2 BUMN di Balik Kisah Perjalanan Peradaban Naik Kelas di Labuan Bajo

Sabtu, 13 Mei 2023 - 08:10 WIB
Lokasi hotel ini dulu adalah pelabuhan tua yang bersebelahan dengan tempat pelelangan ikan. Hotel ini dibangun dua BUMN, yakni PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT. PP (Tbk).
LABUAN BAJO - Matahari baru saja melewati sepenggalah. Langit cerah, laut biru toska, angin sepoi-sepoi mengepakkan layar merah maroon serta putih puluhan perahu phinisi dengan latar belakang bukit hijau tua. Itulah pemandangan yang tersuguhkan saat memasuki ruang jamuan kepala negara di lantai tujuh Hotel Meruorah.

Ruang makan para leaders di lantai 7 adalah salah satu sisi hotel dengan pemandangan yang membuat siapapun akan sejenak menahan napas kesima. Hotel ini adalah venue utama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean ke-42 yang digelar 9-11 Mei di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Jika melihat hotel ini sekarang, selain penduduk lokal, tak banyak yang mengira bahwa lokasi hotel ini dulu adalah pelabuhan tua yang meluruh, bersebelahan dengan tempat pelelangan ikan dengan bau menyengat. Meruorah dimiliki oleh IFPRO, anak perusahaan patungan antara dua BUMN, yakni PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT. PP (Tbk), di mana ASDP sebagai pemegang saham mayoritas. Sementara pengelola hotel adalah HIG (Hotel Indonesia Group).

Perjalanan hotel bergaya Nusantara adiseni tersebut bukanlah perjalanan biasa. Adalah tekad untuk mengubah sebuah wilayah yang tadinya kusam, menjadi kawasan sentral ekonomi baru di Labuan Bajo. Hingga minggu lalu sukses menjadi venue event seprestise KTT Asean. Titik awal perjalanan adalah dibangunnya kawasan pelabuhan ferry Labuan Bajo yang pada 1982 dengan luas sekitar 3.649 meter persegi. Kemudian, sebelah pelabuhan dibangun tempat pelelangan ikan Labuan Bajo yang beroperasi sejak tahun 1991.

Pada 2016, pengembangan Kawasan Marina dimulai. Tercatat Presiden Joko Widodo mengunjungi hotel karya arsitek Gregorius Supie Yolodi ini, sebanyak 6 kali yaitu saat peninjauan pembangunan (2019), saat meresmikan hotel yang bernama Inaya Bay (2020), saat perubahan nama hotel menjadi Meruorah pada Oktober (2021), saat meninjau persiapan untuk KTT, saat bersama keluarga sekaligus peninjauan kedua kali dan saat KTT pada 8-11 Mei (2023). Boleh jadi, belum ada hotel lain di yang dikunjungi Presiden sebanyak ini.





Perubahan nama pada 14 Oktober 2021, dari Hotel Inaya Bay Komodo menjadi Meruorah Komodo Labuan Bajo dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo bukan saja soal berganti nama. Kata Meruorah sendiri diambil dari kata 'Mere' yang berarti puncak, dan 'Ora' berarti komodo.

"Nama yang baru, selain memberikan nuansa lokal yang lebih kuat, juga mengandung harapan agar hotel ini selalu berada di puncak dalam memberikan kualitas pelayanan," tutur Ira Puspadewi, Direktur Utama ASDP.

Salah satu keunggulan utama hotel ini adalah multi function room yang berkapasitas 1.000 orang dengan view terbuka menghadap laut, bukit dan lalu lalang pinisi klasik. Ada beberapa event internasional yang sudah menggunakan Meruorah sebagai venue utama. Antara lain acara untuk International Association Women Police pada 2021 dan enam site event G20 setingkat menteri yakni Asia International Week Water (AIWW), 1st TWG Meeting, SAI20, 2nd ETWG Meeting, 2rd Sherpa Meeting, dan 3rd DEWG Meeting pada 2022, dan kini KTT Asean 2023. Tentu lebih banyak lagi acara nasional, baik pemerintah, perusahaan swasta maupun BUMN.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More