Tiga Tahun Transformasi, ROE BNI Melesat 120 Basis Poin ke 15,2%
Jum'at, 26 Januari 2024 - 18:46 WIB
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( BNI ) mencatatkan kinerja yang positif dan berkelanjutan seiring berjalannya program transformasi selama tiga tahun terakhir. Hal itu tercermin dari tingkat profitabilitas perusahaan yang terus meningkat, antara lain terlihat dari meningkatnya rasio Return on Equity (ROE).
BNI mencatatkan ROE sebesar 15,2% pada 2023, meningkat sebesar 120 basis poin dari posisi 14% di tahun 2019. Capaian ini diperoleh di tengah nilai modal atau ekuitas yang terus meningkat, menggambarkan naiknya tingkat profitabilitas perusahaan.
"Transformasi tiga tahun terakhir telah menjadi turning point yang memperkuat fondasi bisnis BNI. Kami melihat program transformasi ini lebih dari sekadar inisiatif. Ini adalah sebuah langkah besar yang menandai dedikasi dan komitmen kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap perubahan di tingkat nasional dan global," ungkap Direktur Utama BNI Royke Tumilaar di Jakarta, Jumat (26/1/2024).
Hasil positif ini, jelas dia, diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9% per tahun. Pertumbuhan kredit ini, imbuh dia, utamanya berasal dari segmen prospektif berisiko rendah. Segmen ini menghasilkan penurunan profil risiko yang tergambar dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit yang turun dari 82% di tahun 2019 menjadi 73% di tahun 2023.
"Perbaikan kualitas aset, dilakukan sebagai langkah strategis untuk memastikan bisnis perusahaan tetap sustain dalam jangka panjang di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah," tegasnya.
Lebih lanjut Royke mengungkapkan, BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20% pada tahun 2028. Peningkatan ROE akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.
Sementara, profitabilitas perusahaan menurutnya juga akan didorong oleh peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional serta kontribusi perusahaan anak. Untuk mewujudkannya, peningkatan kapabilitas SDM dan optimalisasi teknologi menjadi pendukung yang penting. Dia menambahkan, transformasi yang telah berjalan selama tiga tahun belakangan juga memberikan pondasi untuk peningkatan kapabilitas SDM dan IT tersebut.
"Agenda kami ke depan adalah memperluas digitalisasi pada proses bisnis, pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced, transformasi cabang, hingga peningkatan skala bisnis perusahaan anak, yang memungkinkan BNI memiliki proposisi nilai (value proposition) dan customer engagement yang unggul," jelas Royke.
BNI mencatatkan ROE sebesar 15,2% pada 2023, meningkat sebesar 120 basis poin dari posisi 14% di tahun 2019. Capaian ini diperoleh di tengah nilai modal atau ekuitas yang terus meningkat, menggambarkan naiknya tingkat profitabilitas perusahaan.
"Transformasi tiga tahun terakhir telah menjadi turning point yang memperkuat fondasi bisnis BNI. Kami melihat program transformasi ini lebih dari sekadar inisiatif. Ini adalah sebuah langkah besar yang menandai dedikasi dan komitmen kami untuk terus tumbuh dan berkembang serta beradaptasi terhadap perubahan di tingkat nasional dan global," ungkap Direktur Utama BNI Royke Tumilaar di Jakarta, Jumat (26/1/2024).
Hasil positif ini, jelas dia, diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset. Sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9% per tahun. Pertumbuhan kredit ini, imbuh dia, utamanya berasal dari segmen prospektif berisiko rendah. Segmen ini menghasilkan penurunan profil risiko yang tergambar dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit yang turun dari 82% di tahun 2019 menjadi 73% di tahun 2023.
"Perbaikan kualitas aset, dilakukan sebagai langkah strategis untuk memastikan bisnis perusahaan tetap sustain dalam jangka panjang di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah," tegasnya.
Lebih lanjut Royke mengungkapkan, BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20% pada tahun 2028. Peningkatan ROE akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan UMKM sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.
Sementara, profitabilitas perusahaan menurutnya juga akan didorong oleh peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional serta kontribusi perusahaan anak. Untuk mewujudkannya, peningkatan kapabilitas SDM dan optimalisasi teknologi menjadi pendukung yang penting. Dia menambahkan, transformasi yang telah berjalan selama tiga tahun belakangan juga memberikan pondasi untuk peningkatan kapabilitas SDM dan IT tersebut.
"Agenda kami ke depan adalah memperluas digitalisasi pada proses bisnis, pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced, transformasi cabang, hingga peningkatan skala bisnis perusahaan anak, yang memungkinkan BNI memiliki proposisi nilai (value proposition) dan customer engagement yang unggul," jelas Royke.
Lihat Juga :
tulis komentar anda