Harga Minyak Melonjak Lebih 10% Karena Permintaan Bahan Bakar di AS
Kamis, 30 April 2020 - 14:30 WIB
SINGAPURA - Harga minyak mentah melonjak pada perdagangan Kamis (30/4/2020), memperpanjang kenaikan tajam dalam dua hari terakhir. Kenaikan harga minyak disebabkan meningkatnya permintaan bahan bakar di Amerika Serikat imbas pelonggaran lockdown.
Melansir dari Reuters, harga minyak acuan AS, West Texas Intermedate (WTI) melompat 14,3% atau USD2,15 menjadi USD17,21 per barel pada pukul 03:50 GMT. Harga minyak Brent International meningkat 10,3% atau USD2,33 menjadi USD24,87 per barel.
Harga minyak naik tajam dua hari belakangan karena persediaan minyak AS tumbuh mengecewakan, Administrasi Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah AS tumbuh 9 juta barel pada pekan lalu menjadi 527,6 juta barel. Angka tersebut dibawah perkiraan analis sebesar 10,6 juta barel.
Selain turunnya persediaan minyak mentah, persediaan bensin di AS turun 3,7 juta barel pada pekan ini. Sehingga meningkatkan permintaan bahan bakar yang menyebabkan harga minyak melambung.
Analis pasar senior di bursa komoditas OANDA di Singapura, Jeffrey Halley, mengatakan harga WTI akan bergerak cepat ke atas level USD20 per barel dan Brent ke USD30 per barel.
"Harga minyak naik karena permintaan di AS meningkat namun pemulihan ini masih sangat kecil," katanya.
Sementara itu, produsen minyak terbesar di Eropa Barat, Norwegia akan memangkas produksinya dari Juni hingga Desember 2020, pertama kali dalam 18 tahun, demi membantu mendongkrak harga minyak yang telah anjlok akibat Covid-19.
Melansir dari Reuters, harga minyak acuan AS, West Texas Intermedate (WTI) melompat 14,3% atau USD2,15 menjadi USD17,21 per barel pada pukul 03:50 GMT. Harga minyak Brent International meningkat 10,3% atau USD2,33 menjadi USD24,87 per barel.
Harga minyak naik tajam dua hari belakangan karena persediaan minyak AS tumbuh mengecewakan, Administrasi Informasi Energi AS melaporkan persediaan minyak mentah AS tumbuh 9 juta barel pada pekan lalu menjadi 527,6 juta barel. Angka tersebut dibawah perkiraan analis sebesar 10,6 juta barel.
Selain turunnya persediaan minyak mentah, persediaan bensin di AS turun 3,7 juta barel pada pekan ini. Sehingga meningkatkan permintaan bahan bakar yang menyebabkan harga minyak melambung.
Analis pasar senior di bursa komoditas OANDA di Singapura, Jeffrey Halley, mengatakan harga WTI akan bergerak cepat ke atas level USD20 per barel dan Brent ke USD30 per barel.
"Harga minyak naik karena permintaan di AS meningkat namun pemulihan ini masih sangat kecil," katanya.
Sementara itu, produsen minyak terbesar di Eropa Barat, Norwegia akan memangkas produksinya dari Juni hingga Desember 2020, pertama kali dalam 18 tahun, demi membantu mendongkrak harga minyak yang telah anjlok akibat Covid-19.
(bon)
tulis komentar anda