Pemerintah Buka Opsi Impor 1 Juta Ton Beras, Begini Alasannya
Rabu, 30 Oktober 2024 - 07:26 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan, pemerintah tengah mempertimbangkan impor beras kembali sebesar 1 juta ton. Mantan Menteri Perdagangan yang kerap disapa Zulhas itu menjelaskan, dirinya bersama kementerian terkait baru mendapatkan laporan saat rapat koordinasi dengan sejumlah Kementerian dan Lembaga (K/L) perihal program swasembada pangan 2028.
Guna menutup kebutuhan beras hingga awal tahun 2025, Zulhas tidak menafikan Indonesia masih membuka opsi untuk impor beras tambahan. "Ya, memang kita terhutang. Harusnya kita impor 1 juta lagi. Tapi tadi baru dapat laporan, prosesnya harus bisnis to bisnis, karena India ini," terang Zulhas saat ditemui di kantor Kementerian Kehutanan, Selasa (29/10/2024).
Menko Zulkifli Hasan menuturkan, pertimbangan ini masih dalam proses dikarenakan negara pengimpor, India, tengah dilakukan upaya transaksi secara Bussines to Bussines (B to B) lantaran adanya larangan kuota impor beras yang dibatasi.
"Karena India pernah melarang, setelah dilarang itu kalau dia G to G, harus persetujuan parlement. Jadi rumit lagi, padahal kita butuhnya sekarang. Kalau itu berhasil, sebetulnya kita mungkin, kalau kurang pun, tahun depan kita lihat," tegas Zulhas.
Kendati demikian, opsi pertambahan impor beras sebesar satu juta ton tersebut, lanjut Zulhas, masih dalam pertimbangan. Ia mengatakan, pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk mengurangi impor beras atau bahkan menambahkannya kembali.
"Mungkin bisa kurang sedikit, atau bisa tidak. Karena Pak Mentan sudah habis-habisnya nih. Mungkin sudah hampir 100 ribu yang sawah bisa ditanam," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara terkait data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut produksi beras nasional 2024 turun dibanding 2023.
Penurunan berada di angka 760 ribu ton atau 2,43%. Menurut Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, penurunan produktivitas beras ini tak lepas dari fenomena El Nino yang menyebabkan mundurnya musim tanam.
Guna menutup kebutuhan beras hingga awal tahun 2025, Zulhas tidak menafikan Indonesia masih membuka opsi untuk impor beras tambahan. "Ya, memang kita terhutang. Harusnya kita impor 1 juta lagi. Tapi tadi baru dapat laporan, prosesnya harus bisnis to bisnis, karena India ini," terang Zulhas saat ditemui di kantor Kementerian Kehutanan, Selasa (29/10/2024).
Menko Zulkifli Hasan menuturkan, pertimbangan ini masih dalam proses dikarenakan negara pengimpor, India, tengah dilakukan upaya transaksi secara Bussines to Bussines (B to B) lantaran adanya larangan kuota impor beras yang dibatasi.
"Karena India pernah melarang, setelah dilarang itu kalau dia G to G, harus persetujuan parlement. Jadi rumit lagi, padahal kita butuhnya sekarang. Kalau itu berhasil, sebetulnya kita mungkin, kalau kurang pun, tahun depan kita lihat," tegas Zulhas.
Kendati demikian, opsi pertambahan impor beras sebesar satu juta ton tersebut, lanjut Zulhas, masih dalam pertimbangan. Ia mengatakan, pemerintah tidak menutup kemungkinan untuk mengurangi impor beras atau bahkan menambahkannya kembali.
"Mungkin bisa kurang sedikit, atau bisa tidak. Karena Pak Mentan sudah habis-habisnya nih. Mungkin sudah hampir 100 ribu yang sawah bisa ditanam," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara terkait data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut produksi beras nasional 2024 turun dibanding 2023.
Penurunan berada di angka 760 ribu ton atau 2,43%. Menurut Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, penurunan produktivitas beras ini tak lepas dari fenomena El Nino yang menyebabkan mundurnya musim tanam.
tulis komentar anda