Adhi Karya Kantongi Pembayaran Proyek LRT Jabodebek Rp23,3 T
Senin, 01 April 2024 - 20:46 WIB
JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengantongi kontrak baru sebesar Rp4,8 triliun hingga Februari 2024. Capaian tersebut meningkat hingga 14% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni senilai Rp4,3 triliun.
Sekretaris Perusahaan ADHI , Farid Budiyanto menyampaikan, kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari Proyek Tambak Udang Sumbawa, Proyek Gedung Otorita IKN, Proyek RS Eka Hospital BSD, Proyek RS Khusus Bedah Columbia Asia Semarang, dan Proyek SPAM Kamijoro.
Secara rinci, lini bisnis engineering dan konstruksi mendominasi kontribusi kontrak baru sebesar 95%, diikuti lini bisnis manufaktur sebesar 3% dan lini bisnis lainnya sebesar 2%. Berdasarkan sumber pendanaan kontrak baru berasal dari pemerintah sebesar 83%, serta swasta dan lainnya sebesar 17%.
“Sementara, perolehan kontrak baru berdasarkan tipe pekerjaan sumber daya air sebesar 68%, diikuti dengan tipe pekerjaan gedung sebesar 28%, dan pekerjaan lainnya sebesar 4%,” kata Farid dalam keterangan resminya, Senin (1/4/2024).
Sementara itu, ADHI juga telah menerima sebagian realisasi pembayaran atas pekerjaan LRT Jabodebek Fase 1 pada awal April ini. ADHI menerima pembayaran sebesar Rp4,1 triliun untuk pekerjaan stasiun dan depo LRT Jabodebek Fase 1 oleh pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).
mengatakan, pembayaran tersebut dilakukan setelah diselesaikannya seluruh pekerjaan LRT Jabodebek mulai dari perencanaan desain, pembangunan struktur, hingga pembangunan stasiun dan fasilitasnya. “LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan yaitu Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur dan telah diresmikan oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo pada 27 Agustus 2023,” ujar Farid.
Secara keseluruhan, ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp23,3 triliun dari nilai kontrak Rp25,5 triliun berdasarkan kontrak adendum 6. Farid menyebut, pembayaran atas proyek LRT Jabodebek ini akan meningkatkan likuiditas dan memperkuat arus kas operasi ADHI ke depannya.
Sekretaris Perusahaan ADHI , Farid Budiyanto menyampaikan, kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari Proyek Tambak Udang Sumbawa, Proyek Gedung Otorita IKN, Proyek RS Eka Hospital BSD, Proyek RS Khusus Bedah Columbia Asia Semarang, dan Proyek SPAM Kamijoro.
Secara rinci, lini bisnis engineering dan konstruksi mendominasi kontribusi kontrak baru sebesar 95%, diikuti lini bisnis manufaktur sebesar 3% dan lini bisnis lainnya sebesar 2%. Berdasarkan sumber pendanaan kontrak baru berasal dari pemerintah sebesar 83%, serta swasta dan lainnya sebesar 17%.
“Sementara, perolehan kontrak baru berdasarkan tipe pekerjaan sumber daya air sebesar 68%, diikuti dengan tipe pekerjaan gedung sebesar 28%, dan pekerjaan lainnya sebesar 4%,” kata Farid dalam keterangan resminya, Senin (1/4/2024).
Sementara itu, ADHI juga telah menerima sebagian realisasi pembayaran atas pekerjaan LRT Jabodebek Fase 1 pada awal April ini. ADHI menerima pembayaran sebesar Rp4,1 triliun untuk pekerjaan stasiun dan depo LRT Jabodebek Fase 1 oleh pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero).
mengatakan, pembayaran tersebut dilakukan setelah diselesaikannya seluruh pekerjaan LRT Jabodebek mulai dari perencanaan desain, pembangunan struktur, hingga pembangunan stasiun dan fasilitasnya. “LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan yaitu Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur dan telah diresmikan oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo pada 27 Agustus 2023,” ujar Farid.
Secara keseluruhan, ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp23,3 triliun dari nilai kontrak Rp25,5 triliun berdasarkan kontrak adendum 6. Farid menyebut, pembayaran atas proyek LRT Jabodebek ini akan meningkatkan likuiditas dan memperkuat arus kas operasi ADHI ke depannya.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda