Demi Hemat Rp748 M, Produsen Truk Listrik Amerika PHK 270 Pekerja
Minggu, 18 Juni 2023 - 10:56 WIB
JAKARTA - Produsen truk listrik yang bermarkas di Arizona, Amerika Serikat (AS) , Nikola Corporation (Nasdaq: NKLA) bakalmelakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK terhadap 270 karyawan. Langkah ini demi memangkas biaya dan mempertajam fokus pasar di Amerika Utara.
Dilansir dari Reuters, Minggu (18/6/2023), dari 270 karyawan yang terdampak, 150 di antaranya merupakan karyawan yang mendukung operasi Nikola di Eropa sementara 120 lainnya berbasis di Phoenix dan Coolidge.
Melalui PHK tersebut,perusahaan yang didirikan pada 2015 itudiproyeksikan bisa menghemat sekitar USD50 juta per tahun atau setara Rp748 miliar (asumsi kurs Rp14.961).
Selain itu, penggunaan kas tahunan untuk perusahaan diperkirakan akan berkurang menjadi di bawah USD400 juta pada tahun depan.
Sebelumnya, Nikola terlibat dalam perselisihan dengan pendiri dan pemegang saham utamanya Trevor Milton, yang telah menyerukan perubahan kepemimpinan dan mendesak investor lain untuk memilih menentang proposal perusahaan untuk meningkatkan jumlah saham yang diizinkan untuk diterbitkan.
Padahal, di tengah kekhawatiran perlambatan penjualan, perusahaan justru mengejar lebih banyak penjualan saham untuk mengumpulkan dana.
Saham pembuat mobil yang berbasis di Phoenix, Arizona itu naik hampir 1% dalam perdagangan setelah bel atau ditutup 15% lebih rendah di sesi perdagangan reguler.
Langkah yang dilakukan oleh Nikola sesuai dengan upaya yang dilakukan beberapa perusahaan guna mempersempit fokus mereka pada pasar inti. Hal ini menyusul pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed.
Badai PHK memang masih menghantui industri otomotif Amerika, di mana sebelumnya produsen mobil General Motors Co juga menyusul perusahaan lainnya dalam melakukan pemangkasan ratusan pegawai dalam jajaran eksekutif.
Chief People Officer GM, Arden Hoffman mengumumkan berita tersebut kepada karyawannya. PHK tersebut dilakukan untuk memangkas biaya sebesar USD2 miliar atau sekitar Rp30,4 triliun selama dua tahun ke depan.
Dilansir dari Reuters, Minggu (18/6/2023), dari 270 karyawan yang terdampak, 150 di antaranya merupakan karyawan yang mendukung operasi Nikola di Eropa sementara 120 lainnya berbasis di Phoenix dan Coolidge.
Melalui PHK tersebut,perusahaan yang didirikan pada 2015 itudiproyeksikan bisa menghemat sekitar USD50 juta per tahun atau setara Rp748 miliar (asumsi kurs Rp14.961).
Selain itu, penggunaan kas tahunan untuk perusahaan diperkirakan akan berkurang menjadi di bawah USD400 juta pada tahun depan.
Sebelumnya, Nikola terlibat dalam perselisihan dengan pendiri dan pemegang saham utamanya Trevor Milton, yang telah menyerukan perubahan kepemimpinan dan mendesak investor lain untuk memilih menentang proposal perusahaan untuk meningkatkan jumlah saham yang diizinkan untuk diterbitkan.
Padahal, di tengah kekhawatiran perlambatan penjualan, perusahaan justru mengejar lebih banyak penjualan saham untuk mengumpulkan dana.
Saham pembuat mobil yang berbasis di Phoenix, Arizona itu naik hampir 1% dalam perdagangan setelah bel atau ditutup 15% lebih rendah di sesi perdagangan reguler.
Langkah yang dilakukan oleh Nikola sesuai dengan upaya yang dilakukan beberapa perusahaan guna mempersempit fokus mereka pada pasar inti. Hal ini menyusul pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed.
Badai PHK memang masih menghantui industri otomotif Amerika, di mana sebelumnya produsen mobil General Motors Co juga menyusul perusahaan lainnya dalam melakukan pemangkasan ratusan pegawai dalam jajaran eksekutif.
Chief People Officer GM, Arden Hoffman mengumumkan berita tersebut kepada karyawannya. PHK tersebut dilakukan untuk memangkas biaya sebesar USD2 miliar atau sekitar Rp30,4 triliun selama dua tahun ke depan.
(ind)
tulis komentar anda