Tes Bahasa Inggris di Rekrutmen Bersama BUMN 2024 Dievaluasi, Turunkan Standar?
Jum'at, 22 Maret 2024 - 13:32 WIB
JAKARTA - Kementerian BUMN dan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) akan mengevaluasi tes bahasa Inggris dalam Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) di tahun 2024. Proses ini setelah banyak keluhan dari peserta RBB pada rekrutmen tahun lalu.
Sebelumnya, para peserta menilai tes bahasa Inggris di Rekrutmen Bersama BUMN sangat sulit, hal ini membuat mereka kewalahan menjawab soal atau pertanyaan.
Ketua FHCI BUMN, Alexandra Askandar mengatakan, evaluasi tes bahasa Inggris dilakukan berdasarkan keluhan dan masukan para peserta RBB tahun-tahun sebelumnya. Kendati begitu, pihaknya tidak menurunkan standar dalam tes tersebut.
“Tes bahasa Inggris tadi saya sampaikan bahwa kita melakukan evaluasi berdasarkan masukan para peserta dari RBB tahun-tahun sebelumnya. Untuk bahasa Inggris ini kita tentunya akan melihat kembali, tapi bukan berarti kita akan menurunkan standar,” ujar Alexandra saat konferensi pers, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024).
Menurutnya, metode tes bahasa Inggris yang dirumuskan berdasarkan studi percontohan (benchmarking) di negara lain. Karena itu standar yang digunakan dalam tes tidak akan diturunkan.
Hanya saja, FHCI akan menyesuaikan atau mempertimbangkan dengan kepentingan dari masing-masing perseroan negara.
“Karena kita menggunakan benchmark, karena kalau bicara bahasa Inggris ini kan sesuatu yg bersifat umum, bukan hanya di tes RBB. Jadi tentunya hal ini kita akan lihat kembali, dan tetap akan memperhatikan kepentingan dari masing-masing BUMN secara keseluruhan dan tetap menggunakan benchmark yang ada di luar,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal FHCI BUMN, Dharma Syahputra yang menyebutkan, tes bahasa Inggris di RBB disematkan untuk kebutuhan BUMN. Namun, pihaknya tetap memperhatikan masukan yang sempat ramai dikeluhkan di sosial media.
“Kita sangat memperhatikan masukan yang ramai teman-teman di media, yang menyatakan sulit sekali dan sebagainya. Jadi memang tes bahasa Inggris ini kita susun pertama spesifik untuk kebutuhan BUMN,” ucap dia.
Karena itu tentu sesuai dengan yang kita butuhkan. Kemarin kita benchmark, kita pakai standar-standar bahasa Inggris yang ada. Tapi yang kemarin di note Pak Menteri, kita lakukan penyesuaian, mudah-mudahan tahun ini experience-nya lebih bagus,” sambung Dharma.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
Sebelumnya, para peserta menilai tes bahasa Inggris di Rekrutmen Bersama BUMN sangat sulit, hal ini membuat mereka kewalahan menjawab soal atau pertanyaan.
Ketua FHCI BUMN, Alexandra Askandar mengatakan, evaluasi tes bahasa Inggris dilakukan berdasarkan keluhan dan masukan para peserta RBB tahun-tahun sebelumnya. Kendati begitu, pihaknya tidak menurunkan standar dalam tes tersebut.
“Tes bahasa Inggris tadi saya sampaikan bahwa kita melakukan evaluasi berdasarkan masukan para peserta dari RBB tahun-tahun sebelumnya. Untuk bahasa Inggris ini kita tentunya akan melihat kembali, tapi bukan berarti kita akan menurunkan standar,” ujar Alexandra saat konferensi pers, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024).
Menurutnya, metode tes bahasa Inggris yang dirumuskan berdasarkan studi percontohan (benchmarking) di negara lain. Karena itu standar yang digunakan dalam tes tidak akan diturunkan.
Hanya saja, FHCI akan menyesuaikan atau mempertimbangkan dengan kepentingan dari masing-masing perseroan negara.
“Karena kita menggunakan benchmark, karena kalau bicara bahasa Inggris ini kan sesuatu yg bersifat umum, bukan hanya di tes RBB. Jadi tentunya hal ini kita akan lihat kembali, dan tetap akan memperhatikan kepentingan dari masing-masing BUMN secara keseluruhan dan tetap menggunakan benchmark yang ada di luar,” paparnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Jenderal FHCI BUMN, Dharma Syahputra yang menyebutkan, tes bahasa Inggris di RBB disematkan untuk kebutuhan BUMN. Namun, pihaknya tetap memperhatikan masukan yang sempat ramai dikeluhkan di sosial media.
“Kita sangat memperhatikan masukan yang ramai teman-teman di media, yang menyatakan sulit sekali dan sebagainya. Jadi memang tes bahasa Inggris ini kita susun pertama spesifik untuk kebutuhan BUMN,” ucap dia.
Karena itu tentu sesuai dengan yang kita butuhkan. Kemarin kita benchmark, kita pakai standar-standar bahasa Inggris yang ada. Tapi yang kemarin di note Pak Menteri, kita lakukan penyesuaian, mudah-mudahan tahun ini experience-nya lebih bagus,” sambung Dharma.
Lihat Juga: Kemenparekraf: Literasi Keuangan dan Bisnis DPUP 2024 Cegah dari Pinjol Ilegal dan Judol
(akr)
tulis komentar anda