Pembayaran Klaim Asuransi Kesehatan Meningkat Tembus Rp5,96 Triliun
Jum'at, 16 Agustus 2024 - 21:46 WIB
JAKARTA - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyatakan tren kenaikan asuransi kesehatan terus meningkat hingga 2024. Pada periode Januari hingga Maret 2024 industri asuransi jiwa di Indonesia telah membayarkan klaim asuransi kesehatan sebesar Rp5,96 triliun. Angka ini naik cukup tinggi yakni sebesar 29,6% dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.
Berdasarkan laporan AAJI, pertumbuhan klaim kesehatan selalu berada di kisaran antara 25% sampai dengan 30% sejak pertengahan tahun 2022. Angka tersebut telah melampaui tingkat medical inflation (inflasi medis) yang terjadi di Indonesia, yang besarnya 13% pada 2023. Secara nominal, klaim asuransi kesehatan kumpulan mengalami kenaikan 21,9% menjadi Rp 2,07 triliun secara quarter to quarter (qtq) dan naik 32% dibandingkan kuartal I-2022.
Kemudian AAJI juga mengamati, pengajuan klaim asuransi meningkat sangat signifikan dalam tiga tahun terakhir usai pandemi Covid-19. Sebagai perbandingan, pada kuartal pertama 2022 angka pengajuan klaim itu berada pada kisaran Rp 3,32 triliun, lalu meningkat menjadi Rp 4,6 triliun pada kuartal I-2023, dan kemudian melonjak hingga Rp 5,96 triliun pada kuartal I-2024.
Termasuk dalam tren ini adalah kenaikan klaim asuransi kesehatan perorangan yang mencapai Rp 3,89 triliun (naik 34%, qtq) selama periode Januari-Maret 2024. Dibandingkan kuartal pertama-2022, angka tersebut juga mencerminkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dengan prosentase mencapai 42,7%.
Tren ini mendapatkan perhatian serius dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Deputi Komisioner Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila pada sambutannya di kegiatan IUS 2024 mennyampaikan, sebuah perusahaan asuransi harus bisa melakukan profiling dan mapping risiko sesuai dengan segmentasi pasar serta tantangannya dimana proses underwriting dan claim menjadi kunci keberhasilannya.
"Underwriter dan klaim merupakan 2 dari 3 profesi terpenting di asuransi jiwa selain aktuaris, sesuai dengan roadmap asuransi jiwa yang disusun oleh OJK mengenai penguatan dan pengembangan profesi. Sehingga fungsi dari underwriting untuk profiling dari calon tetanggung bisa secara presisi," kata Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon dalam Indonesia Underwriting Summit ke-5, dikutip Jumat (16/8/2024).
Sementara, Ketua Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) Paul Setio Kartono menambahkan, kolaborasi antara underwriter, klaim dan aktuaris sangat diperlukan untuk kemajuan perusahaan dan juga industri asuransi, agar tidak ada saling tunjuk mencari kesalahan namun saling mencari solusi.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyatakan, BPJS berkomitmen untuk memberikan perlindungan dan pelayanan kesehatan secara komprehensif kepada seluruh rakyat Indonesia. Dan dengan adanya kolaborasi klaim dan layanan pendukung lainnya akan bisa meningkatan kualitas layanan serta membuat BPJS sebagai asuransi kesehatan sosial tidak menerus defisit, namun bisa menunjukkan angka surplus.
Berdasarkan laporan AAJI, pertumbuhan klaim kesehatan selalu berada di kisaran antara 25% sampai dengan 30% sejak pertengahan tahun 2022. Angka tersebut telah melampaui tingkat medical inflation (inflasi medis) yang terjadi di Indonesia, yang besarnya 13% pada 2023. Secara nominal, klaim asuransi kesehatan kumpulan mengalami kenaikan 21,9% menjadi Rp 2,07 triliun secara quarter to quarter (qtq) dan naik 32% dibandingkan kuartal I-2022.
Kemudian AAJI juga mengamati, pengajuan klaim asuransi meningkat sangat signifikan dalam tiga tahun terakhir usai pandemi Covid-19. Sebagai perbandingan, pada kuartal pertama 2022 angka pengajuan klaim itu berada pada kisaran Rp 3,32 triliun, lalu meningkat menjadi Rp 4,6 triliun pada kuartal I-2023, dan kemudian melonjak hingga Rp 5,96 triliun pada kuartal I-2024.
Termasuk dalam tren ini adalah kenaikan klaim asuransi kesehatan perorangan yang mencapai Rp 3,89 triliun (naik 34%, qtq) selama periode Januari-Maret 2024. Dibandingkan kuartal pertama-2022, angka tersebut juga mencerminkan adanya peningkatan yang sangat signifikan dengan prosentase mencapai 42,7%.
Tren ini mendapatkan perhatian serius dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Deputi Komisioner Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila pada sambutannya di kegiatan IUS 2024 mennyampaikan, sebuah perusahaan asuransi harus bisa melakukan profiling dan mapping risiko sesuai dengan segmentasi pasar serta tantangannya dimana proses underwriting dan claim menjadi kunci keberhasilannya.
"Underwriter dan klaim merupakan 2 dari 3 profesi terpenting di asuransi jiwa selain aktuaris, sesuai dengan roadmap asuransi jiwa yang disusun oleh OJK mengenai penguatan dan pengembangan profesi. Sehingga fungsi dari underwriting untuk profiling dari calon tetanggung bisa secara presisi," kata Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon dalam Indonesia Underwriting Summit ke-5, dikutip Jumat (16/8/2024).
Sementara, Ketua Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI) Paul Setio Kartono menambahkan, kolaborasi antara underwriter, klaim dan aktuaris sangat diperlukan untuk kemajuan perusahaan dan juga industri asuransi, agar tidak ada saling tunjuk mencari kesalahan namun saling mencari solusi.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menyatakan, BPJS berkomitmen untuk memberikan perlindungan dan pelayanan kesehatan secara komprehensif kepada seluruh rakyat Indonesia. Dan dengan adanya kolaborasi klaim dan layanan pendukung lainnya akan bisa meningkatan kualitas layanan serta membuat BPJS sebagai asuransi kesehatan sosial tidak menerus defisit, namun bisa menunjukkan angka surplus.
Lihat Juga :
tulis komentar anda