Aset Rusia Rp24,1 Triliun Dicaplok UE, Jubir Kemenlu: Kami Akan Respons Keras

Jum'at, 26 Juli 2024 - 08:25 WIB
Rusia kembali menegaskan bakal merespons keras usai aset Bank Sentral yang dibekukan diambil oleh Uni Eropa (UE). Foto/Dok
MOSKOW - Rusia kembali menegaskan bakal merespons keras usai aset Bank Sentral yang dibekukan diambil oleh Uni Eropa (UE) . Hal yang membuat Kremlin geram, aset senilai USD1,5 miliar atau setara Rp24,1 triliun (Kurs Rp16.115 per USD) itu untuk kemudian diberikan kepada Kiev sebagai bantuan militer.



Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengutuk rencana transfer dana dan menjanjikan pembalasan keras. "Kami telah berulang kali mengatakan bahwa kami akan menanggapi dengan sangat keras," kata Maria seperti dilansir RT.



"Tentu saja, kami akan bertindak demi kepentingan nasional, dan mereka akan merasakannya, dan saya pikir mereka mengetahuinya," bebernya.



Diketahui Barat sudah membekukan aset milik Bank Sentral Rusia hampir USD300 miliar tak lama setelah eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022. Sebagian besar dana yang tidak dapat dimobilisasi disimpan di lembaga penyimpanan dan lembaga kliring terbesar di Uni Eropa, Euroclear.

Pada bulan Mei, Brussels menyetujui rencana untuk menggunakan bunga yang diperoleh dari aset yang dibekukan untuk mendukung pemulihan dan pertahanan militer Ukraina. Berdasarkan perjanjian tersebut, 90% dari hasil diharapkan masuk ke dana yang dikelola Uni Eropa untuk bantuan militer Ukraina, dengan 10% lainnya akan dialokasikan untuk mendukung Kiev dengan cara lain.

Sementara itu negara-negara maju yang tergabung dalam G7 selama KTT di Italia pada bulan Juni, juga mencapai kesepakatan untuk menggunakan bunga yang diperoleh dari dana Rusia yang dibekukan untuk membiayai pinjaman senilai USD50 miliar untuk membantu Kiev membeli senjata dan membangun kembali infrastruktur yang rusak.

Moskow telah mengecam langkah-langkah Barat, dengan menekankan bahwa bantuan militer ke Kiev hanya memperpanjang konflik. Pihak berwenang Rusia sebelumnya menyoroti bahwa tuntutan hukum atas dana Rusia yang tidak bergerak sedang berlangsung di banyak negara, dengan beberapa kasus berbuah hasil.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More