Daftar Utang Jumbo 4 BUMN Karya di Awal 2023, Berikut Rinciannya
Senin, 15 Mei 2023 - 13:32 WIB
JAKARTA - Empat BUMN Karya tercatat masih menanggung utang atau liabilitas bernilai jumbo. Hingga akhir Maret 2023, ada emiten konstruksi pelat merah ada yang membukukan utang hingga puluhan triliun rupiah.
Empat BUMN Karya tersebut terdiri dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, (PTPP), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, (ADHI).
Berikut rincian utang empat BUMN Karya di Kuartal I/2023 berdasarkan laporan keuangan masing-masing perusahaan:
Dari laporan keuangan pada Kuartal I/2023, WSKT mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp21,23 triliun. Sedangkan utang jangka panjang berada di posisi Rp63,13 triliun.
Dari laporan keuangan tersebut, kondisi keuangan Waskita Karya tidak kunjung membaik. Di sisi lain, utang perusahaan tercatat naik, namun pendapatan usaha justru turun tipis atau 0,36% menjadi Rp2,73 triliun.
Perusahaan juga mencatatkan rugi bersih senilai Rp374,93 miliar, meski turun 54,86% dibandingkan dengan periode yang sama 2022 yaitu Rp830,63 miliar.
Empat BUMN Karya tersebut terdiri dari PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, (PTPP), dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, (ADHI).
Berikut rincian utang empat BUMN Karya di Kuartal I/2023 berdasarkan laporan keuangan masing-masing perusahaan:
1. Waskita Karya
BUMN bersandi saham WSKT membukukan liabilitas, termasuk utang, senilai Rp84,37 triliun per 31 Maret 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp83,98 triliun.Dari laporan keuangan pada Kuartal I/2023, WSKT mencatatkan utang jangka pendek sebesar Rp21,23 triliun. Sedangkan utang jangka panjang berada di posisi Rp63,13 triliun.
Dari laporan keuangan tersebut, kondisi keuangan Waskita Karya tidak kunjung membaik. Di sisi lain, utang perusahaan tercatat naik, namun pendapatan usaha justru turun tipis atau 0,36% menjadi Rp2,73 triliun.
Perusahaan juga mencatatkan rugi bersih senilai Rp374,93 miliar, meski turun 54,86% dibandingkan dengan periode yang sama 2022 yaitu Rp830,63 miliar.
Lihat Juga :
tulis komentar anda