp3.713,7 triliun atau tumbuh 11,1% (yoy), melambat dibandingkan Februari 2015 (12 %).
Tirta menjelaskan, perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terutama terjadi pada kredit modal kerja yang ditengarai terkait dengan masih lambatnya kinerja bisnis dan industri nasional. Ekonom Lana Soelistianingsih memandang kenaikan pertumbuhan uang beredar dipengaruhi oleh peningkatan dana pihak ketiga perbankan.
Sementara itu, penurunan kredit yang terjadi pada bulan Maret disebabkan oleh terlihatnya tanda-tanda banyak penjualan yang mengalami penurunan. ”Karena, banyak penjualan yang turun sehingga mereka melambatkan kredit. Karena, mereka tidak mau kreditnya mengalami kesulitan bayar,” kata Lana kepada KORAN SINDO . Menurut dia, sebaiknya tahun ini perbankan menggenjot kredit. Selama tidak berlebihan, kredit ini akan membantu perekonomian Indonesia.
Kunthi fahmar sandy
(bbg)