RI Rangking 4 Eksportir Perikanan ke China, Atdag: Aturan Rumit
Minggu, 19 Juli 2020 - 09:36 WIB
JAKARTA - Di tengah pandemi global virus corona (Covid-19), ekspor hasil perikanan Indonesia masih tetap berjalan. Berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), hasil perikanan RI saat ini telah diterima di 158 negara dari 241 negara di dunia.
Salah satu pasar terbesar ekspor hasil perikanan Indonesia adalah China. Sejumlah 664 Unit Pengolahan Ikan (UPI) telah terdaftar sebagai eksportir di Negeri Panda. Berdasarkan data dari China Custom Data, Indonesia menduduki peringkat ke-4 negara eksportir hasil perikanan tertinggi ke China pada periode Januari–Mei 2020.
Guna mempertahankan kinerja ekspor, KKP melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) berupaya tetap konsisten dalam menerapkan penjaminan mutu hasil perikanan.
“BKIPM selaku otoritas kompeten berkomitmen dalam menjaga mutu dan keamanan hasil perikanan, terutama bagi produk ekspor ke China," ujar Kepala BKIPM, Rina, Minggu (19/7/2020). (Baca: Tujuan China dan Filipina, Ekspor Produk Turunan Jagung-Gandum Dilepas Mentan )
Menurut dia, BKIPM juga akan mengeluarkan rekomendasi penghentian sementara kegiatan produksi/ekspor apabila ditemukan mutu produk yang rendah sampai ada perubahan sistemik dalam proses pengolahan untuk menjaga kualitasnya.
Adapun beberapa permasalahan yang muncul seperti belum bertambahnya approval number, telah disampaikan kepada General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC) dalam pertemuan virtual beberapa hari lalu. BKIPM mengharapkan semoga dapat ditindaklanjuti dengan cepat.
“Ekspor kita terbesar saat ini ke China. Kita harus menjaga itu agar produk kita dapat terus masuk kesana dengan menjaga dan memperhatikan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (SJMKHP) sehingga tidak ada lagi hambatan dalam mengirimkan produk kita," tuturnya.
Kepala Pusat Pengendalian Mutu, Widodo Sumiyanto menambahkan, saat ini pasar produk perikanan masih booming di China. Oleh karena itu Indonesia telah mengusulkan penambahan pendaftaran UPI eksportir sebanyak 63 UPI ke GACC.
Sementara itu, Atase Perdagangan (Atdag) Kedutaan Besar Republik Indonesia Beijing, Marina Novira Anggraini menyatakan, salah satu tantangan untuk meningkatkan ekspor hasil perikanan ke China adalah rumitnya peraturan sanitasi, teknis dan standardisasi yang diterapkan Pemerintah Negeri Tirai Bambu.
Salah satu pasar terbesar ekspor hasil perikanan Indonesia adalah China. Sejumlah 664 Unit Pengolahan Ikan (UPI) telah terdaftar sebagai eksportir di Negeri Panda. Berdasarkan data dari China Custom Data, Indonesia menduduki peringkat ke-4 negara eksportir hasil perikanan tertinggi ke China pada periode Januari–Mei 2020.
Guna mempertahankan kinerja ekspor, KKP melalui Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) berupaya tetap konsisten dalam menerapkan penjaminan mutu hasil perikanan.
“BKIPM selaku otoritas kompeten berkomitmen dalam menjaga mutu dan keamanan hasil perikanan, terutama bagi produk ekspor ke China," ujar Kepala BKIPM, Rina, Minggu (19/7/2020). (Baca: Tujuan China dan Filipina, Ekspor Produk Turunan Jagung-Gandum Dilepas Mentan )
Menurut dia, BKIPM juga akan mengeluarkan rekomendasi penghentian sementara kegiatan produksi/ekspor apabila ditemukan mutu produk yang rendah sampai ada perubahan sistemik dalam proses pengolahan untuk menjaga kualitasnya.
Adapun beberapa permasalahan yang muncul seperti belum bertambahnya approval number, telah disampaikan kepada General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC) dalam pertemuan virtual beberapa hari lalu. BKIPM mengharapkan semoga dapat ditindaklanjuti dengan cepat.
“Ekspor kita terbesar saat ini ke China. Kita harus menjaga itu agar produk kita dapat terus masuk kesana dengan menjaga dan memperhatikan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan (SJMKHP) sehingga tidak ada lagi hambatan dalam mengirimkan produk kita," tuturnya.
Kepala Pusat Pengendalian Mutu, Widodo Sumiyanto menambahkan, saat ini pasar produk perikanan masih booming di China. Oleh karena itu Indonesia telah mengusulkan penambahan pendaftaran UPI eksportir sebanyak 63 UPI ke GACC.
Sementara itu, Atase Perdagangan (Atdag) Kedutaan Besar Republik Indonesia Beijing, Marina Novira Anggraini menyatakan, salah satu tantangan untuk meningkatkan ekspor hasil perikanan ke China adalah rumitnya peraturan sanitasi, teknis dan standardisasi yang diterapkan Pemerintah Negeri Tirai Bambu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda