IMF Nyalakan Sinyal Perlambatan Ekonomi Global, Inflasi Masih Jadi Hambatan
Senin, 24 Juli 2023 - 10:03 WIB
JAKARTA - Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) , Kristalina Georgieva memperingatkan, aktivitas ekonomi global masih akan melambat, terutama pada sektor manufaktur . Meski begitu, Ia memberikan catatan bahwa ekonomi dunia telah memperlihatkan beberapa ketahanan di tengah guncangan beruntun dalam beberapa tahun terakhir dan lonjakan suku bunga dengan cepat.
Menurutnya inflasi dapat membebani pertumbuhan untuk waktu yang lama, sehingga butuh lebih banyak pengetatan kebijakan moneter. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi mendapatkan dukungan dari kuatnya pasar tenaga kerja dan tingginya permintaan terhadap layanan.
"Aktivitas melambat, terutama di sektor manufaktur. Melihat lebih jauh ke depan, prospek pertumbuhan jangka menengah tetap lemah," kata Georgieva pada pertemuan para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral pekan lalu.
Ia juga memprediksi, bahwa ekonomi maju kemungkinan akan mengalami perlambatan yang sangat nyata, dari 2,7% pada 2022 menjadi 1,3% pada akhir 2023. Georgieva juga mencatat bahwa inflasi, meskipun menunjukkan tanda-tanda melambat, tetap menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi.
"Mengenai inflasi, ada beberapa berita yang menggembirakan – trennya akhirnya turun. Tetapi inflasi utama masih terlalu tinggi dan inflasi inti tetap lengket, meskipun pengetatan kebijakan moneter yang signifikan," katanya.
Georgieva juga memperingatkan, bahwa "inflasi bisa tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama" dan akan membutuhkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, sedangkan "fragmentasi dapat lebih membebani pertumbuhan."
Lantaran itu, Ia mendesak para pemimpin G20 untuk "menggerakkan ekonomi global ke jalur jangka menengah yang lebih bersemangat," yang akan membutuhkan langkah-langkah kebijakan domestik dan internasional yang berfokus pada pengurangan inflasi dan mengelola keuangan secara bertanggung jawab.
Menurutnya inflasi dapat membebani pertumbuhan untuk waktu yang lama, sehingga butuh lebih banyak pengetatan kebijakan moneter. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi mendapatkan dukungan dari kuatnya pasar tenaga kerja dan tingginya permintaan terhadap layanan.
"Aktivitas melambat, terutama di sektor manufaktur. Melihat lebih jauh ke depan, prospek pertumbuhan jangka menengah tetap lemah," kata Georgieva pada pertemuan para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral pekan lalu.
Ia juga memprediksi, bahwa ekonomi maju kemungkinan akan mengalami perlambatan yang sangat nyata, dari 2,7% pada 2022 menjadi 1,3% pada akhir 2023. Georgieva juga mencatat bahwa inflasi, meskipun menunjukkan tanda-tanda melambat, tetap menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi.
"Mengenai inflasi, ada beberapa berita yang menggembirakan – trennya akhirnya turun. Tetapi inflasi utama masih terlalu tinggi dan inflasi inti tetap lengket, meskipun pengetatan kebijakan moneter yang signifikan," katanya.
Georgieva juga memperingatkan, bahwa "inflasi bisa tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama" dan akan membutuhkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, sedangkan "fragmentasi dapat lebih membebani pertumbuhan."
Lantaran itu, Ia mendesak para pemimpin G20 untuk "menggerakkan ekonomi global ke jalur jangka menengah yang lebih bersemangat," yang akan membutuhkan langkah-langkah kebijakan domestik dan internasional yang berfokus pada pengurangan inflasi dan mengelola keuangan secara bertanggung jawab.
Lihat Juga :
tulis komentar anda