Ekonomi Jabar Anjlok, Ini Kata Kepala BI Jabar
Rabu, 06 Mei 2020 - 20:30 WIB
BANDUNG - Perekonomian Jawa Barat pada kuartal I 2020, anjlok menjadi 2,73% (year on year). Angka ini turun drastis dibandingkan pertumbuhan pada kuartal IV 2019 yang mencapai 4,11% (yoy).
Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto mengatakan, turunnya ekonomi Jabar diakibatkan melambatnya konsumsi rumah tangga akibat dampak Covid-19. Wabah ini membuat banyak kejadian PHK dan perumahan tenaga kerja di berbagai sektor ekonomi.
"Investasi berupa PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) tumbuh di bawah kemampuan normalnya, seiring menurunnya investasi fisik berupa barang modal akibat ketidakpastian ekonomi yang tinggi. Sehingga investor cenderung beralih pada instrumen investasi yang dianggap aman, khususnya emas," terang dia di Bandung, Rabu (6/5/2020).
Terkait ekspor, kata Herawanto, terjadi kontraksi karena menurunnya volume perdagangan dunia akibat pelemahan permintaan global menyusul kebijakan social distancing dan travel warning untuk mencegah penyebarluasan Covid-19.
Sementara impor mengalami kontraksi lebih dalam karena perlambatan kinerja ekonomi China sebagai negara pemasok bahan baku industri terbesar di Jawa Barat.
Perlambatan kinerja industri pengolahan dipengaruhi oleh penurunan permintaan ekspor oleh negara mitra dagang searah dengan kondisi perekonomian global yang terkoreksi dalam pada kuartal I 2020. Hal ini juga dipengaruhi oleh menurunnya kinerja rantai pasok global akibat Covid-19.
"Kinerja perdagangan juga tertekan karena penurunan daya beli masyarakat akibat penurunan pendapatan, di samping keterbatasan mobilitas masyarakat sebagai konsekuensi kebijakan penanganan penyebaran Covid-19," jelas dia.
Sementara itu, kinerja konstruksi masih stabil seiring dengan berlanjutnya proyek-proyek infrastruktur di Jawa Barat pada awal 2020, seperti Tol Cisumdawu dan Pelabuhan Patimban.
"Kami akan terus mencermati perkembangan dan prospek perekonomian Jawa Barat tahun 2020. Potensi risiko perekonomian global akibat pandemi Covid-19 perlu segera diatasi, khususnya terkendalanya perdagangan luar negeri yang berimbas pada kinerja industri Jawa Barat," imbuh Herawanto.
Selain itu, kata dia, Bank Indonesia juga mencermati perlunya menjaga daya beli masyarakat. Serta berharap segera pulihnya aktivitas perdagangan untuk mendorong permintaan domestik di sepanjang tahun 2020.
Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto mengatakan, turunnya ekonomi Jabar diakibatkan melambatnya konsumsi rumah tangga akibat dampak Covid-19. Wabah ini membuat banyak kejadian PHK dan perumahan tenaga kerja di berbagai sektor ekonomi.
"Investasi berupa PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) tumbuh di bawah kemampuan normalnya, seiring menurunnya investasi fisik berupa barang modal akibat ketidakpastian ekonomi yang tinggi. Sehingga investor cenderung beralih pada instrumen investasi yang dianggap aman, khususnya emas," terang dia di Bandung, Rabu (6/5/2020).
Terkait ekspor, kata Herawanto, terjadi kontraksi karena menurunnya volume perdagangan dunia akibat pelemahan permintaan global menyusul kebijakan social distancing dan travel warning untuk mencegah penyebarluasan Covid-19.
Sementara impor mengalami kontraksi lebih dalam karena perlambatan kinerja ekonomi China sebagai negara pemasok bahan baku industri terbesar di Jawa Barat.
Perlambatan kinerja industri pengolahan dipengaruhi oleh penurunan permintaan ekspor oleh negara mitra dagang searah dengan kondisi perekonomian global yang terkoreksi dalam pada kuartal I 2020. Hal ini juga dipengaruhi oleh menurunnya kinerja rantai pasok global akibat Covid-19.
"Kinerja perdagangan juga tertekan karena penurunan daya beli masyarakat akibat penurunan pendapatan, di samping keterbatasan mobilitas masyarakat sebagai konsekuensi kebijakan penanganan penyebaran Covid-19," jelas dia.
Sementara itu, kinerja konstruksi masih stabil seiring dengan berlanjutnya proyek-proyek infrastruktur di Jawa Barat pada awal 2020, seperti Tol Cisumdawu dan Pelabuhan Patimban.
"Kami akan terus mencermati perkembangan dan prospek perekonomian Jawa Barat tahun 2020. Potensi risiko perekonomian global akibat pandemi Covid-19 perlu segera diatasi, khususnya terkendalanya perdagangan luar negeri yang berimbas pada kinerja industri Jawa Barat," imbuh Herawanto.
Selain itu, kata dia, Bank Indonesia juga mencermati perlunya menjaga daya beli masyarakat. Serta berharap segera pulihnya aktivitas perdagangan untuk mendorong permintaan domestik di sepanjang tahun 2020.
(bon)
tulis komentar anda