Percaya Tren, Menko Airlangga Pede Ekonomi Bisa Pulih di Kuartal III/2020
Rabu, 05 Agustus 2020 - 16:53 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yakin kondisi ekonomi akan membaik di kuartal III/2020. Foto/Dok. SINDOnews
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartato menegaskan keyakinannya bahwa pada kuartal III/2020 pertumbuhan ekonomi bisa pulih. Walaupun tidak secara tegas mengatakan bahwa pertumbuhan akan kembali positif, Airlangga percaya ekonomi akan lebih baik dari realisasi kuartal II/2020 yang minus 5,32%.
Menurutnya, keyakinan akan kembali pulihnya pertumbuhan ekonomi itu didasari atas tren mulai meningkatnya beberapa indikator aktivitas ekonomi, dari sisi permintaan hingga sisi penawaran atau produksi.
(Infografis: Dampak Pandemi, Ekonomi RI Resmi Minus 5,32% di Kuartal II/2020)
"Jadi kita lihat trennya karena dalam situasi seperti ini yang harus kita lihat adalah tren. Apabila kita lihat dari Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia sudah terjadi kenaikan dari Maret yang terendah," ujarnya melalui telekonferensi, Rabu (5/8/2020).
Airlangga menjelaskan, angka PMI pada Juli 2020 telah mencapai level 46,9, sementara sebelumnya, saat merebaknya pandemi Covid-19, PMI Maret 2020 hanya sekitar 27,5. Hal itu, kata dia, dipastikan aktivitas industri manufaktur telah bergerak karena adanya permintaan.
(Baca Juga: Pedagang Pasar Tak Heran Ekonomi RI Minus 5,32%, Ini Sebabnya)
"Maka itu ini terjadi V curve (pemulihan) di manufaktur. Hal ini menandakan demand dari dalam negeri maupun ekspor muncul. Momentum ini yang harus kita jaga," tandasnya.
Menurutnya, keyakinan akan kembali pulihnya pertumbuhan ekonomi itu didasari atas tren mulai meningkatnya beberapa indikator aktivitas ekonomi, dari sisi permintaan hingga sisi penawaran atau produksi.
(Infografis: Dampak Pandemi, Ekonomi RI Resmi Minus 5,32% di Kuartal II/2020)
"Jadi kita lihat trennya karena dalam situasi seperti ini yang harus kita lihat adalah tren. Apabila kita lihat dari Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia sudah terjadi kenaikan dari Maret yang terendah," ujarnya melalui telekonferensi, Rabu (5/8/2020).
Airlangga menjelaskan, angka PMI pada Juli 2020 telah mencapai level 46,9, sementara sebelumnya, saat merebaknya pandemi Covid-19, PMI Maret 2020 hanya sekitar 27,5. Hal itu, kata dia, dipastikan aktivitas industri manufaktur telah bergerak karena adanya permintaan.
(Baca Juga: Pedagang Pasar Tak Heran Ekonomi RI Minus 5,32%, Ini Sebabnya)
"Maka itu ini terjadi V curve (pemulihan) di manufaktur. Hal ini menandakan demand dari dalam negeri maupun ekspor muncul. Momentum ini yang harus kita jaga," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda