Sektor Jasa Keuangan Stabil di Tengah Karut-marut Kondisi Global
Senin, 05 Agustus 2024 - 16:37 WIB
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) mencatat sektor jasa keuangan Indonesia masih terjaga stabil hingga Juli 2023. Ini didukung tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan kondisi tersebut berlangsung di tengah ketidakpastian global akibat meningkatnya tensi perang dagang dan geopolitik, serta normalisasi harga komoditas global.
Mahendra menyoroti tingkat ekonomi global yang melemah dengan inflasi yang termoderasi secara luas, termasuk di Amerika Serikat
"Perekonomian global secara umum terlihat melemah dengan inflasi termoderasi secara broad-based di tengah penurunan inflasi Amerika Serikat," kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDK Bulanan, Senin (5/8/2024).
Di dalam negeri, kinerja perekonomian nasional dinilai masih cukup positif dan cenderung stabil dengan tingkat inflasi yang terjaga, ditambah berlanjutnya surplus neraca perdagangan.
Namun OJK menyoroti berlanjutnya tren penurunan harga komoditas yang telah memoderasi kinerja ekspor. Sejumlah faktor berpotensi mempengaruhi sektor jasa keuangan ke depan, mulai dari downside risk dari pelemahan perekonomian Tiongkok, tensi geopolitik yang masih sangat dinamis, serta fluktuasi harga komoditas ekspor utama.
"Oleh karena itu, lembaga jasa keuangan agar tetap mencermati faktor-faktor risiko tersebut secara berkala," tandas Mahendra.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan kondisi tersebut berlangsung di tengah ketidakpastian global akibat meningkatnya tensi perang dagang dan geopolitik, serta normalisasi harga komoditas global.
Mahendra menyoroti tingkat ekonomi global yang melemah dengan inflasi yang termoderasi secara luas, termasuk di Amerika Serikat
"Perekonomian global secara umum terlihat melemah dengan inflasi termoderasi secara broad-based di tengah penurunan inflasi Amerika Serikat," kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDK Bulanan, Senin (5/8/2024).
Di dalam negeri, kinerja perekonomian nasional dinilai masih cukup positif dan cenderung stabil dengan tingkat inflasi yang terjaga, ditambah berlanjutnya surplus neraca perdagangan.
Namun OJK menyoroti berlanjutnya tren penurunan harga komoditas yang telah memoderasi kinerja ekspor. Sejumlah faktor berpotensi mempengaruhi sektor jasa keuangan ke depan, mulai dari downside risk dari pelemahan perekonomian Tiongkok, tensi geopolitik yang masih sangat dinamis, serta fluktuasi harga komoditas ekspor utama.
"Oleh karena itu, lembaga jasa keuangan agar tetap mencermati faktor-faktor risiko tersebut secara berkala," tandas Mahendra.
(nng)
tulis komentar anda