Rantai Pasok Global Terganggu, Saatnya UMKM Kuasai Pasar Domestik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kerap jadi penyangga ekonomi saat krisis melanda. Di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global saat ini, UMKM di Tanah Air juga berpeluang menguasai pasar domestik.
"Tahun ini menjadi momentum bagi produk UMKM atau brand lokal untuk menguasai pasar domestik. Karena supply chain dunia terganggu, jadi momentumnya untuk memanfaatkan potensi dalam negeri," ujar Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki melalui keterangan tertulis, dikutip Sabtu (14/1/2023).
Pada tahun ini, sambung dia, kunci untuk menjaga perekonomian Indonesia adalah dengan membeli dan mengonsumsi produk dalam negeri atau produk UMKM. "Lupakan beli produk asing. Buatan kita lebih bagus dari buatan Tiongkok,” tukasnya.
Menurut Teten, kelas menengah atas yang punya daya beli besar selama pandemi Covid-19 uangnya menganggur lantaran lebih banyak berdiam di rumah imbas berbagai pembatasan mobilitas.
“Kita lihat yang punya daya beli besar itu kan kelas menengah atas yang uangnya nganggur selama pandemi. Itu karena tidak berwisata, dan diam di rumah saja. Sekarang PPKM telah dicabut, maka mereka akan mulai spending money dan mendukung daya beli masyarakat," tuturnya.
Oleh karena itu, pemerintah telah membuat kebijakan belanja bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk wajib membeli produk dalam negeri sebanyak 40% atau mencapai Rp400 triliun.
"Ini bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi sebanyak 1,8% dan menciptakan 2 juta lapangan kerja. Ini penting di tengah ketidakpastian dunia," tandas Teten.
"Tahun ini menjadi momentum bagi produk UMKM atau brand lokal untuk menguasai pasar domestik. Karena supply chain dunia terganggu, jadi momentumnya untuk memanfaatkan potensi dalam negeri," ujar Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki melalui keterangan tertulis, dikutip Sabtu (14/1/2023).
Pada tahun ini, sambung dia, kunci untuk menjaga perekonomian Indonesia adalah dengan membeli dan mengonsumsi produk dalam negeri atau produk UMKM. "Lupakan beli produk asing. Buatan kita lebih bagus dari buatan Tiongkok,” tukasnya.
Menurut Teten, kelas menengah atas yang punya daya beli besar selama pandemi Covid-19 uangnya menganggur lantaran lebih banyak berdiam di rumah imbas berbagai pembatasan mobilitas.
“Kita lihat yang punya daya beli besar itu kan kelas menengah atas yang uangnya nganggur selama pandemi. Itu karena tidak berwisata, dan diam di rumah saja. Sekarang PPKM telah dicabut, maka mereka akan mulai spending money dan mendukung daya beli masyarakat," tuturnya.
Oleh karena itu, pemerintah telah membuat kebijakan belanja bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk wajib membeli produk dalam negeri sebanyak 40% atau mencapai Rp400 triliun.
"Ini bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi sebanyak 1,8% dan menciptakan 2 juta lapangan kerja. Ini penting di tengah ketidakpastian dunia," tandas Teten.
(ind)