Dengan Program Ini Pupuk Indonesia Grup Bantu Lepaskan Petani dari Pengijon

Kamis, 17 September 2020 - 19:15 WIB
Direktur Utama Pupuk Indonesia, Achmad Bakir Pasaman, saat mengunjungi proyek Corporate Farming di Sukamandi, Subang (16/9). Foto/Ist
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) mengembangkan program agro-solution untuk meningkatkan produktivitas hasil panen serta meningkatkan kesejahteraan petani . Direktur Utama Pupuk Indonesia Achmad Bakir Pasaman, saat mengunjungi proyek corporate farming di Sukamandi, Subang (16/9), mengatakan bahwa Pupuk Indonesia Grup tengah mengembangkan sejumlah program agro-solution melalui sinergi BUMN dan swasta. Tujuannya, untuk membantu petani memenuhi kebutuhan pertaniannya, sehingga mendorong peningkatan hasil panen serta membantu meningkatkan pendapatan.

“Saat ini, melalui Pupuk Kujang di Kawasan Sukamandi, Subang, kami bekerja sama dengan PT Sang Hyang Seri, PT RNI, dan juga PT Pertani. Kami ikut terlibat dalam kegiatan corporate farming di atas lahan seluas 1.000 ha," kata Bakir, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kamis (17/9/2020). ( Baca juga:Menteri Agus Pede Penjualan Otomotif Bakal Ngegas di Semester II )

Keterlibatan Pupuk Indonesia Grup antara lain dalam analisa uji tanah, pengawalan teknis, serta penyediaan pupuk. "Hasil pantauan sementara, dari corporate farming ini ada peningkatan produktivitas yang signifikan, dari rata-rata 5 ton menjadi 8 sampai 9 ton per hektar," jelas Bakir.



Turut hadir dalam kegiatan di Subang tersebut, Direktur Utama Pupuk Kujang Maryadi, dan Direktur Utama PT Sang Hyang Seri (Persero) Karyawan Gunarso. “Saat ini kami baru kembangkan corporate farming seluas 1.000 ha, namun kami mempunyai lahan hingga 3.200 ha yang siap untuk digarap melalui sinergi, baik BUMN maupun swasta," imbuh Karyawan.

Selain kerja sama corporate farming di Sukamandi, Pupuk Indonesia Grup melalui PT Pupuk Kaltim juga tengah mengembangkan konsep agro-solution di sejumlah desa di Jember dan Banyuwangi, dengan masing-masing areal lahan seluas 10 ha. “Konsepnya mirip, tapi untuk program agro solution di Jember dan Banyuwangi ini kami bekerja sama langsung dengan petani, bukan perusahaan," jelas Bakir.

Petani-petani tersebut mendapatkan pembinaan dan kawalan teknis, serta pasokan pupuk non-subsidi yang disesuaikan dengan kondisi lahannya. “Mereka juga kami kawal untuk mendapatkan bantuan permodalan KUR dari perbankan, serta memperoleh asuransi pertanian," jelasnya. ( Baca juga:Pemulihan Ekonomi Sudah Sedot Dana Rp240,9 Triliun, Terbanyak untuk Bansos )

Program ini juga dimanfaatkan untuk uji coba teknologi i-Farm, yaitu aplikasi yang dikembangkan Pupuk Kaltim untuk memantau aktivitas dan kemajuan para petani binaan di daerah tersebut. “Tentunya juga kami bersinergi dengan pemerintah daerah dan petugas PPL untuk membina petani, termasuk juga pihak swasta," kata Bakir.

Melalui program agro solution ini Bakir berharap produktivitas pertanian bisa meningkat di atas rata-rata. Dengan hasil panen yang melimpah, diharapkan pendapatan petani binaan bisa meningkat sehingga mendorong kesejahteraan mereka dan menghilangkan ketergantungan terhadap tengkulak dan pengijon. “Bahkan dengan pendapatan yang baik ini, mereka nanti tidak bergantung lagi pada pupuk subsidi, tapi sanggup membeli pupuk non-subsidi dengan formula-formula yang memang dibutuhkan oleh lahannya," jelas Bakir.

Pupuk Indonesia sendiri saat ini tengah menjalankan program transformasi untuk memperluas bisnis perusahaan menjadi penyedia produk nutrisi tanaman dan solusi pertanian. “Dalam era disrupsi saat ini, ditambah dengan pentingnya peran pertanian terhadap ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19, kita harus bisa menyediakan produk dan layanan lengkap terhadap dunia pertanian, sehingga bisa terus mendorong produktivitas pertanian di Indonesia," tutup Bakir.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More