Investasi Saham Jangan Baper!
Jum'at, 16 Oktober 2020 - 08:56 WIB
JAKARTA - Investasi saham membutuhkan manajemen keuangan dan manajemen psikologis yang baik. Kesabaran investor saham diuji ketika memperoleh saham yang turun saat dibeli, tetapi malah naik saat dijual.
Terkadang saat memegang saham yang harganya terus merangkak naik, kedisiplinan investor pun diuji. Emosi ketakutan (fear) dan keserakahan (greed) memainkan peranan besar dalam pengambilan keputusan investasi saham, terutama saat menginginkan keuntungan dalam jumlah besar di waktu yang singkat.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, serta hasil diskusi dengan para trader dan komunitas trader, Direktur IT & Online trading MNC Sekuritas Fifi Virgantria menyampaikan, rasa takut dan serakah harus dapat dikendalikan, sehingga investasi saham berjalan dengan maksimal.
( )
Rasa takut itu wajar. Namun, kata dia, yang terpenting adalah bagaimana kita mengontrol ketakutan kita supaya tidak berlebihan, sehingga tidak mendominasi keputusan saat berinvestasi saham.
“Rasa takut yang berlebihan justru akan menyebabkan takut menghadapi risiko, sehingga kita melewatkan banyak peluang yang baik. Sikap ragu-ragu membuat kita terlalu lama mengambil keputusan, padahal eksekusi di dunia saham harus cepat supaya momentum masih ada di genggaman,” kata Fifi.
Selain rasa takut, investor saham juga wajib waspada terhadap rasa serakah. Kadang harga saham sudah melambung, investor malah makin terpacu untuk ikut membeli karena FOMO (Fear of Missing Out).
Tidak bisa dipungkiri, terkadang juga akan ada momen yang membuat investor sangat ingin mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi lagi. Hal ini karena pada dasarnya, manusia seringkali sulit merasa puas dan selalu ingin mendapatkan yang lebih.
“Untuk itu, saya sarankan investor saham untuk memiliki trading plan, kedisiplinan kapan harus masuk dan keluar market, serta mengelola modal dan risiko dengan bijak. Jurnal investasi akan membantu kita mengevaluasi saham yang pernah kita investasikan,” jelasnya.
Terkadang saat memegang saham yang harganya terus merangkak naik, kedisiplinan investor pun diuji. Emosi ketakutan (fear) dan keserakahan (greed) memainkan peranan besar dalam pengambilan keputusan investasi saham, terutama saat menginginkan keuntungan dalam jumlah besar di waktu yang singkat.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, serta hasil diskusi dengan para trader dan komunitas trader, Direktur IT & Online trading MNC Sekuritas Fifi Virgantria menyampaikan, rasa takut dan serakah harus dapat dikendalikan, sehingga investasi saham berjalan dengan maksimal.
( )
Rasa takut itu wajar. Namun, kata dia, yang terpenting adalah bagaimana kita mengontrol ketakutan kita supaya tidak berlebihan, sehingga tidak mendominasi keputusan saat berinvestasi saham.
“Rasa takut yang berlebihan justru akan menyebabkan takut menghadapi risiko, sehingga kita melewatkan banyak peluang yang baik. Sikap ragu-ragu membuat kita terlalu lama mengambil keputusan, padahal eksekusi di dunia saham harus cepat supaya momentum masih ada di genggaman,” kata Fifi.
Selain rasa takut, investor saham juga wajib waspada terhadap rasa serakah. Kadang harga saham sudah melambung, investor malah makin terpacu untuk ikut membeli karena FOMO (Fear of Missing Out).
Tidak bisa dipungkiri, terkadang juga akan ada momen yang membuat investor sangat ingin mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi lagi. Hal ini karena pada dasarnya, manusia seringkali sulit merasa puas dan selalu ingin mendapatkan yang lebih.
“Untuk itu, saya sarankan investor saham untuk memiliki trading plan, kedisiplinan kapan harus masuk dan keluar market, serta mengelola modal dan risiko dengan bijak. Jurnal investasi akan membantu kita mengevaluasi saham yang pernah kita investasikan,” jelasnya.
tulis komentar anda