Meroket 14 Ribu Persen, Wijaya Karya Catatkan Kerugian Rp1,88 Triliun
Rabu, 02 Agustus 2023 - 13:55 WIB
JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) membukukan rugi bersih Rp1,88 triliun pada semester I-2023. Realisasi itu meroket 14.019% secara tahunan (yoy) dibandingkan rugi pada periode sama tahun 2022 senilai Rp13,23 miliar.
Alhasil rugi per saham dasar WIKA menggembung menjadi Rp209,72 per saham, dari semula Rp1,49 per saham.
Jatuhnya kinerja bottomline terjadi saat pendapatan usaha BUMN karya ini naik 28,81%yoy mencapai Rp9,25 triliun. Kontribusi utama berasal dari proyek infrastruktur dan gedung senilai Rp4,76 triliun, disusul industri Rp2,17 triliun, hingga energi-industrial plat sebanyak Rp1,62 triliun.
"Proyek hotel memberi penghasilan sebanyak Rp409,75 miliar, dan realty-properti sebanyak Rp221 miliar," demikian tersaji dalam laporan keuangan, Rabu (2/8/2023).
Dari deretan entitas pemberi kerja, proyek pihak ketiga mendominasi pemasukan WIKA senilai Rp6,38 triliun. Nilai terbanyak datang dari proyek PT Surya Dhoho Investama, anak usaha PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang menyumbang pendapatan WIKA senilai Rp896,89 miliar. Pemberi kerja dari pihak berelasi menyumbang pendapatan senilai Rp2,87 triliun.
Beban pokok WIKA ikut terdongkrak mengiringi kenaikan pendapatan usaha. Demikian juga pos beban umum administrasi saat terdapat kenaikan biaya untuk personalia dari Rp253 miliar menjadi Rp352 miliar.
Satu beban yang cukup memangkas laba perseroan adalah beban lain-lain, yang terdiri dari penurunan nilai, selisih kurs, hingga lain-lain neto mencapai Rp1,21 triliun. Kenaikan angka ini cukup mencolok dibandingkan periode sama tahun 2022 senilai Rp391 miliar.
Setelah dipangkas beban keuangan, dari sinilah perseroan mencatatkan rugi sebelum pajak mencapai Rp1,98 triliun, jauh berbalik dibandingkan posisi laba pada paruh pertama tahun lalu di angka Rp26,20 miliar.
Balance sheet WIKA per akhir Juni menunjukkan penurunan aset 3,8% di angka Rp72,17 triliun. Nilai kewajiban (liabilitas) melandai 1,5% di angka Rp56,70 triliun, sementara modal bersih terpangkas 11,5% sebesar Rp15,4 triliun.
Hingga paruh pertama 2023, kas yang dipegang mencapai Rp1,83 triliun, alias berkurang dari awal tahun yang mencapai Rp5,66 triliun.
Lihat Juga: Cegah Eksekutif BUMN Dikriminalisasi, Pakar Hukum UI Minta Business Judgment Rule Diperkuat
Alhasil rugi per saham dasar WIKA menggembung menjadi Rp209,72 per saham, dari semula Rp1,49 per saham.
Jatuhnya kinerja bottomline terjadi saat pendapatan usaha BUMN karya ini naik 28,81%yoy mencapai Rp9,25 triliun. Kontribusi utama berasal dari proyek infrastruktur dan gedung senilai Rp4,76 triliun, disusul industri Rp2,17 triliun, hingga energi-industrial plat sebanyak Rp1,62 triliun.
"Proyek hotel memberi penghasilan sebanyak Rp409,75 miliar, dan realty-properti sebanyak Rp221 miliar," demikian tersaji dalam laporan keuangan, Rabu (2/8/2023).
Dari deretan entitas pemberi kerja, proyek pihak ketiga mendominasi pemasukan WIKA senilai Rp6,38 triliun. Nilai terbanyak datang dari proyek PT Surya Dhoho Investama, anak usaha PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang menyumbang pendapatan WIKA senilai Rp896,89 miliar. Pemberi kerja dari pihak berelasi menyumbang pendapatan senilai Rp2,87 triliun.
Beban pokok WIKA ikut terdongkrak mengiringi kenaikan pendapatan usaha. Demikian juga pos beban umum administrasi saat terdapat kenaikan biaya untuk personalia dari Rp253 miliar menjadi Rp352 miliar.
Satu beban yang cukup memangkas laba perseroan adalah beban lain-lain, yang terdiri dari penurunan nilai, selisih kurs, hingga lain-lain neto mencapai Rp1,21 triliun. Kenaikan angka ini cukup mencolok dibandingkan periode sama tahun 2022 senilai Rp391 miliar.
Setelah dipangkas beban keuangan, dari sinilah perseroan mencatatkan rugi sebelum pajak mencapai Rp1,98 triliun, jauh berbalik dibandingkan posisi laba pada paruh pertama tahun lalu di angka Rp26,20 miliar.
Balance sheet WIKA per akhir Juni menunjukkan penurunan aset 3,8% di angka Rp72,17 triliun. Nilai kewajiban (liabilitas) melandai 1,5% di angka Rp56,70 triliun, sementara modal bersih terpangkas 11,5% sebesar Rp15,4 triliun.
Hingga paruh pertama 2023, kas yang dipegang mencapai Rp1,83 triliun, alias berkurang dari awal tahun yang mencapai Rp5,66 triliun.
Lihat Juga: Cegah Eksekutif BUMN Dikriminalisasi, Pakar Hukum UI Minta Business Judgment Rule Diperkuat
(uka)
tulis komentar anda