Meski Turun, Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Lebih Baik dari Nasional

Rabu, 06 Mei 2020 - 15:30 WIB
Monumen Nasional (Monas) ikon kota Jakarta. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta pada kuartal I 2020 turun menjadi 5,06% (year on year/yoy), lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar 5,96%. Turunnya perekonomian Jakarta disebabkan dampak pandemi Covid-19.

Meski perekonomian Jakarta menurun, namun angka tersebut lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang jatuh menjadi 2,97%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo menerangkan pertumbuhan ekonomi Jakarta masih ditopang oleh meningkatnya ekspor dan konsumsi pemerintah. Adapun konsumsi rumah tangga melambat namun masih berada di angka moderat. Sementara sektor jasa tercatat bervariasi.



Sebagai rincian, ekspor meningkat sebesar 9,75% (yoy), setelah mengalami kontraksi pada kuartal sebelumnya. Kenaikan terutama terjadi pada ekspor barang dan jasa ke luar DKI Jakarta untuk jasa perbankan, jasa kesehatan serta produk makanan jadi dan farmasi.

"Konsumsi pemerintah juga tumbuh sebesar 2,27% (yoy), setelah kuartal sebelumnya mengalami kontraksi yang cukup dalam (-30,70%), baik bersumber dari belanja Kementerian/Lembaga di Jakarta maupun dari belanja APBD," terangnya di Jakarta, Rabu (6/5/2020).

Konsumsi rumah tangga masih cukup kuat, yaitu tumbuh sebesar 4,93% (yoy). Meski pertumbuhan tersebut melambat akibat pandemi Covid-19 yang otomatis berdampak pada berkurangnya konsumsi masyarakat.

"Kebijakan work from home dan physical distancing mendorong penurunan pengeluaran masyarakat terutama untuk rekreasi dan transportasi," kata Hamid Ponco.

Untuk sektor jasa tumbuh bervariasi. Sektor jasa keuangan tumbuh 15,84% (yoy) karena meningkatnya aktivitas transaksi keuangan terutama pada perbankan. Bidang informasi dan komunikasi juga meningkat sebesar 9,16% (yoy), sejalan dengan peningkatan penggunaan internet untuk mendukung kegiatan work and school from home.

Sementara sektor jasa perdagangan, yaitu perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor melambat sebesar 2,02% (yoy) sejalan dengan melambatnya kinerja konsumsi rumah tangga.

Sektor konstruksi mengalami perlambatan menjadi 2,41% (yoy) sejalan dengan kinerja investasi yang masih tertahan. Industri pengolahan mengalami kontraksi -1,47% (yoy) yang merata pada hampir seluruh kelompok industri kecuali industri makanan dan minuman serta farmasi.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta akan terus memonitor berbagai perkembangan, baik di tingkat regional, nasional, maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta.
(bon)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More