China Kembali Pangkas Tingkat Bunga
A
A
A
BEIJING - Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBoC) kemarin resmi memangkas tingkat bunga pinjamannya sebesar 25 basis poin menjadi 5,1%.
Penurunan tingkat bunga oleh PBoC tersebut merupakan yang kali ketiga sejak November lalu, seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi negara tersebut. PBoC juga memangkas tingkat bunga deposito sebesar 25 basis poin menjadi 2,25%, yang mulai berlaku 11 Mei mendatang. Menurut bank sentral, langkah-langkah itu akan mendukung pembangunan ekonomi yang lebih sehat.
”Saat ini laju restrukturisasi ekonomi domestik semakin cepat dan fluktuasi permintaan eksternal relatif besar. Perekonomian China masih menghadapi tekanan cukup besar,” ungkap PBoC seperti dikutip Reuters kemarin. Ekonom menilai langkah bank sentral China tersebut telah diprediksi sebelumnya. China pada kuartal pertama tahun ini membukukan pertumbuhan ekonomi hanya 7%, terlemah sejak 2009.
Sejumlah indikator awal dan survei industri pada April memperlihatkan bahwa perekonomian China juga kehilangan sejumlah momentum saat memasuki kuartal kedua tahun ini. ”Ekonomi menghadapi tekanan penurunan, tapi masih memiliki potensi dan kondisi untuk mempertahankan pertumbuhan yang stabil,” ujar juru bicara Biro Statistik Nasional China Sheng Laiyun, yang dikutip kantor berita AFP beberapa waktu lalu.
Namun, perkembangan terbaru perekonomian China membuat para analis memperkirakan pemerintah Negeri Panda itu akan menerapkan kebijakan baru guna mendorong pertumbuhan. Sebab, kendati berulang kali menyatakan bahwa pertumbuhan yang lebih lemah akhir-akhir ini sebagai kondisi ”normal baru”, otoritas China tetap menghindari penurunan yang terlalu cepat.
Sebab, hal itu akan mengganggu penciptaan lapangan kerja yang menjadi kunci stabilitas sosial di negara dengan penduduk terbanyak di dunia tersebut. Ekonom Nomura memperkirakan, ke depan akan ada kebijakan dana murah untuk mendorong perekonomian.
Para ekonom memperkirakan ke depan akan lebih banyak lagi langkah pelonggaran yang diambil pemerintah untuk mendorong laju perekonomian. Roda pertumbuhan ekonomi China sejauh ini terlihat masih bergerak lambat seiring lemahnya pasar properti dan turunnya pertumbuhan manufaktur dan investasi.
M faizal
Penurunan tingkat bunga oleh PBoC tersebut merupakan yang kali ketiga sejak November lalu, seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi negara tersebut. PBoC juga memangkas tingkat bunga deposito sebesar 25 basis poin menjadi 2,25%, yang mulai berlaku 11 Mei mendatang. Menurut bank sentral, langkah-langkah itu akan mendukung pembangunan ekonomi yang lebih sehat.
”Saat ini laju restrukturisasi ekonomi domestik semakin cepat dan fluktuasi permintaan eksternal relatif besar. Perekonomian China masih menghadapi tekanan cukup besar,” ungkap PBoC seperti dikutip Reuters kemarin. Ekonom menilai langkah bank sentral China tersebut telah diprediksi sebelumnya. China pada kuartal pertama tahun ini membukukan pertumbuhan ekonomi hanya 7%, terlemah sejak 2009.
Sejumlah indikator awal dan survei industri pada April memperlihatkan bahwa perekonomian China juga kehilangan sejumlah momentum saat memasuki kuartal kedua tahun ini. ”Ekonomi menghadapi tekanan penurunan, tapi masih memiliki potensi dan kondisi untuk mempertahankan pertumbuhan yang stabil,” ujar juru bicara Biro Statistik Nasional China Sheng Laiyun, yang dikutip kantor berita AFP beberapa waktu lalu.
Namun, perkembangan terbaru perekonomian China membuat para analis memperkirakan pemerintah Negeri Panda itu akan menerapkan kebijakan baru guna mendorong pertumbuhan. Sebab, kendati berulang kali menyatakan bahwa pertumbuhan yang lebih lemah akhir-akhir ini sebagai kondisi ”normal baru”, otoritas China tetap menghindari penurunan yang terlalu cepat.
Sebab, hal itu akan mengganggu penciptaan lapangan kerja yang menjadi kunci stabilitas sosial di negara dengan penduduk terbanyak di dunia tersebut. Ekonom Nomura memperkirakan, ke depan akan ada kebijakan dana murah untuk mendorong perekonomian.
Para ekonom memperkirakan ke depan akan lebih banyak lagi langkah pelonggaran yang diambil pemerintah untuk mendorong laju perekonomian. Roda pertumbuhan ekonomi China sejauh ini terlihat masih bergerak lambat seiring lemahnya pasar properti dan turunnya pertumbuhan manufaktur dan investasi.
M faizal
(ars)