Pedagang Menjerit, Kenaikan Harga Beras Terparah Sejak 20 Tahun
Kamis, 22 Februari 2024 - 16:56 WIB
JAKARTA - Harga beras yang terus naik semakin menyusahkan pedagang. Pedagang di Pasar Cijantung, Jakarta Timur, Rini (43) menyampaikan kenaikan harga beras kali ini terparah sejak 20 tahun berdagang.
"Harga beras saat ini terparah sepanjang saya berjualan beras sejak 2001," kata Rini saat ditemui di Pasar Cijantung, Jakarta, Kamis (22/2/2024).
Rini menjelaskan kondisi mahalnya harga beras tersebut dibarengi dengan langkanya ketersediaan di pasar. Ia pun mengeluhkan tingkat penjualan yang menurun. "Harga berasnya mahal dan langka, sementara pasarnya sepi," ujar Rini.
Rini mengungkapkan, harga normal termurah beras sebelumnya yakni Rp.9000 per liter. Namun saat ini, harga beras dengan kualitas paling rendah yakni Rp12.500 per liter. "Harga Rp12.500 itu untuk beras yang kelas terendah, kualitasnya agak pera'," katanya.
Rini mengaku, stok beras saat ini yang tersedia hanya berupa beras Bulog. Dia mengatakan, untuk menyediakan stok beras produksi lokal harga jualnya terlalu tinggi. "Itu pun untuk kuota beras Bulog juga agak-agak susah juga. Apalagi kualitas Thailand, sedikit pera berasnya. Lebih bagus kualitas Pakistan," tutur Rini.
Oleh sebab itu, Rini berharap harga beras dan ketersediaannya kembali normal. "Harapannya untuk ke depan, kenaikan dan kelangkaan beras ini semoga cepat teratasi. Semoga segera panen raya, karena kalau sudah panen raya itu berasnya bagus dan pilihannya banyak," ungkap Rini.
Ia menjelaskan jika mengacu pada kebiasaan musim, seharusnya menjelang bulan Maret sudah panen raya.
"Untuk musim sih, katanya sih Panen Raya itu bulan Maret. Tetapi katanya sih banyak yang gagal panen sehingga mundur jadinya stok terbatas namun permintaannya banyak. Makanya harganya tinggi, jadinya pada tidak berani," jelas Rini.
"Harga beras saat ini terparah sepanjang saya berjualan beras sejak 2001," kata Rini saat ditemui di Pasar Cijantung, Jakarta, Kamis (22/2/2024).
Rini menjelaskan kondisi mahalnya harga beras tersebut dibarengi dengan langkanya ketersediaan di pasar. Ia pun mengeluhkan tingkat penjualan yang menurun. "Harga berasnya mahal dan langka, sementara pasarnya sepi," ujar Rini.
Rini mengungkapkan, harga normal termurah beras sebelumnya yakni Rp.9000 per liter. Namun saat ini, harga beras dengan kualitas paling rendah yakni Rp12.500 per liter. "Harga Rp12.500 itu untuk beras yang kelas terendah, kualitasnya agak pera'," katanya.
Rini mengaku, stok beras saat ini yang tersedia hanya berupa beras Bulog. Dia mengatakan, untuk menyediakan stok beras produksi lokal harga jualnya terlalu tinggi. "Itu pun untuk kuota beras Bulog juga agak-agak susah juga. Apalagi kualitas Thailand, sedikit pera berasnya. Lebih bagus kualitas Pakistan," tutur Rini.
Oleh sebab itu, Rini berharap harga beras dan ketersediaannya kembali normal. "Harapannya untuk ke depan, kenaikan dan kelangkaan beras ini semoga cepat teratasi. Semoga segera panen raya, karena kalau sudah panen raya itu berasnya bagus dan pilihannya banyak," ungkap Rini.
Ia menjelaskan jika mengacu pada kebiasaan musim, seharusnya menjelang bulan Maret sudah panen raya.
"Untuk musim sih, katanya sih Panen Raya itu bulan Maret. Tetapi katanya sih banyak yang gagal panen sehingga mundur jadinya stok terbatas namun permintaannya banyak. Makanya harganya tinggi, jadinya pada tidak berani," jelas Rini.
tulis komentar anda