Di Luar Dugaan, RI Alami Deflasi Pertama sejak Agustus 2023
Senin, 03 Juni 2024 - 11:43 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik ( BPS ) mencatat pada Mei 2024 terjadi deflasi sebesar 0,03 persen, atau terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 106,40 pada April 2024 menjadi 106,37 pada Mei 2024.
Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti mengatakan, secara year on year terjadi inflasi sebesar 2,84 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi 1,16 persen.
"Deflasi bulan Mei 2024 ini merupakan deflasi pertama setelah deflasi terakhir kali terjadi di Agustus 2023," ujarnya saat konferensi pers hari ini, Senin (3/6/2024).
Baca Juga: Ekspor RI Anjlok 12,97% di April 2024, Ini Sebabnya
Menurutnya, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,08 persen.
Adapun komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras, dengan andil deflasi sebesar 0,15 persen, daging ayam ras dan ikan segar dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,03 persen serta tomat dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing 0,02 persen.
Menurut dia, komoditas lainnya yang juga memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan antar kota dengan andil deflasi 0,03 persen, tarif angkutan udara dengan andil deflasi 0,02 persen serta tarif kereta api dengan andil deflasi 0,01 persen.
"Selain itu terdapat juga komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain emas perhiasan, bawang merah dan cabai merah dengan andil inflasi masing-masing 0,05 persen," imbuhnya.
Baca Juga: Surplus USD3,56 M, Neraca Perdagangan RI April 2024 Jaga Tren Positif 4 Tahun Beruntun
Dia menyebutkan sebaran inflasi bulanan berdasarkan wilayah, dimana 24 dari 28 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 14 lainnya mengalami deflasi. Ia bilang, inflasi tertinggi sebesar 2 persen terjadi di Papua Selatan sementara deflasi terdalam terjadi di Banten sebesar 0,52 persen.
Plt Kepala BPS Amalia A Widyasanti mengatakan, secara year on year terjadi inflasi sebesar 2,84 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi 1,16 persen.
"Deflasi bulan Mei 2024 ini merupakan deflasi pertama setelah deflasi terakhir kali terjadi di Agustus 2023," ujarnya saat konferensi pers hari ini, Senin (3/6/2024).
Baca Juga: Ekspor RI Anjlok 12,97% di April 2024, Ini Sebabnya
Menurutnya, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29 persen dan memberikan andil deflasi sebesar 0,08 persen.
Adapun komoditas penyumbang utama deflasi adalah beras, dengan andil deflasi sebesar 0,15 persen, daging ayam ras dan ikan segar dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,03 persen serta tomat dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing 0,02 persen.
Menurut dia, komoditas lainnya yang juga memberikan andil deflasi adalah tarif angkutan antar kota dengan andil deflasi 0,03 persen, tarif angkutan udara dengan andil deflasi 0,02 persen serta tarif kereta api dengan andil deflasi 0,01 persen.
"Selain itu terdapat juga komoditas yang memberikan andil inflasi antara lain emas perhiasan, bawang merah dan cabai merah dengan andil inflasi masing-masing 0,05 persen," imbuhnya.
Baca Juga: Surplus USD3,56 M, Neraca Perdagangan RI April 2024 Jaga Tren Positif 4 Tahun Beruntun
Dia menyebutkan sebaran inflasi bulanan berdasarkan wilayah, dimana 24 dari 28 provinsi mengalami inflasi, sedangkan 14 lainnya mengalami deflasi. Ia bilang, inflasi tertinggi sebesar 2 persen terjadi di Papua Selatan sementara deflasi terdalam terjadi di Banten sebesar 0,52 persen.
(nng)
tulis komentar anda