Indonesia Trading House Hadir di Swiss, Pintu Masuk Produk UMKM ke Eropa
Rabu, 25 Januari 2023 - 08:57 WIB
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki bersama Duta Besar RI untuk Indonesia dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, meresmikan Indonesia Trading House (ITH) di toko Pasar Indonesia, Aargau, Swiss. Teten mengatakan, dengan adanya Indonesia Trading House di Swiss ini para pelaku UMKM mempunyai kesempatan besar untuk mengekspor produk-produk usahanya.
“Saya kira sekarang dengan dukungan teknologi akan cukup mudah membantu penjualan produk-produk Indonesia lewat jaringan diaspora, asal ada partner yang menyediakan warehousenya," ujar dia melalui pernyataan resmi, Rabu (25/1/2023).
Di samping itu, Teten juga memberikan perhatian terhadap pemanfaatan market platform atau marketplace untuk pemasaran produk-produk UMKM Indonesia serta keterhubungannya dengan jejaring ITH, diaspora Indonesia, dan para pelaku pasar di luar negeri. "Tetap perluas produk-produk UMKM. Karena produk UMKM ini justru custom dan sekarang kalau makin langka makin dicari," kata dia.
Ke depan, Teten akan mengupayakan kerja sama tersebut diperluas, sehingga bisa memanfaatkan jaringan jual beli online. “Jadi sekali lagi saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Ibu Catherina dan juga dukungan Pak Dubes yang luar biasa dan Kadin. Mudah-mudahan ini bisa direplikasi di berbagai tempat karena sekarang ini produk UMKM juga sudah berkualitas untuk dapat memenuhi standar internasional," kata dia.
Peresmian pendirian ITH adalah tindak lanjut dari penandatanganan pendirian Indonesia Trading House atau ITH oleh Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid di sela perhelatan WEF bertempat di Indonesia Pavilion pada 24 Mei 2022. Sementara itu, Waketum Kordinator 1 Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan ITH Swiss ini merupakan kerja sama dengan diaspora yang pertama di Eropa dan akan di replikasikan ke berbagai negara.
“Peresmian ITH ini merupakan bukti keberhasilan dari kolaborasi Kadin dengan mitra di Swiss. Kami mengapresiasi dukungan dari KBRI Bern dan Kementerian Perdagangan RI. Pada prinsipnya, kami akan terus mendukung upaya kemajuan dan peningkatan perdagangan Indonesia untuk tembus pasar Eropa," ujar Yukki.
"Kami juga memahami perhatian utama para diaspora Indonesia akan tingginya biaya logistik, semoga kita bisa cari solusi bersama terkait isu logistik dimaksud," tutup Yukki.
“Saya kira sekarang dengan dukungan teknologi akan cukup mudah membantu penjualan produk-produk Indonesia lewat jaringan diaspora, asal ada partner yang menyediakan warehousenya," ujar dia melalui pernyataan resmi, Rabu (25/1/2023).
Di samping itu, Teten juga memberikan perhatian terhadap pemanfaatan market platform atau marketplace untuk pemasaran produk-produk UMKM Indonesia serta keterhubungannya dengan jejaring ITH, diaspora Indonesia, dan para pelaku pasar di luar negeri. "Tetap perluas produk-produk UMKM. Karena produk UMKM ini justru custom dan sekarang kalau makin langka makin dicari," kata dia.
Ke depan, Teten akan mengupayakan kerja sama tersebut diperluas, sehingga bisa memanfaatkan jaringan jual beli online. “Jadi sekali lagi saya sampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Ibu Catherina dan juga dukungan Pak Dubes yang luar biasa dan Kadin. Mudah-mudahan ini bisa direplikasi di berbagai tempat karena sekarang ini produk UMKM juga sudah berkualitas untuk dapat memenuhi standar internasional," kata dia.
Peresmian pendirian ITH adalah tindak lanjut dari penandatanganan pendirian Indonesia Trading House atau ITH oleh Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid di sela perhelatan WEF bertempat di Indonesia Pavilion pada 24 Mei 2022. Sementara itu, Waketum Kordinator 1 Kadin Indonesia, Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan ITH Swiss ini merupakan kerja sama dengan diaspora yang pertama di Eropa dan akan di replikasikan ke berbagai negara.
“Peresmian ITH ini merupakan bukti keberhasilan dari kolaborasi Kadin dengan mitra di Swiss. Kami mengapresiasi dukungan dari KBRI Bern dan Kementerian Perdagangan RI. Pada prinsipnya, kami akan terus mendukung upaya kemajuan dan peningkatan perdagangan Indonesia untuk tembus pasar Eropa," ujar Yukki.
"Kami juga memahami perhatian utama para diaspora Indonesia akan tingginya biaya logistik, semoga kita bisa cari solusi bersama terkait isu logistik dimaksud," tutup Yukki.
(nng)
tulis komentar anda