Airlangga Gaungkan Rasa Aman Bagi Wisatawan, 9 Daerah Terapkan Protokol Ketat
Minggu, 27 September 2020 - 12:08 WIB
JAKARTA - Ketahanan ekonomi Indonesia diuji dengan hadirnya pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara. Meski begitu, indikator ekonomi menggambarkan ketahanan nasional lebih baik dibandingkan banyak negara lain di dunia.
(Baca Juga: Branding CHSE Jadi Kunci Sektor Pariwisata Bangkit )
Karena itu, pemerintah optimistis dapat mencegah perekonomian terkontraksi lebih dalam lagi sekaligus mempercepat pemulihannya, termasuk untuk daerah-daerah yang bergantung pada sektor pariwisata .
“Pemerintah telah menyiapkan strategi, serta menetapkan berbagai kebijakan dan program untuk tetap menggerakkan ekonomi, menjaga sumber penghasilan masyarakat. Namun dengan tetap mengedepankan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Minggu (27/9/2020).
Kampanye I Do Care telah diluncurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sejak 10 Juli 2020, untuk menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) pada sektor MICE di Indonesia. Standar CHSE tersebut sudah sesuai dengan standar global.
(Baca Juga: Bangkitnya Destinasi Wisata Lokal )
Adapun sosialisasi program CHSE dijalankan di sembilan destinasi MICE, antara lain Bintan, Yogyakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Manado, Lombok, Banten dan DKI Jakarta, serta Semarang.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Kemenparekraf yang mengusung kampanye InDOnesia Care atau I Do Care dalam menegakkan protokol kesehatan di dunia pariwisata,” katanya.
Menko Airlangga menuturkan, dipilihnya Bintan sebagai salah satu lokasi Kampanye I Do Care disebabkan kota ini merupakan tujuan wisata yang sudah siap, serta berada dalam hub yang dekat dengan mancanegara.
“Tentunya kota ini menjadi pengungkit pertama sektor pariwisata, namun (kebangkitan) hanya bisa dicapai dengan protokol kesehatan yang siap. Saya melihat bahwa Kepri adalah daerah hijau, dengan tingkat kesembuhannya 60,7% yang melampaui standar global (WHO) 60% dan kasus aktif di sini hanya 375,” tuturnya.
Dia berharap, program ini benar-benar dijalankan dan digaungkan secara masif untuk meningkatkan kepercayaan calon wisatawan domestik dan global. Termasuk juga kehadiran pemerintah dalam rangka Rapat Koordinasi Pimpinan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Bintan kemarin, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Ini diharapkan memberikan contoh baik dari program I Do Care tersebut, sehingga memberikan rasa aman bagi calon wisatawan untuk mau kembali bepergian dan berwisata,” imbuhnya.
(Baca Juga: Branding CHSE Jadi Kunci Sektor Pariwisata Bangkit )
Karena itu, pemerintah optimistis dapat mencegah perekonomian terkontraksi lebih dalam lagi sekaligus mempercepat pemulihannya, termasuk untuk daerah-daerah yang bergantung pada sektor pariwisata .
“Pemerintah telah menyiapkan strategi, serta menetapkan berbagai kebijakan dan program untuk tetap menggerakkan ekonomi, menjaga sumber penghasilan masyarakat. Namun dengan tetap mengedepankan kepatuhan terhadap protokol kesehatan,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Minggu (27/9/2020).
Kampanye I Do Care telah diluncurkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sejak 10 Juli 2020, untuk menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) pada sektor MICE di Indonesia. Standar CHSE tersebut sudah sesuai dengan standar global.
(Baca Juga: Bangkitnya Destinasi Wisata Lokal )
Adapun sosialisasi program CHSE dijalankan di sembilan destinasi MICE, antara lain Bintan, Yogyakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Manado, Lombok, Banten dan DKI Jakarta, serta Semarang.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Kemenparekraf yang mengusung kampanye InDOnesia Care atau I Do Care dalam menegakkan protokol kesehatan di dunia pariwisata,” katanya.
Menko Airlangga menuturkan, dipilihnya Bintan sebagai salah satu lokasi Kampanye I Do Care disebabkan kota ini merupakan tujuan wisata yang sudah siap, serta berada dalam hub yang dekat dengan mancanegara.
“Tentunya kota ini menjadi pengungkit pertama sektor pariwisata, namun (kebangkitan) hanya bisa dicapai dengan protokol kesehatan yang siap. Saya melihat bahwa Kepri adalah daerah hijau, dengan tingkat kesembuhannya 60,7% yang melampaui standar global (WHO) 60% dan kasus aktif di sini hanya 375,” tuturnya.
Dia berharap, program ini benar-benar dijalankan dan digaungkan secara masif untuk meningkatkan kepercayaan calon wisatawan domestik dan global. Termasuk juga kehadiran pemerintah dalam rangka Rapat Koordinasi Pimpinan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Bintan kemarin, dengan menerapkan protokol kesehatan ketat.
“Ini diharapkan memberikan contoh baik dari program I Do Care tersebut, sehingga memberikan rasa aman bagi calon wisatawan untuk mau kembali bepergian dan berwisata,” imbuhnya.
(akr)
tulis komentar anda