Gandeng PT Viura, Inkoppas Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional
Selasa, 04 April 2023 - 22:58 WIB
JAKARTA - Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) menggulirkan program kemitraan yang akan memperkuat dan memberdayakan pedagang pasar . Hal itu dilakukan melalui kerja sama dengan PT Viura Indonesia Persada sebagai mitra untuk menyukseskan program revitalisasi dan digitalisasi pasar tradisional.
"Pasar tradisional masih menjadi tumpuan utama orang-orang berbelanja bahan-bahan kebutuhan segar," kata Ketua Harian Inkoppas Andrian Lamemuhar dalam acara penandatangan nota kesepahaman bersama (MoU) antara Inkoppas dengan PT Viura, di Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Berdasarkan data survei yang dilakukan Nielsen Media Research Indonesia, 2020 lalu, tercatat masih 58 persen warga masyarakat Indonesia memilih pasar tradisional untuk berbelanja bahan makanan segar untuk keperluan hidup mereka sehari-hari. Dari survei tersebut, kata Adrian, haanya 9% yang membeli bahan makanan segar di supermarket atau hypermarket.
Namun ia pun menyadari bahwa kendala utama orang-orang datang ke pasar tradisional adalah citra pasar tradisional yang becek, kotor, dan jorok. "Banyak yang sudah tidak begitu, tapi citra tersebut masih kuat bertahan di beberapa kalangan masyarakat," kata dia.
Sebab itu, pihaknya berinisiatif melakukan penataan menuju pasar yang bersih dan sehat, melalui revitalisasi pasar tradisional. Ditambah dengan pengalaman selama Pandemi Covid-19, yang membuat orang ogah bergerak jauh ke luar rumah. "Sekaligus melakukan digitalisasi pasar tradisional, seiring kebutuhannya yang juga kian meningkat," kata Adrian.
Sementara, Direktur Utama PT Viura Andi Pranata Bangun mengatakan menguatnya keperluan untuk melakukan digitalisasi pasar terlihat selama berlangsungnya pandemi Covid-19.
"Tetapi memang kemudian bukan hanya karena pandemi, melainkan telah menjadi tuntutan peradaban. Itu yang coba kami lakukan di sini. Bagi kami, digitalisasi sama sekali tidak bermakna menghapus hubungan akrab yang telah terjalin lama antara pedagang dengan langganan," kata dia.
Menurut Andi, menghapuskan hal itu sama sekali artinya juga menghapus sekian banyak sisi lain dari ekonomi pasar. Misalnya, tak ada lagi keperluan untuk adanya tukang ojek, tukang parkir, pedagang informal dan sebagainya. "Kami ingin mencari proporsi baru yang harmonis antara kondisi lama yang baik, dengan hal-hal baru yang inovatif," jelasnya.
Alhasil, kata Andi, yang akan dilakukan nanti selain menyulap pasar-pasar tradisional lebih bersih, sehat dan aman lewat revitalisasi, juga memberikan aneka kemudahan baru dalam membayar.
"Misalnya, penerapan e-commerce dan layanan pesan antar, penerapan pembayaran elektronik di setiap kios dengan mengintegrasikan inventarisasi secara daring dan luring, serta berbagai pilihan pembayaran lainnya seperti QR, kartu kredit dan dompet digital," kata dia.
"Pasar tradisional masih menjadi tumpuan utama orang-orang berbelanja bahan-bahan kebutuhan segar," kata Ketua Harian Inkoppas Andrian Lamemuhar dalam acara penandatangan nota kesepahaman bersama (MoU) antara Inkoppas dengan PT Viura, di Jakarta, Selasa (4/4/2023).
Baca Juga
Berdasarkan data survei yang dilakukan Nielsen Media Research Indonesia, 2020 lalu, tercatat masih 58 persen warga masyarakat Indonesia memilih pasar tradisional untuk berbelanja bahan makanan segar untuk keperluan hidup mereka sehari-hari. Dari survei tersebut, kata Adrian, haanya 9% yang membeli bahan makanan segar di supermarket atau hypermarket.
Namun ia pun menyadari bahwa kendala utama orang-orang datang ke pasar tradisional adalah citra pasar tradisional yang becek, kotor, dan jorok. "Banyak yang sudah tidak begitu, tapi citra tersebut masih kuat bertahan di beberapa kalangan masyarakat," kata dia.
Sebab itu, pihaknya berinisiatif melakukan penataan menuju pasar yang bersih dan sehat, melalui revitalisasi pasar tradisional. Ditambah dengan pengalaman selama Pandemi Covid-19, yang membuat orang ogah bergerak jauh ke luar rumah. "Sekaligus melakukan digitalisasi pasar tradisional, seiring kebutuhannya yang juga kian meningkat," kata Adrian.
Sementara, Direktur Utama PT Viura Andi Pranata Bangun mengatakan menguatnya keperluan untuk melakukan digitalisasi pasar terlihat selama berlangsungnya pandemi Covid-19.
"Tetapi memang kemudian bukan hanya karena pandemi, melainkan telah menjadi tuntutan peradaban. Itu yang coba kami lakukan di sini. Bagi kami, digitalisasi sama sekali tidak bermakna menghapus hubungan akrab yang telah terjalin lama antara pedagang dengan langganan," kata dia.
Menurut Andi, menghapuskan hal itu sama sekali artinya juga menghapus sekian banyak sisi lain dari ekonomi pasar. Misalnya, tak ada lagi keperluan untuk adanya tukang ojek, tukang parkir, pedagang informal dan sebagainya. "Kami ingin mencari proporsi baru yang harmonis antara kondisi lama yang baik, dengan hal-hal baru yang inovatif," jelasnya.
Alhasil, kata Andi, yang akan dilakukan nanti selain menyulap pasar-pasar tradisional lebih bersih, sehat dan aman lewat revitalisasi, juga memberikan aneka kemudahan baru dalam membayar.
"Misalnya, penerapan e-commerce dan layanan pesan antar, penerapan pembayaran elektronik di setiap kios dengan mengintegrasikan inventarisasi secara daring dan luring, serta berbagai pilihan pembayaran lainnya seperti QR, kartu kredit dan dompet digital," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda