BPJS Ketenagakerjaan Beroperasi Mulai 1 Juli 2015
A
A
A
BANDUNG - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menyatakan siap beroperasi pada 1 Juli 2015 dengan cakupan kepesertaan meliputi seluruh masyarakat pekerja, termasuk sektor informal (bukan penerima upah/ BPU) dan PNS/ TNI/ Polri.
Perlindungan program BPJS ketenagakerjaan yang sebelumnya terdiri dari jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JK), dan jaminan hari tua (JHT), akan dilengkapi dengan jaminan pensiun bagi pekerja. ”Kesiapan ini yang utama berupa kesiapan regulasi pendukung, saat ini masih dalam tahapan harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM,” kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya di Bandung, akhir pekan lalu.
Dia mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan juga telah mempersiapkan program-program kerja strategis untuk mendukung kesiapan beroperasi penuh. Dari sisi kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan berusaha memperkuat kemitraan dengan kementerian terkait dan pemerintah daerah, seperti kerja sama dengan 235 pelayanan satu pintu terpadu (PSPT) di seluruh Indonesia. Bahkan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan 12 mitra perbankan dan nonperbankan untuk mendukung kemudahan akses bagi peserta.
Terkait kinerja, Elvyn mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan akan menggenjot investasi di sektor properti. Pihaknya akan meningkatkan nilai investasi properti dari sebelumnya 5% menjadi 30% dari total investasi. Elvyn menuturkan, pihaknya mengalokasikan dana mencapai Rp46 triliun untuk investasi. Dari total dana itu sekitar Rp27 triliun akan dialokasikan untuk investasi tidak langsung, sementara sisanya Rp19 triliun akan diinvestasikan langsung seperti untuk pembangunan rumah susun dan rumah pekerja.
Pada kuartal I/2015 BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan pertumbuhan total dana investasi sebesar 22,93% atau mencapai Rp195,35 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp158,91 triliun. Sementara alokasi aset pada kuartal I/2015 meliputi instrumen surat utang (44,4%), deposito (28,21%), saham (19,36%), reksa dana (7,43%), dan investasi langsung (0,59%).
Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Herdy Trisanto mengatakan, total hasil investasi pada kuartal I mencapai Rp5,45 triliun atau tumbuh 31,9% dari periode sama tahun sebelumnya Rp4,13 triliun. ”Hasil investasi ini belum termasuk unrealized gain sebesar Rp1,47 triliun,” ujarnya.
Kunthi fahmar sandy
Perlindungan program BPJS ketenagakerjaan yang sebelumnya terdiri dari jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JK), dan jaminan hari tua (JHT), akan dilengkapi dengan jaminan pensiun bagi pekerja. ”Kesiapan ini yang utama berupa kesiapan regulasi pendukung, saat ini masih dalam tahapan harmonisasi di Kementerian Hukum dan HAM,” kata Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya di Bandung, akhir pekan lalu.
Dia mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan juga telah mempersiapkan program-program kerja strategis untuk mendukung kesiapan beroperasi penuh. Dari sisi kepesertaan, BPJS Ketenagakerjaan berusaha memperkuat kemitraan dengan kementerian terkait dan pemerintah daerah, seperti kerja sama dengan 235 pelayanan satu pintu terpadu (PSPT) di seluruh Indonesia. Bahkan, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan 12 mitra perbankan dan nonperbankan untuk mendukung kemudahan akses bagi peserta.
Terkait kinerja, Elvyn mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan akan menggenjot investasi di sektor properti. Pihaknya akan meningkatkan nilai investasi properti dari sebelumnya 5% menjadi 30% dari total investasi. Elvyn menuturkan, pihaknya mengalokasikan dana mencapai Rp46 triliun untuk investasi. Dari total dana itu sekitar Rp27 triliun akan dialokasikan untuk investasi tidak langsung, sementara sisanya Rp19 triliun akan diinvestasikan langsung seperti untuk pembangunan rumah susun dan rumah pekerja.
Pada kuartal I/2015 BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan pertumbuhan total dana investasi sebesar 22,93% atau mencapai Rp195,35 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp158,91 triliun. Sementara alokasi aset pada kuartal I/2015 meliputi instrumen surat utang (44,4%), deposito (28,21%), saham (19,36%), reksa dana (7,43%), dan investasi langsung (0,59%).
Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan Herdy Trisanto mengatakan, total hasil investasi pada kuartal I mencapai Rp5,45 triliun atau tumbuh 31,9% dari periode sama tahun sebelumnya Rp4,13 triliun. ”Hasil investasi ini belum termasuk unrealized gain sebesar Rp1,47 triliun,” ujarnya.
Kunthi fahmar sandy
(ars)