Tumbuh 4,04 Persen, Laba Bersih BNI Tembus Rp19,81 Triliun jelang Akhir Tahun 2024
Senin, 23 Desember 2024 - 10:49 WIB
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencetak laba bersih mencapai Rp19,81 triliun hingga November 2024. Laba tersebut tumbuh 4,04% secara tahunan (year on year/yoy) jika dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya.
Mengutip laporan keuangan BBNI , Senin (23/12/2024), laba bersih didukung kinerja penyaluran kredit yang tumbuh 10,96% menjadi Rp739,53 triliun sampai dengan November 2024. Kinerja tersebut yang juga mendorong total aset tumbuh 9,83% menjadi Rp1.072,63 triliun.
Kinerja positif penyaluran kredit juga mengalir menjadi pendapatan bunga BNI yang mencapai Rp58,80 triliun atau meningkat 5,28% selama sebelas bulan tahun ini. Namun beban bunga naik 23,30% sehingga nominalnya mencapai Rp23,19 triliun.
Pendapatan bunga BNI yang mencapai Rp58,80 triliun atau meningkat 5,28% selama sebelas bulan tahun ini. Namun, beban bunga naik 23,30% sehingga nominalnya mencapai Rp23,19 triliun.
Dengan begitu, pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) harus rela susut 3,87% menjadi Rp35,61 triliun sampai dengan November 2024. Namun penurunan tersebut sejatinya bergerak membaik atau lebih sedikit dibandingkan posisi tiga bulan lalu (Agustus 2024) yang tercatat -6,83%.
Tak hanya itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI tetap mampu mengalami pertumbuhan di periode sama. Meski tak signifikan, DPK BNI tercatat tumbuh 6,96% menjadi Rp783,78 triliun per November 2024.
Penopang pertumbuhan DPK bahkan datang dari instrumen dana murah (current account saving account/CASA) yang melesat 11,08% menjadi Rp559.36 triliun. Secara tahunan, CASA BNI menguat dari 68,73% ke level 71,37 persen per November 2024.
Secara rinci, instrumen dana di giro BNI melonjak 12,95% menjadi Rp316,32 triliun. Kemudian instrumen tabungan melaju 8,75% menjadi Rp243,03 triliun. Sedangkan deposito sebagai sumber pendanaan mahal yang bisa ditekan pergerakannya sebesar 2,02% menjadi Rp224,42 triliun.
Mengutip laporan keuangan BBNI , Senin (23/12/2024), laba bersih didukung kinerja penyaluran kredit yang tumbuh 10,96% menjadi Rp739,53 triliun sampai dengan November 2024. Kinerja tersebut yang juga mendorong total aset tumbuh 9,83% menjadi Rp1.072,63 triliun.
Kinerja positif penyaluran kredit juga mengalir menjadi pendapatan bunga BNI yang mencapai Rp58,80 triliun atau meningkat 5,28% selama sebelas bulan tahun ini. Namun beban bunga naik 23,30% sehingga nominalnya mencapai Rp23,19 triliun.
Pendapatan bunga BNI yang mencapai Rp58,80 triliun atau meningkat 5,28% selama sebelas bulan tahun ini. Namun, beban bunga naik 23,30% sehingga nominalnya mencapai Rp23,19 triliun.
Dengan begitu, pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) harus rela susut 3,87% menjadi Rp35,61 triliun sampai dengan November 2024. Namun penurunan tersebut sejatinya bergerak membaik atau lebih sedikit dibandingkan posisi tiga bulan lalu (Agustus 2024) yang tercatat -6,83%.
Tak hanya itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI tetap mampu mengalami pertumbuhan di periode sama. Meski tak signifikan, DPK BNI tercatat tumbuh 6,96% menjadi Rp783,78 triliun per November 2024.
Penopang pertumbuhan DPK bahkan datang dari instrumen dana murah (current account saving account/CASA) yang melesat 11,08% menjadi Rp559.36 triliun. Secara tahunan, CASA BNI menguat dari 68,73% ke level 71,37 persen per November 2024.
Secara rinci, instrumen dana di giro BNI melonjak 12,95% menjadi Rp316,32 triliun. Kemudian instrumen tabungan melaju 8,75% menjadi Rp243,03 triliun. Sedangkan deposito sebagai sumber pendanaan mahal yang bisa ditekan pergerakannya sebesar 2,02% menjadi Rp224,42 triliun.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda