BI Tahan Suku Bunga 6,25%, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.499
Rabu, 21 Agustus 2024 - 16:27 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 64 poin atau 0,41% ke level Rp15.499 setelah sebelumnya di Rp15.435 per USD. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sempat dibuka pada level Rp15.450 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi laporan penggajian bulanan yang lemah di awal bulan ini menjadi katalis bagi lonjakan volatilitas di seluruh kelas aset, membuat para pelaku pasar bersiap menghadapi potensi guncangan lain dengan data yang direvisi yang akan dirilis pada hari Rabu.
"Laporan penggajian tanggal 2 Agustus membuat para pedagang berlomba-lomba memperkirakan prospek Fed perlu memangkas suku bunga setengah persen poin pada pertemuan kebijakan pertengahan September, mendorong kemungkinan tersirat dari langkah tersebut menjadi sekitar 71%, menurut FedWatch Tool dari CME Group," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (21/8/2024).
Baca Juga: Bank Indonesia Konsisten Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25%
Pidato utama Powell pada hari Jumat di simposium ekonomi Jackson Hole di Kansas City Fed akan diurai dengan hati-hati untuk mencari petunjuk tentang kemungkinan besarnya pemotongan suku bunga bulan depan, dan apakah biaya pinjaman kemungkinan akan diturunkan pada setiap pertemuan Fed berikutnya.
Sementara, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengakhiri perjalanan ke Timur Tengah yang dimaksudkan untuk membantu menengahi perjanjian gencatan senjata di Gaza. Blinken dan mediator dari Mesir dan Qatar telah meningkatkan harapan untuk "proposal penjembatan" AS, yang dapat mempersempit kesenjangan antara kedua belah pihak dalam perang yang telah berlangsung selama 10 bulan.
Para pedagang akan mencermati sesi khusus parlemen Jepang pada hari Jumat. Gubernur BOJ Kazuo Ueda akan bersaksi dan fokus akan tertuju pada nadanya setelah wakilnya yang berpengaruh Shinichi Uchida mengambil sikap yang lebih dovish awal bulan ini, membantu menenangkan pasar.
Dari sentimen domestik, ketidakpastian global terkait ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global masih mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan risiko bagi pergerakan rupiah meskipun kondisi ekonomi domestik Indonesia cukup kuat. Perlambatan ekonomi global ini dapat memberikan tekanan pada sektor eksternal Indonesia, sehingga meningkatkan risiko pelebaran defisit neraca transaksi berjalan di tengah tren ekspansi defisit fiskal.
Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Agustus 2024. Keputusan mempertahankan BI rate 6,25% ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS dipengaruhi laporan penggajian bulanan yang lemah di awal bulan ini menjadi katalis bagi lonjakan volatilitas di seluruh kelas aset, membuat para pelaku pasar bersiap menghadapi potensi guncangan lain dengan data yang direvisi yang akan dirilis pada hari Rabu.
"Laporan penggajian tanggal 2 Agustus membuat para pedagang berlomba-lomba memperkirakan prospek Fed perlu memangkas suku bunga setengah persen poin pada pertemuan kebijakan pertengahan September, mendorong kemungkinan tersirat dari langkah tersebut menjadi sekitar 71%, menurut FedWatch Tool dari CME Group," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (21/8/2024).
Baca Juga: Bank Indonesia Konsisten Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6,25%
Pidato utama Powell pada hari Jumat di simposium ekonomi Jackson Hole di Kansas City Fed akan diurai dengan hati-hati untuk mencari petunjuk tentang kemungkinan besarnya pemotongan suku bunga bulan depan, dan apakah biaya pinjaman kemungkinan akan diturunkan pada setiap pertemuan Fed berikutnya.
Sementara, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengakhiri perjalanan ke Timur Tengah yang dimaksudkan untuk membantu menengahi perjanjian gencatan senjata di Gaza. Blinken dan mediator dari Mesir dan Qatar telah meningkatkan harapan untuk "proposal penjembatan" AS, yang dapat mempersempit kesenjangan antara kedua belah pihak dalam perang yang telah berlangsung selama 10 bulan.
Para pedagang akan mencermati sesi khusus parlemen Jepang pada hari Jumat. Gubernur BOJ Kazuo Ueda akan bersaksi dan fokus akan tertuju pada nadanya setelah wakilnya yang berpengaruh Shinichi Uchida mengambil sikap yang lebih dovish awal bulan ini, membantu menenangkan pasar.
Dari sentimen domestik, ketidakpastian global terkait ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global masih mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan risiko bagi pergerakan rupiah meskipun kondisi ekonomi domestik Indonesia cukup kuat. Perlambatan ekonomi global ini dapat memberikan tekanan pada sektor eksternal Indonesia, sehingga meningkatkan risiko pelebaran defisit neraca transaksi berjalan di tengah tren ekspansi defisit fiskal.
Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Agustus 2024. Keputusan mempertahankan BI rate 6,25% ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas.
Lihat Juga :
tulis komentar anda