Percepat Proyek Smelter, SGAR Mempawah Ditargetkan Beroperasi Oktober 2024
Selasa, 16 Januari 2024 - 18:10 WIB
JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID atau Mining Industry Indonesia mendukung komitmen pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan Sumber Daya Alam (SDA) dan meningkatkan nilai tambah di dalam negeri terutama dalam rangka pembukaan lapangan pekerjaan dan peningkatan penerimaan devisa serta pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Salah satu langkahnya yaitu dengan mempercepat industri pengolahan dan pemurnian ( smelter ) bauksit hingga menjadi aluminium. Hal ini lantaran terdapat nilai tambah apabila bauksit dijual dalam bentuk alumina hingga menjadi aluminium.
Untuk diketahui, bauksit merupakan bahan mentah yang diolah menjadi Smelter Grade Alumina (SGA) dan selanjutnya menghasilkan aluminium ingot. Aktivitas pengolahan bernilai tambah ini bermuara pada industri antara dan hilir seperti kabel, pipa, alat rumah tangga, konstruksi, furnitur, alat olah raga, otomotif dan bahkan memasok industri aviasi alias penerbangan.
Selain itu, bauksit dapat diolah menjadi chemical grade alumina yang dimanfaatkan untuk pemurnian air, kosmetika, farmasi, keramik dan plastic filler. Sehingga, industri ini menggerakkan industri lain yang menyerap tenaga kerja, memberikan pendapatan bagi karyawan dan masyarakat sekitar, menggerakkan ekonomi daerah dan pendapatan devisa.
Oleh karena itu, MIND ID menargetkan pembangunan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat bisa rampung dan segera bisa uji coba produksi atau commissioning pada Semester I 2024. Proyek SGAR dimiliki dua anggota Grup MIND ID, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk., (ANTAM) dengan pelaksana proyek dilakukan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).
Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf mengatakan, proyek dengan nilai investasi mencapai USD1,7 miliar tersebut bisa segera commissioning pada Semester I 2024 dan pada September atau Oktober 2024 bisa mulai beroperasi.
"MIND ID menargetkan SGAR bisa mulai beroperasi dan first delivery itu pada September atau Oktober 2024. Kita optimis bisa mengejar target ini," ujar Heri di Jakarta, Senin (15/1/2024).
Salah satu langkahnya yaitu dengan mempercepat industri pengolahan dan pemurnian ( smelter ) bauksit hingga menjadi aluminium. Hal ini lantaran terdapat nilai tambah apabila bauksit dijual dalam bentuk alumina hingga menjadi aluminium.
Untuk diketahui, bauksit merupakan bahan mentah yang diolah menjadi Smelter Grade Alumina (SGA) dan selanjutnya menghasilkan aluminium ingot. Aktivitas pengolahan bernilai tambah ini bermuara pada industri antara dan hilir seperti kabel, pipa, alat rumah tangga, konstruksi, furnitur, alat olah raga, otomotif dan bahkan memasok industri aviasi alias penerbangan.
Selain itu, bauksit dapat diolah menjadi chemical grade alumina yang dimanfaatkan untuk pemurnian air, kosmetika, farmasi, keramik dan plastic filler. Sehingga, industri ini menggerakkan industri lain yang menyerap tenaga kerja, memberikan pendapatan bagi karyawan dan masyarakat sekitar, menggerakkan ekonomi daerah dan pendapatan devisa.
Oleh karena itu, MIND ID menargetkan pembangunan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat bisa rampung dan segera bisa uji coba produksi atau commissioning pada Semester I 2024. Proyek SGAR dimiliki dua anggota Grup MIND ID, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk., (ANTAM) dengan pelaksana proyek dilakukan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI).
Sekretaris Perusahaan MIND ID, Heri Yusuf mengatakan, proyek dengan nilai investasi mencapai USD1,7 miliar tersebut bisa segera commissioning pada Semester I 2024 dan pada September atau Oktober 2024 bisa mulai beroperasi.
"MIND ID menargetkan SGAR bisa mulai beroperasi dan first delivery itu pada September atau Oktober 2024. Kita optimis bisa mengejar target ini," ujar Heri di Jakarta, Senin (15/1/2024).
tulis komentar anda