Dukung Transisi Energi, BNI Salurkan Kredit Hijau SLL Rp5,9 Triliun
Rabu, 25 September 2024 - 14:35 WIB
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menggelar acara BNI ESG and Sustainability Transition Event atau BEST Event dengan tema Energy Sectors Foresight to Encounter Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indoneasia (TKBI). Acara yang berlangsung Selasa (24/9/2024) di Jakarta ini membahas taksonomi keuangan berkelanjutan, landscape perkembangan regional, serta langkah-langkah penerapannya di Indonesia.
Narasumber dari berbagai lembaga, termasuk OJK, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ESDM, serta International Finance Coporation (IFC), memberikan wawasan tentang tantangan dan peluang dalam transisi hijau.
Direktur Risk Management BNI David Pirzada menegaskan komitmen BNI dalam penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) terutama pada pelaksanaan transisi hijau. "Transisi hijau menjadi suatu keharusan untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan," kata David.
Baca Juga: BNI Masuk Daftar 1.000 Perusahaan Terbaik Dunia 2024 versi Time
BNI telah menerapkan Climate Risk Stress Test (CRST) pada bulan Juli 2024, sebagai upaya untuk menilai dampak risiko perubahan iklim terhadap portofolio bank. CRST ini mencakup 50% dari total portofolio kredit BNI, termasuk tujuh kategori industri, salah satunya sektor energi. Proses ini menjadi langkah awal dalam penilaian risiko debitur dari aspek lingkungan.
David juga menjelaskan, transisi ini memerlukan dukungan modal dan investasi yang signifikan. Untuk itu, BNI meluncurkan Sustainability Linked Loan (SLL), yang ditujukan bagi debitur dengan target keberlanjutan yang selaras dengan strategi bisnis mereka.
Program ini memberikan insentif berupa penurunan bunga jika debitur mencapai target keberlanjutan yang telah disepakati. Pada Juni 2024, BNI telah menyalurkan SLL sebesar Rp 5,9 triliun kepada sektor seperti poultry, manufaktur besi, semen, dan manufaktur packaging. Pencapaian BNI dalam portofolio green loan juga menunjukkan hasil positif, dengan pertumbuhan sebesar 13% YoY selama tahun 2023. Hingga Juni 2024, pencapaian green loan BNI telah mencapai 101% dari target tahun 2024 sebesar Rp 71,27 triliun.
Seiring meningkatnya tantangan perubahan iklim, taksonomi keuangan berkelanjutan menjadi pilar utama untuk mengarahkan investasi ke proyek yang berkelanjutan."Taksonomi keuangan akan menjadi penting dalam menentukan arah investasi dan pembiayaan di masa depan," ungkap David.
Narasumber dari berbagai lembaga, termasuk OJK, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ESDM, serta International Finance Coporation (IFC), memberikan wawasan tentang tantangan dan peluang dalam transisi hijau.
Direktur Risk Management BNI David Pirzada menegaskan komitmen BNI dalam penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG) terutama pada pelaksanaan transisi hijau. "Transisi hijau menjadi suatu keharusan untuk mencapai masa depan yang berkelanjutan," kata David.
Baca Juga: BNI Masuk Daftar 1.000 Perusahaan Terbaik Dunia 2024 versi Time
BNI telah menerapkan Climate Risk Stress Test (CRST) pada bulan Juli 2024, sebagai upaya untuk menilai dampak risiko perubahan iklim terhadap portofolio bank. CRST ini mencakup 50% dari total portofolio kredit BNI, termasuk tujuh kategori industri, salah satunya sektor energi. Proses ini menjadi langkah awal dalam penilaian risiko debitur dari aspek lingkungan.
David juga menjelaskan, transisi ini memerlukan dukungan modal dan investasi yang signifikan. Untuk itu, BNI meluncurkan Sustainability Linked Loan (SLL), yang ditujukan bagi debitur dengan target keberlanjutan yang selaras dengan strategi bisnis mereka.
Program ini memberikan insentif berupa penurunan bunga jika debitur mencapai target keberlanjutan yang telah disepakati. Pada Juni 2024, BNI telah menyalurkan SLL sebesar Rp 5,9 triliun kepada sektor seperti poultry, manufaktur besi, semen, dan manufaktur packaging. Pencapaian BNI dalam portofolio green loan juga menunjukkan hasil positif, dengan pertumbuhan sebesar 13% YoY selama tahun 2023. Hingga Juni 2024, pencapaian green loan BNI telah mencapai 101% dari target tahun 2024 sebesar Rp 71,27 triliun.
Seiring meningkatnya tantangan perubahan iklim, taksonomi keuangan berkelanjutan menjadi pilar utama untuk mengarahkan investasi ke proyek yang berkelanjutan."Taksonomi keuangan akan menjadi penting dalam menentukan arah investasi dan pembiayaan di masa depan," ungkap David.
tulis komentar anda