Bank BNI Optimalkan Bisnis Internasional
Jum'at, 28 Agustus 2020 - 22:02 WIB
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terus berupaya menghadapi tantangan pandemi Covid-19 tapi juga tetap fokus bisnis internasional. Bank BNI terus berupaya menjadi gerbang pembiayaan perdagangan dan investasi internasional (trade finance and investment gateaway) yang terdepan, dengan menyediakan pendanaan internasional.
Melalui upaya-upaya tersebut, segmen bisnis internasional tercatat tumbuh impresif, meski di tengah pandemi, dengan pertumbuhan sebesar 17,1% (yoy), menjadi Rp 2,2 triliun, dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,81 triliun. Kantor cabang di luar negeri membukukan lonjakan laba sebelum pajak sebesar 77,2% menjadi Rp 907,4 miliar, didukung fee base income yang melesat 34% dan pembiayaan atau kredit internasional yang mencapai Rp 62,45 triliun.
"Hal ini semakin memperkuat kinerja kredit BNI sepanjang semester pertama tahun in," kata Vice President Investor Relations BNI Roekma Hariadji saat publik ekspose secara virtual di Jakarta, Jumat (28/8/2020).
Dia melanjutkan penyaluran kredit BNI tersebut ditopang oleh kinerja penghimpunan DPK. BNI membukukan likuiditas yang cukup, guna mendanai ekspansi. Pada paruh pertama tahun 2020, perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 662,38 triliun, atau tumbuh 11,3% secara tahunan (year on year/yoy), dari Rp 595,07 triliun pada paruh pertama tahun 2019.
Menurut Roekma, pertumbuhan DPK tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan DPK di industri per Juni 2020 yang tumbuh 7,95% yoy. Hal ini menunjukkan bahwa BNI masih memiliki kelonggaran likuiditas, yang terkonfirmasi dari rasio kredit terhadap DPK (loan to deposito ratio/LDR) yang berada di level 87,8%.
Demikian juga dengan rasio kecukupan likuditas (liquidity coverage ratio/LCR) sebesar 189%, atau terus membaik dari posisi akhir tahun 2019 yang sebesar 182%. "Limpahan likuiditas tersebut memungkinkan BNI untuk terus melakukan ekspansi kredit," jelasnya. Pada saat perekonomian terkontraksi 5,23% yoy sepanjang Semester Pertama Tahun 2020 karena dampak pandemi Covid-19, BNI tetap menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, dengan pertumbuhan yang selektif dan terukur.
Melalui upaya-upaya tersebut, segmen bisnis internasional tercatat tumbuh impresif, meski di tengah pandemi, dengan pertumbuhan sebesar 17,1% (yoy), menjadi Rp 2,2 triliun, dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,81 triliun. Kantor cabang di luar negeri membukukan lonjakan laba sebelum pajak sebesar 77,2% menjadi Rp 907,4 miliar, didukung fee base income yang melesat 34% dan pembiayaan atau kredit internasional yang mencapai Rp 62,45 triliun.
"Hal ini semakin memperkuat kinerja kredit BNI sepanjang semester pertama tahun in," kata Vice President Investor Relations BNI Roekma Hariadji saat publik ekspose secara virtual di Jakarta, Jumat (28/8/2020).
Dia melanjutkan penyaluran kredit BNI tersebut ditopang oleh kinerja penghimpunan DPK. BNI membukukan likuiditas yang cukup, guna mendanai ekspansi. Pada paruh pertama tahun 2020, perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 662,38 triliun, atau tumbuh 11,3% secara tahunan (year on year/yoy), dari Rp 595,07 triliun pada paruh pertama tahun 2019.
Menurut Roekma, pertumbuhan DPK tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan DPK di industri per Juni 2020 yang tumbuh 7,95% yoy. Hal ini menunjukkan bahwa BNI masih memiliki kelonggaran likuiditas, yang terkonfirmasi dari rasio kredit terhadap DPK (loan to deposito ratio/LDR) yang berada di level 87,8%.
Demikian juga dengan rasio kecukupan likuditas (liquidity coverage ratio/LCR) sebesar 189%, atau terus membaik dari posisi akhir tahun 2019 yang sebesar 182%. "Limpahan likuiditas tersebut memungkinkan BNI untuk terus melakukan ekspansi kredit," jelasnya. Pada saat perekonomian terkontraksi 5,23% yoy sepanjang Semester Pertama Tahun 2020 karena dampak pandemi Covid-19, BNI tetap menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik, dengan pertumbuhan yang selektif dan terukur.
(nng)
tulis komentar anda