Didominasi SBN, Utang Pemerintah Juni 2020 Tembus Rp5.264,07 Triliun
Kamis, 23 Juli 2020 - 16:53 WIB
JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang Indonesia saat ini, terutama didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi rupiah. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani merinci posisi utang pemerintah per akhir Juni 2020 meningkat menjadi Rp5.264,07 triliun.
Utang tersebut bertambah Rp484,8 triliun dari posisi akhir 2019 Rp 4.779 triliun seiring kebutuhan dana untuk menangani masalah kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional akibat Covid-19.
(Baca Juga: Utang Pemerintah ke BUMN Rp113,48 Triliun Akan Dibayar Paling Lambat Agustus )
"Pembiayaan utang dengan isntrumen utang secara hati-hati serta perudent efisien dan akuntabel," kata (Menkeu) Sri Mulyani dalam webinar di Jakarta, Kamis (23/7/2020)
Kata dia, seiring kenaikan tersebut, rasio utang pemerintah terhadap PDB pun membengkak menjadi 32,67% dibandingkan akhir 2019 sebesar 29,8%. Rasio utang ini juga diprediksi akan terus meningkat hingga 2021.
(Baca Juga: Utang Naik Rp693,9 Triliun, Menkeu: Untuk Biaya Pemulihan )
"Komposisi utang pemerintah masih didominasi dalam bentuk SBN yakni 83,9% atau Rp4.472,22 triliun. Sementara itu, porsi pinjaman 16,1% atau Rp 791,85 triliun," jelasnya
Utang tersebut bertambah Rp484,8 triliun dari posisi akhir 2019 Rp 4.779 triliun seiring kebutuhan dana untuk menangani masalah kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional akibat Covid-19.
(Baca Juga: Utang Pemerintah ke BUMN Rp113,48 Triliun Akan Dibayar Paling Lambat Agustus )
"Pembiayaan utang dengan isntrumen utang secara hati-hati serta perudent efisien dan akuntabel," kata (Menkeu) Sri Mulyani dalam webinar di Jakarta, Kamis (23/7/2020)
Kata dia, seiring kenaikan tersebut, rasio utang pemerintah terhadap PDB pun membengkak menjadi 32,67% dibandingkan akhir 2019 sebesar 29,8%. Rasio utang ini juga diprediksi akan terus meningkat hingga 2021.
(Baca Juga: Utang Naik Rp693,9 Triliun, Menkeu: Untuk Biaya Pemulihan )
"Komposisi utang pemerintah masih didominasi dalam bentuk SBN yakni 83,9% atau Rp4.472,22 triliun. Sementara itu, porsi pinjaman 16,1% atau Rp 791,85 triliun," jelasnya
(akr)
tulis komentar anda