Siap Right Issue 1,699 Miliar Saham, JSKY Incar Dana Rp84,97 M

Kamis, 03 September 2020 - 15:36 WIB
Teknologi energi terbarukan yang digeluti PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) saat ini sedang menjadi tren dan memiliki pasar yang prospektif di seluruh dunia. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Emiten energi terbarukan PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY) mengumumkan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) dengan agenda meminta persetujuan aksi korporasi melakukan penambahan modal perseroan melalui mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issues.

Berdasarkan pengumuman perseroan di web Bursa Efek Indonesia (BEI), RUPSLB rencananya akan digelar di Kantor Operasional Perseroan, Jl Raya Cicadas, Gunung Putri, Bogor, pada 24 September 2020 mendatang. Adapun agenda RUPSLB di antaranya persetujuan pembatalan right issues tahap pertama yang sebelumnya sudah disetujui RUPSLB pada 25 Juli 2019 karena telah melewati batas waktu berlaku 12 bulan dari tanggal persetujuan, dan rapat untuk memperoleh kembali persetujuan RUPSLB melaksanakan penawaran umum terbatas atau right issues tahap 2.

(Baca Juga: Mentari Bisa Bikin Indonesia Jadi Negara Adidaya Energi Terbarukan)

JSKY berencana untuk menerbitkan sebanyak 1.699.448.100 saham baru dengan nilai nominal Rp50 per saham. Dengan penawaran itu, JSKY menargetkan akan mendapatkan tambahan modal sekitar Rp84,97 miliar melalui mekanisme penawaran umum terbatas. JSKY berencana seluruh dana yang terhimpun akan digunakan untuk penambahan modal kerja perseroan setelah dikurangi biaya-biaya emisi.



"Penambahan modal akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan perseroan," ujar Sekretaris JSKY Frisky Kurniawan dalam keterangannya, Kamis (3/9/2020).

DIa menerangkan, right issue merupakan peluang bagi pemegang saham untuk meningkatkan kontribusi. Apabila pemegang saham tidak menggunakan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), maka persentase kepemilikan saham secara keseluruhan diperkirakan akan terdilusi sebesar maksimum 45,54%.

JSKY adalah emiten fokus pada industri energi terbarukan. Teknologi energi terbarukan saat ini sedang menjadi tren dan memiliki pasar yang prospektif di seluruh dunia. Selain memproduksi dan memasarkan panel surya, JSKY tahun ini juga mengerjakan sejumlah proyek pembangkit listrik tenaga surya di berbagai daerah.

Diantaranya kontrak proyek pembangkit listrik tenaga surya di Merauke, Papua, dan Sorong, Papua Barat, dengan nilai kurang lebih Rp500 miliar. JSKY juga telah membangun dan mengelola proyek percontohan PLTS dengan teknologi paling mutakhir di Fakultas Teknik UI dan proyek PLTS Karampuang di Sulawesi Barat.

(Baca Juga: Industri Perikanan Bakal Manfaatkan Cold Storage Tenaga Surya)

Menurut Frisky, pasar retail panel surya saat ini memang agak melambat karena pengaruh dari melambatnya seluruh kinerja ekonomi dan bisnis secara global akibat pandemi Covid-19 yang belum usai. Namun, kontrak proyek-proyek solar system tetap berjalan sesuai jadwal. Termasuk proyek perluasan pabrik panel surya milik JSKY di Cisalak, Jawa Barat.

"Permintaan ekspor masih tetap tinggi, sehingga perluasan tetap dilakukan,” ujar Frisky Kurniawan. JSKT mempunyai pangsa ekspor rutin ke Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat," ujarnya.

Frisky menambahkan, JSKY pun tetap optimis dengan target pendapatan hingga Rp1 triliun sampai akhir tahun nanti, ditopang berbagai kontrak proyek solar system yang dimiliki perusahaan.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More