Ambil Alih Blok Masela, Pertamina Bayar Separuh Dulu
Jum'at, 16 Juni 2023 - 16:49 WIB
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya (ESDM) Arifin Tasrif memastikan proses pengambilalihan hak partisipasi atau participation interest (PI) 35% Blok Masela dari Shell ke PT Pertamina (Persero) akan rampung pada Juni 2023. Arifin mengungkapkan, baik Shell maupun Pertamina telah menyetujui harga PI yang dialihkelolakan tersebut.
Namun Arifin belum bersedia menyebut besaran harga tersebut. Ia hanya menyebutkan, Pertamina akan membayar separuh hak partisipasi kepada Shell sebagai tanda jadi pada akhir Juni 2023 sesuai dengan kesepakatan keduanya.
"Sudah ada angkanya, masuklah dalam targetnya yang akan ambil participating interest dan akan diselesaikan akhir bulan ini. Kalau mau tahu nilainya tunggu saja akhir bulan. Nah itu separuhnya sebagai tanda jadi, tanda serius. Tidak ada tuh kata-kata DP. Jadi kalau mau tahu nilainya tunggu akhir bulan. Tapi masuk dalam angka yang memang diharapkan pihak yang ambil alih, Pertamina," terang Arifin ketika ditemui di Kantornya, Kementerian ESDM, Jumat (16/6/2023).
Ia menegaskan, proses negosiasi hak PI ini harus benar-benar rampung pada akhir bulan Juni 2023. "Harus akhir bulan ini. Kalau memang mau beli dan serius, selesaikan dulu sebagai bentuk sales agreement," jelasnya.
Lebih lanjut Arifin menilai, jika proses ambil alih hak PI Shell atas Blok Masela kembali "molor", proyek raksasa itu juga terpaksa mundur dan produksi gas menjadi tertunda. Artinya, pemerintah akan mengambil posisi tegas apabila akhir Juni 2023 Pertamina dan Shell masih belum menunjukkan kejelasan soal transaksi 35% PI di Blok Masela.
"Konsekuensinya jelas kita punya project jadi mundur. Sekarang ini porsinya selain Shell itu maju Pertamina dan Petronas, dengan Pertamina yang berada di depan," paparnya.
Arifin pun menjelaskan alasan pemilihan Petronas ikut bergabung dalam proyek gas Lapangan Abadi Blok Masela ini.
"Yang serius itu Petronas, yang datang dan ketemu. Nanti tinggal berdua bagaimana bagi-baginya, kesepakatannya bagaimana, yang penting sudah ada yang ambil alih Shell dan siap ketemu dengan Inpex," pungkasnya.
Salah satu faktor yang membuat proses pengambilalihan Blok Masela berjalan alot adalah soal harga. Kabarnya, Shell pernah mematok harga senilai Rp1,4 miliar atau lebih dari Rp20 triliun. Padahal Shell membeli 35% PI Blok Masela hanya Rp700 juta atau Rp10,4 triliun.
Namun Arifin belum bersedia menyebut besaran harga tersebut. Ia hanya menyebutkan, Pertamina akan membayar separuh hak partisipasi kepada Shell sebagai tanda jadi pada akhir Juni 2023 sesuai dengan kesepakatan keduanya.
"Sudah ada angkanya, masuklah dalam targetnya yang akan ambil participating interest dan akan diselesaikan akhir bulan ini. Kalau mau tahu nilainya tunggu saja akhir bulan. Nah itu separuhnya sebagai tanda jadi, tanda serius. Tidak ada tuh kata-kata DP. Jadi kalau mau tahu nilainya tunggu akhir bulan. Tapi masuk dalam angka yang memang diharapkan pihak yang ambil alih, Pertamina," terang Arifin ketika ditemui di Kantornya, Kementerian ESDM, Jumat (16/6/2023).
Ia menegaskan, proses negosiasi hak PI ini harus benar-benar rampung pada akhir bulan Juni 2023. "Harus akhir bulan ini. Kalau memang mau beli dan serius, selesaikan dulu sebagai bentuk sales agreement," jelasnya.
Lebih lanjut Arifin menilai, jika proses ambil alih hak PI Shell atas Blok Masela kembali "molor", proyek raksasa itu juga terpaksa mundur dan produksi gas menjadi tertunda. Artinya, pemerintah akan mengambil posisi tegas apabila akhir Juni 2023 Pertamina dan Shell masih belum menunjukkan kejelasan soal transaksi 35% PI di Blok Masela.
"Konsekuensinya jelas kita punya project jadi mundur. Sekarang ini porsinya selain Shell itu maju Pertamina dan Petronas, dengan Pertamina yang berada di depan," paparnya.
Arifin pun menjelaskan alasan pemilihan Petronas ikut bergabung dalam proyek gas Lapangan Abadi Blok Masela ini.
"Yang serius itu Petronas, yang datang dan ketemu. Nanti tinggal berdua bagaimana bagi-baginya, kesepakatannya bagaimana, yang penting sudah ada yang ambil alih Shell dan siap ketemu dengan Inpex," pungkasnya.
Salah satu faktor yang membuat proses pengambilalihan Blok Masela berjalan alot adalah soal harga. Kabarnya, Shell pernah mematok harga senilai Rp1,4 miliar atau lebih dari Rp20 triliun. Padahal Shell membeli 35% PI Blok Masela hanya Rp700 juta atau Rp10,4 triliun.
(uka)
tulis komentar anda