Kominfo Bantu Startup yang Terjebak di Level Menengah
Selasa, 03 November 2020 - 22:32 WIB
JAKARTA - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pihaknya siap mendukung startup segmen menengah dalam program Next Indonesia Unicorn (NextICorn). Program tersebut merupakan business matching yang mempertemukan calon investor dan pemilik startup. ( Baca juga:Kominfo Ikut Gaungkan Pentingnya UU Cipta Kerja )
"Kami akan membantu startup menengah yang sulit naik kelas atau terjebak dalam level menengah. Nanti dipertemukan dengan calon investor dalam program NextIcorn," ujar Semuel dalam webinar dengan topik Inovasi Teknologi di Masa Pandemi yang digelar melalui platform Jumpa.id di Jakarta, Selasa (3/11/2020).
Selain itu Kominfo juga mengadakan Startup Studio Indonesia sebagai program intensif bagi early-stage startup demi mengakselerasi skala bisnisnya. Hal ini bukti komitmen pemerintah untuk memperbaiki ekosistem ekonomi digital, mempermudah sumber pendanaan, mentoring, mempermudah ekosistem kerja sama dengan lembaga investasi dunia, serta birokrasi dan regulasi yang kondusif.
"Kami juga menyiapkan SDM digital melalui program Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy. Serta siapkan startup yang dapat menjadi rumah bagi para talenta digital tersebut," ujarnya.
Dia juga mengatakan pemerintah tengah meyusun Peta Jalan Indonesia Digital Nation untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia. Peta jalan tersebut demi upaya penyediaan infrastruktur, pembuatan aplikasi, menyiapkan regulasi, melakukan pengendalian, dan pengadopsian teknologi pendukung untuk mempercepat transformasi digital.
"Pembuatan peta jalan ini sangat penting untuk mendukung transformasi digital di Indonesia," ungkap Semuel.
Direktur PT Jumpa Daring Indonesia Rudi Bustanil Wijawa mengatakan, pihaknya siap mendukung infrastruktur digital, khususnya kebutuhan platform konferensi video. Menurutnya saat ini ada kebutuhan mendesak di Indonesia karena infrastruktur internet belum menjangkau secara luas dan merata. Akibatnya banyak orang yang harus menggunakan ponsel untuk melakukan konferensi video.
"Bila menggunakan paket data biasanya kuotanya akan cepat habis karena bandwith yang dibutuhkan besar. Dengan menggunakan Jumpa.id akan menghemat 80% kuota data, karena bandwith yang dibutuhkan kecil," ujar Rudi dalam kesempatan sama.
Dia menyebutkan, masyarakat membutuhkan platform video konferensi yang lebih hemat kuota. Dalam melakukan konferensi video atau webinar melalui Jumpa.id hanya membutuhkan kurang lebih 128 Kbps. Jumlah ini dinilai lebih rendah dibandingkan kebutuhan bandwitch dari platform lainnya, yang membutuhkan bandwitch 800 Kbps hingga 1 Mbps.
"Kami akan membantu startup menengah yang sulit naik kelas atau terjebak dalam level menengah. Nanti dipertemukan dengan calon investor dalam program NextIcorn," ujar Semuel dalam webinar dengan topik Inovasi Teknologi di Masa Pandemi yang digelar melalui platform Jumpa.id di Jakarta, Selasa (3/11/2020).
Selain itu Kominfo juga mengadakan Startup Studio Indonesia sebagai program intensif bagi early-stage startup demi mengakselerasi skala bisnisnya. Hal ini bukti komitmen pemerintah untuk memperbaiki ekosistem ekonomi digital, mempermudah sumber pendanaan, mentoring, mempermudah ekosistem kerja sama dengan lembaga investasi dunia, serta birokrasi dan regulasi yang kondusif.
"Kami juga menyiapkan SDM digital melalui program Digital Talent Scholarship dan Digital Leadership Academy. Serta siapkan startup yang dapat menjadi rumah bagi para talenta digital tersebut," ujarnya.
Dia juga mengatakan pemerintah tengah meyusun Peta Jalan Indonesia Digital Nation untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia. Peta jalan tersebut demi upaya penyediaan infrastruktur, pembuatan aplikasi, menyiapkan regulasi, melakukan pengendalian, dan pengadopsian teknologi pendukung untuk mempercepat transformasi digital.
"Pembuatan peta jalan ini sangat penting untuk mendukung transformasi digital di Indonesia," ungkap Semuel.
Direktur PT Jumpa Daring Indonesia Rudi Bustanil Wijawa mengatakan, pihaknya siap mendukung infrastruktur digital, khususnya kebutuhan platform konferensi video. Menurutnya saat ini ada kebutuhan mendesak di Indonesia karena infrastruktur internet belum menjangkau secara luas dan merata. Akibatnya banyak orang yang harus menggunakan ponsel untuk melakukan konferensi video.
"Bila menggunakan paket data biasanya kuotanya akan cepat habis karena bandwith yang dibutuhkan besar. Dengan menggunakan Jumpa.id akan menghemat 80% kuota data, karena bandwith yang dibutuhkan kecil," ujar Rudi dalam kesempatan sama.
Dia menyebutkan, masyarakat membutuhkan platform video konferensi yang lebih hemat kuota. Dalam melakukan konferensi video atau webinar melalui Jumpa.id hanya membutuhkan kurang lebih 128 Kbps. Jumlah ini dinilai lebih rendah dibandingkan kebutuhan bandwitch dari platform lainnya, yang membutuhkan bandwitch 800 Kbps hingga 1 Mbps.
tulis komentar anda