Percepat Pembangunan SPAM Djuanda, Kementerian PUPR Beri Waktu 2 Minggu Prakualifikasi Lelang
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 09:06 WIB
JAKARTA - Untuk mengurangi penggunaan air tanah di Ibu Kota Jakarta dan beberapa kota penyangga lainnya, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) menyiapkan proses lelang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Ir H Djuanda.
Pembangunan SPAM ini diharapakan akan meningkatkan pasokan air melalui sistem perpipaan. Selain itu untuk menjaga optimisme dan kesinambungan pembangunan infrastruktur di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Pentingnya pembangunan SPAM ditegaskan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pihaknya mendukung investasi SPAM Ir H Djuanda dengan mempercepat proses lelang. "Saya minta dalam 2 minggu ke depan proses Pra Kualifikasi Lelang dapat dimulai," tegas Menteri Basuki.
Dia mengatakan pentingnya pembangunan SPAM Ir H Djuanda yang menjadi prasarana dan sarana air minum dan merupakan infrastruktur dasar yang memberikan pengaruh vital pada kesehatan dan lingkungan.
Pembangunan SPAM ini sejalan dengan salah satu prioritas kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Khususnya dalam mendorong investasi dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional sekaligus meningkatkan pelayanan air minum untuk kawasan perkotaan metropolitan Jabodetabek yang layak dan aman.
Proyek SPAM Ir H Djuanda diprakarsai oleh badan usaha dengan calon pemrakarsa konsorsium MMVP yang terdiri atas Mayniland Water Serv. Inc., Metropac Water Invest. Corp, PT Varsha Zamindo Lestari, PT PP (Persero) Tbk dan PT PP Infrastruktur. Masa kontrak melalui bangun guna serah (build, operate, transfer) selama 30 tahun dengan pengembalian investasi melalui tarif air.
SPAM Regional Ir H Djuanda rencana konstruksinya akan dimulai pada tahun 2021–2023, nantinya akan melayani pemenuhan air baku di area DKI Jakarta (3.500 liter/detik), Kabupaten Bekasi (2.000 liter/detik), Kabupaten Bogor (2.000 liter/detik), Kota Bekasi (1.000 liter/detik), dan Kabupaten Karawang (850 liter/detik) dengan memanfaatkan alokasi air baku dari Waduk Jatiluhur sebesar 10.000 liter/detik.
Pembangunan SPAM Ir H Djuanda atau Jatiluhur II akan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dengan skema KPBU, diharapkan penambahan layanan air minum bisa terlaksana lebih cepat dan masyarakat tetap membayar biaya pengolahan air menjadi air layak minum dengan tarif terjangkau terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Berdasarkan data, estimasi biaya investasi pembangunan SPAM tersebut sebesar Rp5,97 triliun.
Pembangunan SPAM ini diharapakan akan meningkatkan pasokan air melalui sistem perpipaan. Selain itu untuk menjaga optimisme dan kesinambungan pembangunan infrastruktur di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Pentingnya pembangunan SPAM ditegaskan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pihaknya mendukung investasi SPAM Ir H Djuanda dengan mempercepat proses lelang. "Saya minta dalam 2 minggu ke depan proses Pra Kualifikasi Lelang dapat dimulai," tegas Menteri Basuki.
Dia mengatakan pentingnya pembangunan SPAM Ir H Djuanda yang menjadi prasarana dan sarana air minum dan merupakan infrastruktur dasar yang memberikan pengaruh vital pada kesehatan dan lingkungan.
Pembangunan SPAM ini sejalan dengan salah satu prioritas kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Khususnya dalam mendorong investasi dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional sekaligus meningkatkan pelayanan air minum untuk kawasan perkotaan metropolitan Jabodetabek yang layak dan aman.
Proyek SPAM Ir H Djuanda diprakarsai oleh badan usaha dengan calon pemrakarsa konsorsium MMVP yang terdiri atas Mayniland Water Serv. Inc., Metropac Water Invest. Corp, PT Varsha Zamindo Lestari, PT PP (Persero) Tbk dan PT PP Infrastruktur. Masa kontrak melalui bangun guna serah (build, operate, transfer) selama 30 tahun dengan pengembalian investasi melalui tarif air.
SPAM Regional Ir H Djuanda rencana konstruksinya akan dimulai pada tahun 2021–2023, nantinya akan melayani pemenuhan air baku di area DKI Jakarta (3.500 liter/detik), Kabupaten Bekasi (2.000 liter/detik), Kabupaten Bogor (2.000 liter/detik), Kota Bekasi (1.000 liter/detik), dan Kabupaten Karawang (850 liter/detik) dengan memanfaatkan alokasi air baku dari Waduk Jatiluhur sebesar 10.000 liter/detik.
Pembangunan SPAM Ir H Djuanda atau Jatiluhur II akan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dengan skema KPBU, diharapkan penambahan layanan air minum bisa terlaksana lebih cepat dan masyarakat tetap membayar biaya pengolahan air menjadi air layak minum dengan tarif terjangkau terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Berdasarkan data, estimasi biaya investasi pembangunan SPAM tersebut sebesar Rp5,97 triliun.
tulis komentar anda