Ketat, Begini Pengelolaan Pasokan Batu Bara untuk PLTU PLN
Rabu, 13 Desember 2023 - 14:28 WIB
JAKARTA - PT PLN Energi Primer Indonesia ( PLN EPI ) menerapkan pengelolaan pasokan batu bara sebagai sumber bahan bakar utama pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) secara disiplin dan konsisten. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kualitas serta keterjaminan listrik yang andal bagi konsumen.
"Kalau batu bara yang ada itu basah atau lengket maka ini bisa mengganggu proses pembongkaran dan handling PLTU. Begitu juga jika ukuran batu bara itu oversized, ini juga bisa mengakibatkan delay bahkan blockage yang menimbulkan biaya tambahan, jadi kami benar-benar selektif dalam melakukan pengelolaan," ungkap Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Iwan mengatakan, batu bara yang buruk akan menurunkan performa PLTU dan juga memicu potensi emisi karbondioksida yang lebih besar. Untuk itu, kata dia, dalam pengelolaan batu baranya, PLN Group juga mengimplementasikan prosedur FIFO (First In First Out) mulai dari penambangan sampai di PLTU, di mana batu bara melalui serangkaian proses pengawasan mulai dari loading port hingga ke PLTU.
"Jadi dalam proses pemakaian batu bara di PLTU, kami sangat memperhatikan kaidah-kaidah, sehingga batu bara yang dieksploitasi dapat optimal termanfaatkan," tegasnya.
Sejalan dengan roadmap mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060, lanjut dia, PLN EPI juga memastikan bahwa PLTU yang dimiliki selalu mematuhi Baku Mutu Standar Emisi sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia (RI) No 15/2019.
"Selama PLTU beroperasi, kami selalu berupaya menekan emisinya semaksimal mungkin menggunakan berbagai teknologi termutakhir. Emisinya juga dimonitor secara realtime dan terhubung langsung dengan dashboard di Kementerian Lingkungan Hidup," paparnya.
"Kalau batu bara yang ada itu basah atau lengket maka ini bisa mengganggu proses pembongkaran dan handling PLTU. Begitu juga jika ukuran batu bara itu oversized, ini juga bisa mengakibatkan delay bahkan blockage yang menimbulkan biaya tambahan, jadi kami benar-benar selektif dalam melakukan pengelolaan," ungkap Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Iwan mengatakan, batu bara yang buruk akan menurunkan performa PLTU dan juga memicu potensi emisi karbondioksida yang lebih besar. Untuk itu, kata dia, dalam pengelolaan batu baranya, PLN Group juga mengimplementasikan prosedur FIFO (First In First Out) mulai dari penambangan sampai di PLTU, di mana batu bara melalui serangkaian proses pengawasan mulai dari loading port hingga ke PLTU.
"Jadi dalam proses pemakaian batu bara di PLTU, kami sangat memperhatikan kaidah-kaidah, sehingga batu bara yang dieksploitasi dapat optimal termanfaatkan," tegasnya.
Baca Juga
Sejalan dengan roadmap mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060, lanjut dia, PLN EPI juga memastikan bahwa PLTU yang dimiliki selalu mematuhi Baku Mutu Standar Emisi sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia (RI) No 15/2019.
"Selama PLTU beroperasi, kami selalu berupaya menekan emisinya semaksimal mungkin menggunakan berbagai teknologi termutakhir. Emisinya juga dimonitor secara realtime dan terhubung langsung dengan dashboard di Kementerian Lingkungan Hidup," paparnya.
(fjo)
tulis komentar anda