Ekonom Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I/2020 di Kisaran 4,18%
Selasa, 05 Mei 2020 - 08:42 WIB
JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal I tahun 2020 diperkirakan berkisar 4,18% year on year (yoy) dari kuartal sebelumnya tercatat 4,97% yoy. Adapun pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan melambat ke kisaran 4,64% yoy dari kuartal sebelumnya 4,97% yoy.
"Beberapa data yang mengukur tingkat konsumsi rumah tangga cenderung bervariasi dimana laju pertumbuhan penjualan ritel pada periode Januari-Maret 2020 tercatat terkontraksi -5,4% yoy dibandingkan laju penjualan ritel pada 1Q19 yang tercatat 10,1% yoy. Sementara, indeks kepercayaan konsumen pada periode 1Q20 juga menunjukkan tren yang menurun cukup signifikan," ujar Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (5/5/2020).
Dia melanjutkan, laju pertumbuhan nilai tukar petani tercatat 1,7% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 3,2% yoy. Pertumbuhan penjualan mobil mengalami kontraksi -15,6% yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat -10,7% yoy.
Selain itu, impor barang konsumsi sepanjang kuartal I tahun 2020 tercatat tumbuh 7,1% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 8,0% yoy. "Kredit konsumsi pada kuartal I tahun 2020 juga tercatat melambat menjadi 5,4%yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat 9%yoy," katanya.
Sambung dia, pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal I tahun ini diperkirakan cenderung melambat menjadi 3,87% yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat 5,03%, dimana investasi bangunan dan non-bangunan cenderung melambat. Hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi -4,07% yoy pada kuartal I tahun 2020, dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat tumbuh 4,1%yoy.
"Kontraksi penjualan semen mengindikasikan investasi bangunan sepanjang periode Jan-Mar 2020 mengalami penurunan. Selain itu, investasi non-bangunan juga melambat terindikasi dari impor barang modal sepanjang 1Q20 tercatat terkontraksi -13,1% yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat -4,7% yoy. Penjualan alat berat pada kuartal I-2020 pun juga diperkirakan turun ± 40-50% dibandingkan periode yang sama tahun yang lalu," bebernya.
Lebih lanjut terang dia konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung flat dengan laju 0,7% yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat 5,2% yoy seiring dengan realisasi laju pertumbuhan belanja K/L yang tercatat melambat menjadi 11% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 25% yoy.
"Surplus neraca perdagangan pada 1Q20 dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya mengindikasikan bahwa net ekspor pada komponen PDB di 1Q20 diperkirakan cenderung meningkat dibandingkan net ekspor pada 1Q19. Dimana laju impor non-migas pada kuartal I-2020 tercatat terkontraksi -5,8% yoy sementara ekspor non-migas tercatat tumbuh 6,4%yoy," katanya.
Sementara itu, dari sisi produksi,secara umum mengalami perlambatan terindikasi dari laju penerimaan pajak PPh non migas pada kuartal I 2020 yang tercatat terkontraksi -3% sedangkan pada periode kuartal I tahun 2019 masih tercatat tumbuh 6,7% yoy. Lalu, laju pertumbuhan sektor manufaktur diperkirakan tercatat 3% yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat 3,85% yoy.
"Beberapa data yang mengukur tingkat konsumsi rumah tangga cenderung bervariasi dimana laju pertumbuhan penjualan ritel pada periode Januari-Maret 2020 tercatat terkontraksi -5,4% yoy dibandingkan laju penjualan ritel pada 1Q19 yang tercatat 10,1% yoy. Sementara, indeks kepercayaan konsumen pada periode 1Q20 juga menunjukkan tren yang menurun cukup signifikan," ujar Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (5/5/2020).
Dia melanjutkan, laju pertumbuhan nilai tukar petani tercatat 1,7% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 3,2% yoy. Pertumbuhan penjualan mobil mengalami kontraksi -15,6% yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat -10,7% yoy.
Selain itu, impor barang konsumsi sepanjang kuartal I tahun 2020 tercatat tumbuh 7,1% yoy dari kuartal sebelumnya yang tercatat 8,0% yoy. "Kredit konsumsi pada kuartal I tahun 2020 juga tercatat melambat menjadi 5,4%yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat 9%yoy," katanya.
Sambung dia, pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal I tahun ini diperkirakan cenderung melambat menjadi 3,87% yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat 5,03%, dimana investasi bangunan dan non-bangunan cenderung melambat. Hal tersebut terindikasi dari pertumbuhan penjualan semen yang terkontraksi -4,07% yoy pada kuartal I tahun 2020, dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat tumbuh 4,1%yoy.
"Kontraksi penjualan semen mengindikasikan investasi bangunan sepanjang periode Jan-Mar 2020 mengalami penurunan. Selain itu, investasi non-bangunan juga melambat terindikasi dari impor barang modal sepanjang 1Q20 tercatat terkontraksi -13,1% yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat -4,7% yoy. Penjualan alat berat pada kuartal I-2020 pun juga diperkirakan turun ± 40-50% dibandingkan periode yang sama tahun yang lalu," bebernya.
Lebih lanjut terang dia konsumsi pemerintah diperkirakan cenderung flat dengan laju 0,7% yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat 5,2% yoy seiring dengan realisasi laju pertumbuhan belanja K/L yang tercatat melambat menjadi 11% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 25% yoy.
"Surplus neraca perdagangan pada 1Q20 dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya mengindikasikan bahwa net ekspor pada komponen PDB di 1Q20 diperkirakan cenderung meningkat dibandingkan net ekspor pada 1Q19. Dimana laju impor non-migas pada kuartal I-2020 tercatat terkontraksi -5,8% yoy sementara ekspor non-migas tercatat tumbuh 6,4%yoy," katanya.
Sementara itu, dari sisi produksi,secara umum mengalami perlambatan terindikasi dari laju penerimaan pajak PPh non migas pada kuartal I 2020 yang tercatat terkontraksi -3% sedangkan pada periode kuartal I tahun 2019 masih tercatat tumbuh 6,7% yoy. Lalu, laju pertumbuhan sektor manufaktur diperkirakan tercatat 3% yoy dari kuartal I tahun 2019 yang tercatat 3,85% yoy.
(akr)
tulis komentar anda