Industri Pengolahan Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di 2023
Sabtu, 10 Februari 2024 - 20:25 WIB
JAKARTA - Industri pengolahan mencatatkan kinerjacemerlang sepanjang tahun 2023, sekaligus menjadi sumber pertumbuhan tertinggi bagi perekonomian nasional .Positifnyakinerja industri pengolahan terlihat dari Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia pada triwulan IV-2023 yang mencapai 51,20% atau berada di zona ekspansi.
Tak hanya itu, kapasitas produksi terpakai pada periode yang sama juga mencapai 73,91%, meningkat dibandingkan triwulan IV-2022 yang sebesar 71,49%. Hal ini disebut menandakan industri pengolahan masih menunjukkan peningkatan aktivitas produksi.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan IV-2023 (yoy), industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi bagi perekonomian, yakni sebesar 0,85%. Industri pengolahan juga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada tahun 2023 (c to c), sebesar 0,95%. Di 2023, sektor industri pengolahan tumbuh 4,64% (c to c).
"Di tengah kondisi perekonomian dunia yang melemah, industri pengolahan tetap tumbuh dan berhasil lepas dari krisis yang terjadi pada 2023. Tentunya ini merupakan kerja keras dan resiliensi sektor industri manufaktur Indonesia," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
Sepanjang 2023, kata dia, perekonomian dunia dibayangi oleh perdagangan global yang mengalami kontraksi, akibat penurunan nilai perdagangan barang. Namun, industri pengolahan masih tumbuh stabil, didukung oleh permintaan domestik dan global.
Hal ini antara lain dapat dilihat pada pertumbuhan di beberapa subsektor industri seperti industri logam dasar, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik, industri alat angkutan, industri pengolahan tembakau, serta industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman.
Didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri, industri logam dasar tumbuh 14,17%. Sedangkan industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik mengalami pertumbuhan sebesar 13,67% berkat peningkatan produksi industri barang logam bukan mesin dan peralatan. Kemudian, industri alat angkutan tumbuh 7,63% dengan meningkatnya permintaan domestik atas produk sepeda motor. Adapun industri pengolahan tembakau tumbuh 4,80%, didukung oleh peningkatan permintaan luar negeri.
Tak hanya itu, kapasitas produksi terpakai pada periode yang sama juga mencapai 73,91%, meningkat dibandingkan triwulan IV-2022 yang sebesar 71,49%. Hal ini disebut menandakan industri pengolahan masih menunjukkan peningkatan aktivitas produksi.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada triwulan IV-2023 (yoy), industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi bagi perekonomian, yakni sebesar 0,85%. Industri pengolahan juga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi pada tahun 2023 (c to c), sebesar 0,95%. Di 2023, sektor industri pengolahan tumbuh 4,64% (c to c).
"Di tengah kondisi perekonomian dunia yang melemah, industri pengolahan tetap tumbuh dan berhasil lepas dari krisis yang terjadi pada 2023. Tentunya ini merupakan kerja keras dan resiliensi sektor industri manufaktur Indonesia," ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Sabtu (10/2/2024).
Sepanjang 2023, kata dia, perekonomian dunia dibayangi oleh perdagangan global yang mengalami kontraksi, akibat penurunan nilai perdagangan barang. Namun, industri pengolahan masih tumbuh stabil, didukung oleh permintaan domestik dan global.
Hal ini antara lain dapat dilihat pada pertumbuhan di beberapa subsektor industri seperti industri logam dasar, industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik, industri alat angkutan, industri pengolahan tembakau, serta industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman.
Didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri, industri logam dasar tumbuh 14,17%. Sedangkan industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik mengalami pertumbuhan sebesar 13,67% berkat peningkatan produksi industri barang logam bukan mesin dan peralatan. Kemudian, industri alat angkutan tumbuh 7,63% dengan meningkatnya permintaan domestik atas produk sepeda motor. Adapun industri pengolahan tembakau tumbuh 4,80%, didukung oleh peningkatan permintaan luar negeri.
tulis komentar anda